BAB 13

101 14 0
                                    

~happy reading~














_____

Azkaban duri alfinsyah. Lahir pada tanggal 5 februari 2000, wafat pada tanggal 21 September 2018.

Thorn telah meninggal dunia. Pemakaman nya di lakukan di siang hari. Pemakaman berjalan dengan lancar tanpa kendala apapun.

Saat ini Di pemakaman, sopan, blaze dan sori menangis dengan keras karena belum merelakan Thorn meninggal.

Ice, gempa, Taufan, dan lainnya hanya bisa diam dengan wajah sedih. Tentu saja mereka juga belum ikhlas atas kematian Thorn.

Sementara itu halilintar yang nampak biasa saja dan bersikap judes dan galak seperti biasa. Di pemakaman ia hanya diam dan bersikap biasa saja seolah olah tidak peduli dengan apapun.

Ice sangat sedih melihat blaze yang sekarang. Setelah menangis, blaze malah melamun di bawah pohon.

"Blaze..."

"Blaze!" frostfire memanggil blaze dengan keras agar blaze berhenti melamun.

"Jangan melamun di kuburan." tegur ice namun blaze tak peduli dengan teguran nya.

Ice menghela nafas lalu menatap frostfire."supra sama gentar dimana?" tanya ice.

"Kan gue udah bilang kalau mereka lagi jagain solar di rumah sakit." jawab frostfire.

"Ah iya, maaf... Gue lupa."

"Kita boleh sedih tapi jangan kaya gini terus. Thorn pasti udah bahagia di sisi Tuhan sekarang." tutur frostfire. "Tapi kalau lo ingin nangis, lo nangis aja sekarang. Luapkan emosi lo, jangan di tahan."

Ice menatap frostfire, ia menghela nafas lalu ia jongkok dan menutupi wajah nya dengan lengan nya kemudian ice menangis dengan suara yang lirih.

Frostfire terdiam. Pertama kali ia melihat ice yang menangis seperti itu.

Ice juga manusia. Walaupun dia pendiam, dia tetap bisa menangis.

"Halilintar, lo ga sedih?" tanya ying ke halilintar yang bersikap cuek.

"Mana mungkin."

"Tapi kenapa lo gak nangis?" tanya ying lagi.

"Kalau gue nangis itu gak akan bisa hidupin Thorn lagi." jawab halilintar dan berpindah tempat ke dekat Taufan.

Ying menatap halilintar dengan sendu. Sebenarnya dari tadi ying melihat tangan halilintar bergetar. Sudah jelas bahwa halilintar sangat sedih namun ia menyembunyikan kesedihan nya dengan bersikap biasa saja.

"Lin, kenapa hal ini terjadi sama kita?" tanya Taufan dengan pandangan lurus ke makam Thorn. Tatapan Taufan benar benar sayu. Mungkin sekarang Taufan tidak menangis tetapi  sebelum pemakaman , Taufan menangis tersedu sesuatu di kamar nya.

Halilintar tak menjawab. Taufan menghela nafas panjang kemudian terkekeh. "Emang nya kita gak boleh hidup bahagia? Menjalani kehidupan yang normal seperti biasanya.."

"Awalnya glacier lalu Thorn... Sudah dua orang yang menjadi korban badut itu. Ah engga, ada sopan, solar, supra, dan blaze yang jadi korban saja. Untung nya mereka masih hidup..."

"Itu semua karena badut itu... "

Taufan tertawa kecil. "Taufan" halilintar memanggil Taufan agar kewarasan Taufan tetap ada. Halilintar tau, jika Taufan  menyimpan rasa dendam yang dalam kepada sesuatu, Taufan akan melakukan hal gila dan lebih gila dari perbuatan solar tempo lalu.

"Hm."

"Sadar. Jangan berpikir buat balas dendam. Kalau lo begitu sama aja lo nyerahin nyawa lo ke badut itu." tutur halilintar.

Killer clown Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang