BAB 14

92 14 1
                                    


"Sometimes someone who laughs more is someone who cries more"



















_

_____


Gempa merasa hidup nya sudah tak menyenangkan lagi. Setelah teror dari badut itu yang membuat nyawa adik dan sahabat nya melayang, gempa selalu di selimuti rasa takut setiap malam. Ia takut jika adik nya menjadi korban nya lagi, gempa takut kehilangan semuanya...

Mendengar kabar solar mau membunuh dirinya sendiri, gempa semakin depresi. Pikiran nya berkecamuk. Ia tak bisa berpikir dengan jernih sekarang.

Tapi karena gempa tak mau membuat adik adik nya khawatir, gempa masih mencoba untuk tegar. Gempa menghapus seluruh air matanya dan bersikap dewasa seperti biasanya.

Gempa keluar dari ruangan rawat solar dan kemudian berpapasan dengan Taufan yang barusan dari kamar mandi. Terlihat mata Taufan sembab yang berarti laki-laki tersebut habis menangis.

"Eh Halo bang? S-solar keadaan nya gimana?" Tanya  taufan yang mencoba untuk ceria seperti biasanya. "Lintar di dalam gak?"

Melihat taufan yang berusaha menutupi kesedihan nya, gempa merasa prihatin. Taufan tak pernah menangis di hadapan orang lain, Taufan lebih sering menangis dengan cara sembunyi sembunyi karena Taufan tak mau terlihat menyedihkan.

Sejak kecil Taufan dan halilintar lah yang tak pernah menangis. Apapun yang terjadi Taufan akan menghadapi semuanya dengan tersenyum sementara halilintar hanya bersikap datar. Saat di marahi oleh ibu dan ayah mereka saja Taufan hanya menunduk dan kemudian minta maaf sambil tersenyum.

Bahkan saat Thorn di makamkan, Taufan terlihat tidak menangis. Ia hanya diam dengan tatapan sayunya. Sudah jelas bahwa Taufan menangis di suatu tempat yang sepi.

"Taufan... " Gempa memanggil nama Taufan dengan lembut.

Taufan menatap gempa sambil tersenyum. "Ah kenapa bang? Haha."

"Jangan di pendem sendirian. kalau lo punya masalah, jangan di pendem sendirian nanti lo bakal ngerasa sesak sendirian." Tutur gempa yang membuat Taufan terkejut dan bingung.

"Gue tau sikap lo yang ceria itu cuma pura pura aja. Terkadang orang yang sering tersenyum di depan orang lain selalu menangis di tempat yang sepi agar orang lain gak khawatir. " lanjut gempa.

Taufan terdiam mendengar kan gempa berbicara lanjut. "Setidaknya lo curhat sedikit biar lo gak nanggung semuanya sendirian. sekarang lo boleh nangis di depan gue, gue gak masalah. Gak papa terlihat menyedihkan, setidaknya ada orang lain yang mau dengerin lo."

"Bang... " Taufan mengigit bibirnya, air matanya terbendung.

Gempa menyentuh kedua pundak Taufan lalu menatap Taufan. "Jangan di tahan... "

"Ah sialan...!" Taufan menangis, ia menutupi kedua mata nya dengan telapak tangan nya.

Gempa menepuk-nepuk pundak Taufan. "Nangis aja sepuas lo. Menangis bukan berarti kita lemah tapi karena kita sudah terlalu lelah... "

Kemudian, gempa pun memeluk Taufan dengan erat dan menangis bersama nya.


"menyedihkan sekali hihi~"


☘︎☘︎☘︎☘︎☘︎☘︎

"Fang, anter aku yuk."

"Kemana??"

"Ke suatu tempat yang menyenangkan hihi."

Killer clown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang