Berlalu

9 0 0
                                    

Tak selang beberapa lama amaryn mulai membuka matanya, mendapati tangannya yang hangat karena digengam oleh seseorang.

Amaryn hanya diam tak melakukan pergerakan apa pun, hanya matanya yang terbuka menjelajahi seluruh ruangan tempatnya berbaring saat ini.

Tio datang membawa seember air dan sebuah kain, berniat untuk sekedar mencuci wajah kakaknya. Dia kaget sekaligus senang melihat amaryn yang sudah sadar.

"kapan kau bangun, kenapa tidak memanggil" ucap tio

"pelankan suara mu, dia sedang tertidur"bisik amaryn serak

Tak lama terdapat pergerakan dari orang yang dimaksut amaryn. Dia bangun dari tidurnya dan mendapati amaryn dan tio yang menatapnya.

"maafkan aku" ucapnya kecil dan serak khas bangun tidur

"kalian berdua minumlah" ucap tio dan menyodorkan dua gelas air putih untuk mereka

"aku tidak bisa" ucap amaryn kecil

"kenapa? Tenggorokan mu sakit?" tanya miquel khawatir

"tangan ku penuh untuk sekedar mengambil gelas itu" ucap amaryn dengan senyum tipisnya

"eh maaf, aku lupa. Terlalu nyaman saat mengengam tangan mu" ucap miquel dengan senyumnya

Itu sukses membuat amaryn menjadi salah tingkah dan hanya tersenyum lebar.

"aku rasa aku harus pergi, sebelum mengacaukan suasana romantis ini" ucap tio, setelahnya meletakkan baskom yang berisi air tersebut dan pergi

"maafkan mochi, dia memang suka berbicara hal hal aneh" ucap amaryn

"tidak aneh, aku menyukai perilaku nya" ucap miquel dengan kekehan kecil, sedangkan amaryn hanya geleng geleng kepala

"oh iya, kenapa kalian memanggil tio dengan sebutan mochi?" tanya miquel tiba tiba

"sebenarnya tidak ada yang special, karena pipi nya dulu kecil sangat bulat, jadi aku dan kakak ku memanggilnya mochi" ucap amaryn

"ouh" ucap miquel kecil

"miquel" panggil tiba tiba nelson saat dia tiba dikamar amaryn

"iya nelson" jawab miquel

"menginaplah untuk malam ini, kau bisa tidur dengan tio, hari sudah sangat larut" ucap nelson kemudian

"tidak apa, aku akan pulang, lagi pula jarak muertos tidak sejauh itu" ucap miquel

"menginaplah" ucap amaryn kemudian

"betul, bukan masalah jarak, namun ini sudah sangat malam, akan berbahaya jika kau pulang sekarang" ucap nelson kemudian

"baik, aku akan menginap" ucapan miquel sukes membuat amaryn tersenyum lebar

"baik, aku tinggal ya" ucap nelson lalu pergi

Setelah kepergian nelson,
"miquel, bagaimana kabar Pablo?" tanya amaryn

"lukanya cukup parah" ucap miquel

"kenapa mereka begitu jahat? Apakah ada masalah antara muertos dan fiesta?" tanya amaryn lagi

"awalnya hubungan kami baik, bahkan sangat baik" ucap miquel

"apa yang terjadi?" tanya amaryn

"semua berubah saat salah satu member fiesta membuat lily kehilangan sahabat perempuan satu satunya dimuertos" ucap miquel menjeda seraya menerawang jauh

"lily memiliki sahabat perempuan seumuran mu, sebelum itu lily sebenarnya memiliki hubungan dengan salah satu member fiesta yang bernama weko, dia wakil ketua fiesta" ucap miquel kembali lalu diam sejenak

"ada apa?" tanya amaryn

"semuanya hancur ketika sahabat lily yang bernama vanila mengaku dihamili oleh weko, yang dimana saat itu dia juga sudah bertunangan dengan Rolando" ucap miquel lalu memejamkan matanya sejenak

"Rolando? Daddy lily?" tanya amaryn

Pertanyaan itu membuat miquel sedikit terkekeh,
"Rolando dipanggil daddy oleh lily karena keposesifannya terhadap lily" ucap miquel kemudian, amaryn sendiri hanya mengangguk nganguk

"sejak kabar itu menyebar, pernikahan antar Rolando dan vanilla batal total. Sedangkan sudah direncanakan oleh kepala desa, vanilla akan menikah dengan weko. Vanilla sendiri mengalami depresi hingga akhirnya.." ucapan miquel mengantung

"kenapa, apa yang terjadi?" tanya amaryn cemas

"vanilla bunuh diri dihadapan kami semua di hari pernikahannya" ucap miquel yang terlihat sedikit sedih

Amaryn kaget dan hanya bisa menutup mulutnya, matanya berlinang air mata hendak menetes.
"heyy, kenapa, tidak apa ryn" ucap miquel panik

"aku hanya tidak menyangka, akan seperti itu" ucap amaryn sendu

"semua sudah terjadi, dan sejak itu Rolando sangat membenci fiesta terutama weko, lily sendiri hanya bisa menangis apa bila berpas pasan dengan kelompok fiesta" ucap miquel

"lily yang malang" ucap lirih amaryn

"weko sendiri berusaha menemui lily, entah apa yang sudah dia katakan kepada lily, lily sempat mengamuk saat itu, berteriak bahwa weko tidak bersalah atas kematian vanilla dan lain sebagainya" ucap miquel

"tapi, tadi lily terlihat memberikan tatapan marah kepada weko" ucap amaryn

"tentu dia marah, weko menyakiti kakak kandung lily" ucap miquel

"ouh maksutmu Pablo" ucap amaryn, miquel mengangguk

"ryn, jika aku boleh tau, apa yang kau lakukan dengan Pablo dipadang rumput tadi, berdua?" tanya miquel, amaryn memandang miquel lama dengan pandangan bertanya

"maaf jika terdengar lancang, kau tidak perlu menjawabnya, lupakan saja" ucap miquel nampak salah tingkah

"dia mengajak ku keluar, dan mengungkapkan perasaannya" ucap amaryn

"mengungkapkan perasaan?" tanya miquel, amaryn mengangguk kecil

"lalu.. apa jawaban mu?" tanya miquel penuh harap

Amaryn menoleh kearah miquel, menatap matanya dalam.
"aku tidak bisa, aku menyukai orang lain" ucap amaryn

Perasaan miquel campur aduk, dia lega karena amaryn tidak menerima Pablo. Dia juga cemas, jika amaryn menyukai orang lain. Saat ini juga miquel hanya terdiam tak berkutik apa pun, hanya ikut menatap mata amaryn dalam.

"hari sudah larut, lebih baik kalian beristirahat sebelum ada hantu yang menghasut kalian untuk berbuat macam macam" ucap tio yang tiba tiba datang, sontak membuat pandangan kedua orang itu menjadi putus

"jaga bicara mu mochi" ucap amaryn

"santai ryn, aku bercanda, tetapi untuk menyuruh kalian istirahat, aku tidak bercanda. Besok ada rapat yang harus kita hadiri, jadi kalian harus beristirahat dengan cukup" ucap tio lagi

"baik" ucap miquel dan setelahnya tio pun pergi

"selamat malam amaryn, aku harap kau bisa beristirahat dengan nyenyak" ucap miquel dengan senyumnya

Amaryn hanyamengangguk sembari tersenyum lebar, tak bisa berkata kata, kala senyum miquelmemenuhi hatinya.

Brutal Hardcore (Miquel&Amaryn) - {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang