Hari esok

3 0 0
                                    


Di mushroom, nelson dan tio tidak menemukan keberadaan amaryn dimana pun. Mereka sampai hendak melaporkan itu kepada kepala desa.

Namun saat mereka dalam perjalanan, mereka bertemu pepeto dan Rolando didalam perjalanan menuju mushroom.

"nelson, kebetulan sekali" ucap pepeto

"pepeto, adik ku menghilang, aku tak tau apakah sedari pagi atau semalam" ucap nelson panik

"tenang teman, adik mu ada di muertos" ucap Rolando

"hah?" tanya tio memastikan

"amaryn di muertos, sedang bersama lily" ucap pepeto

"oh Tuhan syukurlah, aku pikir dia di culik" ucap nelson lega

"tenang saja, dia sedang membantu lily untuk memasak ku rasa, aku sekarang dalam perjalanan juga untuk memanggil kalian dan mengajak kalian ke muertos, ayo" ucap pepeto

Setelahnya mereka berempat pun berjalan menuju muertos, pepeto menjelaskan kapan dia bertemu amaryn dan cerita lengkap lainnya.

Sesampainya mereka ke muertos,

"amaryn" panggil nelson saat melihat adiknya tertawa bersama lily, nelson menghampiri adiknya itu

"kakak" ucap amaryn kecil

"bagaimana kau bisa seceroboh itu, keluar tanpa mengabari kami, malam malam pula, jika suatu hal buruk terjadi, kau ingin kami gila? Hah? Jawab aku hey!" ucap nelson setengah membentak

"maafkan aku" ucap amaryn sembari menunduk

"maaf kak nelson, aku yang menghubungi amaryn untuk menemaniku" bohong lily

"tidak, aku keluar karena keinginan ku" bela amaryn

"kalian berdua benar benar ya, saling berbohong untuk melindungi satu sama lain" ucap pepeto menghampiri mereka

"coba jelaskan cerita sebenarnya" ucap nelson lagi

"aku keluar untuk mencari udara segar, lalu aku tersesat dan menemukan lily" ucap amaryn

"amaryn, kau adik ku, aku tau sesuatu yang tak beres terjadi" ucap nelson lagi

"kita bicara dirumah saja nelson, tak enak menganggu waktu sarapan keluarga muertos" ucap tio, nelson pun mengangguk kecil

"ikutlah bersama kami, amaryn juga membantu lily untuk memasak tadi" ucap pepeto

"bagaimana nelson" tanya tio, nelson mengangguk

////

Setelah sarapan, nelson mulai mengobrol dengan anggota keluarga muertos yang lain. Dan saat semua orang sibuk dengan pekerjaannya dan tersisa miquel dihadapan nelson.

"nelson, aku ingin meminta izin" ucap miquel

"ada apa" tanya nelson

"aku ingin membangun rumah untuk amaryn disini, tidak disini, namun disekitar daerah sini, apakah boleh?" ucap miquel

Nelson diam dan berpikir serius,
"boleh boleh saja, itu bisa digunakan dia saat ingin menginap disini. Tapi, apa keluarga muertos yang lain menyetujuinya?" ucap nelson pada akhirnya

"tentu, aku yang akan berbicara kepada mereka" ucap miquel

"baik, terserah mu saja miquel, selama itu bukan hal yang buruk, aku izinkan" ucap nelson

"dan nelson, satu hal lagi" ucap miquel

"ada apa" tanya nelson

"aku ingin mendekati adikmu" ucap miquel

"wow, aku terkejut kau bisa bilang pada ku secara langsung" ucap nelson

"aku serius, ingin mendekatinya" ucap miquel

"kau tau? Aku tidak masalah akan hal itu. Lagi pula aku tidak bisa menahan amaryn agar tetap bersama ku. Selama amaryn senang, aku juga senang, dan biarkan itu menjadi keputusan amaryn saja" ucap nelson lagi, miquel mengangguk

"aku hanya meminta izin mu terlebih dahulu, barulah mencoba untuk mendekatinya" ucap miquel, nelson pun tersenyum kecil dan mengangguk ngangguk kecil

"nelson" panggil tio yang menghampiri mereka

"ada apa" tanya nelson

"bobi memanggil, kita harus kembali" ucap tio lagi

"kakak, aku ingin disini, bermain dengan lily saja" ucap amaryn yang menghampiri mereka dengan berlari kecil

"apa maksut mu, kau harus ikut kami" ucap tio

"mochii, ayolahhhh, aku ingin bermain dengan lily" rengek amaryn

"biarkan saja mochi, ayo kita kembali, amaryn kau harus menjaga perilakumu disini, miquel aku titip amaryn" ucap nelson

"pasti aku akan menjaganya" ucap miquel, amaryn hanya menyembunyikan senyumnya

"kau dengar tidakk" ucap nelson pada amaryn, amaryn mengangguk dengan bersemangat dan tersenyum lebar kearah amaryn

"aku pergi dulu, dan terima kasih atas sarapan hari ini miquel, sampaikan pada keluarga yang lain ya, aku tidak bisa berlama lama" ucap nelson lalu miquel mengangguk, dan mereka pun pergi

Amaryn teringat sesuatu lalu menyusul nelson dengan lari kecilnya.
"kakak" panggil amaryn, nelson berhenti

"kakak, apa pun yang akan terjadi, aku harap kakak bisa bijak dalam mengambil keputusan, aku menyayangi kakak dan mochii, dadahh" ucap amaryn lalu mengecup pipi nelson singkat dan berlalu dari sana

Nelson sadar, adiknya pasti mengetahui kejadian semalam, itu yang membuat dia gegabah dan pergi ke muertos malam malam seperti itu.

"ayo mochii" ucap nelson lalu mengajak tio untuk melanjutkan perjalanan mereka

Kembali ke tempat amaryn, saat ia tiba ia merasakan aura panas dari beberapa orang yang sedang berkumpul itu.

"ada apa ini" ucap amaryn kecil

"ah tidak, mereka hanya berdebat hal kecil" ucap pepeto

"kau menyusul lily saja, dia sedang di taman belakang" ucap Rolando, amaryn mengangguk lalu pergi dari sana

Yang tidak diketahui amaryn adalah,,,

"kalian sudah besar, Pablo jaga emosi mu" ucap Rolando

"apa maksut mu mengajak amaryn untuk membuat rumah bersama" ucap Pablo

"ayolah, aku hanya ingin membuat rumah saja, untuk dia sewaktu waktu berteduh jika disini" ucap miquel membalas

"kau sudah izin nelson?" tanya pepeto

"sudah, dia bahkan terang terang mengungkapkan bahwa dia ingin mendekati amaryn" ucap Pablo

"apakah itu hal yang jahat? Ada apa Pablo, kenapa kau terlihat sangat marah" ucap miquel

Pablo diam, lalu tanpa berkata apa pun dia hanya berjalan lurus dan pergi dari sana.

"mungkin Pablo khawatir semata" ucap pepeto

"bubar, kembali keurusan kalian masing masing" ucap Rolando, setelahnya semuanya pergi untukmelakukan urusan mereka masing masing

Brutal Hardcore (Miquel&Amaryn) - {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang