BAB 3

173 24 0
                                    

Hihi saya di belakang mu
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Frostfire dan supra yang baru saja datang langsung di bikin diam dengan nafas tercekat. Keadaan di tempat itu begitu ramai dengan warga lain dan beberapa polisi yang mengevakuasi tempat kejadian.

Di depan mereka sudah ada gentar yang diam dengan pandangan kosong dan sori yang menangis tersedu sedu. Dan ada tubuh seseorang yang sangat familiar terbaring dengan berlumuran darah!

"Gentar supra! "

"Glacier..." frostfire Ingin menangis melihat kondisi glacier yang sangat mengerikan. Kondisi nya seram sekali, entah bagaimana linggis itu bisa menembus dada glacier, serta tangan kanan glacier yang sudah terpotong dan entah kemana potongan tangan glacier.

Kemudian seorang pria tua mendekati frostfire. "Apakah kalian saudara nya?" tanya seorang pria kepada mereka.

"Iya Pak, kita kakak mereka. " Jawab frostfire sedangkan supra sibuk menenangkan kedua adik nya.

"Dan apakah mayat ini saudara mu juga?"

"Iya Pak. "

"Jadi tadi saya menemukan seorang laki laki yang sudah terbaring yang kondisi nya sudah tak bernyawa. Setelah itu saya panggil warga yang lain untuk menolong saya, kemudian kedua adik nya datang dan mereka langsung terpukul melihat kakak mereka sudah kehilangan nyawa. " jelas pria tua itu.

Frostfire terdiam. Sekarang dia benar benar terpukul mendapati adik nya sudah tewas dengan mengenaskan. "Maafin gue glacier... Seharusnya gue ikut lo pergi agar kejadian ini gak terjadi... " gumam frostfire.

"Frostfire!! Supra!!" tiba tiba seseorang memanggil mereka dengan suara yang tidak asing bagi mereka. Orang itu gempa dan gempa bersama dengan halilintar dan ice.

Gempa langsung terkejut melihat keadaan glacier yang menyedihkan. "G-glacy..." gempa sangat sesak melihat orang yang sangat percayai sudah pergi dahulu. Terutama glacier itu orang yang paling dekat dengan gempa dari pada saudara nya gempa.

"Gentar..." halilintar memegang pundak gentar.

Merasa pundak nya di sentuh oleh seseorang dari belakang, gentar pun langsung menoleh ke belakang dan mendongak. Setelah melihat wajah yang tak asing bagi nya, gentar langsung berdiri dan memeluk halilintar sambil menangis.

Halilintar ikut merasakan sedih dari gentar, halilintar pun langsung menepuk-nepuk punggung gentar dengan lembut agar gentar menjadi lebih tenang.

"Gempa.... Gue udah gagal jadi abang... " ucap frostfire dengan suara tercekat. Mendengar hal itu pun, gempa langsung menarik frostfire ke dalam pelukan nya untuk menenangkan frostfire.

"Gue gak bisa ngelindungin adik gue sendiri gem... Gue udah gagal.. " imbuh frostfire.

"Engga lo gak boleh ngomong kaya gitu, ini sudah takdir. " jawab gempa sembari mengeratkan pelukan nya.

Di sisi lain, ice malah berbincang dengan pria tadi. Bukan, ice bukan tidak peduli dengan glacier. Hanya saja ia mencoba agar lebih tenang. Tentang sedih, tentu saja ice sangat sedih melihat orang yang sering ia ajak tidur bareng di UKS sekolah tiba tiba pergi dari dunia. Hanya saja ice menyembunyikan kesedihan nya dan memilih untuk bertanya tanya.

Ice mengangguk mengerti setelah mendengar penjelasan dari pria yang tadi. Kemudian ice mengamati sekeliling nya. Kemudian ice samar samar melihat sesuatu di balik tiang. Mata ice memincing untuk melihat lebih jelas. Setelah di amati baik baik, ice dapat melihat dengan jelas bahwa sesuatu itu ternyata sebuah balon merah yang terikat dengan  tiang.

Killer clown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang