-Happy Reading-
Sang surya mulai menyingsingkan sinarnya. Menggantikan malam dengan langit gelapanya. Janu tampak masih tertidur pulas di tepi ranjang, di samping putranya yang terbaring lemas.
Setelah bertengkar dengan istrinya dia memutuskan untuk menitipkan bayi itu kepada perawat dan di sini dia sekarang, bjir menemani kedua putranya.
Janu sempat marah besar saat memasuki ruang inap Rasen, laki-laki itu marah karena melihat kedua anaknya menangis sendirian.
Ternyata, semalam si kecil Rasen terbangun karna mendengar bentakan mamanya dan mendengar tangisan kakaknya.
Di seberang mereka berdua, Dava tampak mulai menggeliatkan badannya. Rupanya, si sulung Kalandra itu telah terbangun dari tidurnya.
Beranjak dari tempatnya tertidur, Dava menghampiri sang ayah dan menggoyangkan badan ayahnya guna membangunkannya.
"Papa, bangun," ucapnya dengan suara seraknya efek baru bangun tidur.
Janu yang mulai terusik dengan pergerakan putranya hanya bergumam pelan, ia menoleh ke arah samping mendapati anaknya berdiri disana.
"Sudah bangun?" Suara berat itu menyapa telinga Dava, suara yang selalu menjadi suara favoritnya.
"Hu'um." Singkat, itulah Dava.
Janu pun beranjak, berniat membelikan makanan untuk anak-anaknya. Namun, dia kembali teringat anaknya yang lain. Iya, putra ketiganya. Hardian Chandra. Bayi yang ia tolong dan di angkat anak olehnya.
"Hmm... Dava," panggil Janu pada Dava yang sedang membereskan selimutnya.
"Iya, pa," sahut anak itu.
"Ikut papa yuk. Kita temui seseorang."
"Siapa? Mama? Dava masih ga mau ketemu mama, Pa," jawabnya dengan nada yang terdengar lesu.
"Tidak, bukan mama. Adik baru."
"Maksud papa?"
"Nanti papa jelaskan, sekarang kita temuin dia dulu ya? Mumpung adek kamu lagi tidur," jelas Janu pada Dava yang mengira jika dia akan di ajak bertemu dengan Hana.
"Oke deh."
Setelah memastikan si bungsu masih tertidur lelap dan nyaman, Janu serta putra sulungnya meninggalkan ruangan itu dengan Rasen yang masih pulas dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULAN MATAHARI
Fiksi Umum[𝘽𝙐𝙆𝘼𝙉 𝘽 𝙓 𝘽‼️] Bahkan, untuk kehidupan yang lain Hardian masih berdoa untuk hal yang sama. Rumah, keluarga dan kehidupan yang ia mau. "Entah dikehidupan yang mana, Abang selalu berdoa untuk akhir seperti cerita ini." 07 February 2024