Muertos

4 0 0
                                    


Sepanjang perjalanan, lily menangis dalam diam, air matanya tak berhenti turun namun ia tak mengeluarkan suara apa pun.

Saat tiba dimuertos, ia langsung berlali menuju rumahnya meninggalkan mereka berempat.

"kau menginap ditempat lily saja ya, dan kami minta tolong untuk tenangkan dia" ucap miquel kepada amaryn. Amaryn mengangguk lalu pergi menyusul lily.

Setibanya dirumah lily, amaryn bisa melihat lily yang sedang menangis sambil memeluk sebuah boneka besar miliknya.

"hey tenang, semua akan baik baik saja" ucap amaryn menenangkan lily

"kakak sangat marah" lily berbicara ditengah tangisnya

"Pablo tak mungkin marah lama lama pada mu" ucap amaryn

Dan lily hanya mennagis kembali, hingga saat dia kelelahan, dia mulai tidur bersandar kepada amaryn. Amaryn membiarkannya untuk tiduk dipundak amaryn.

"kau akan merasa lelah jika terus begitu" suara berat itu menolehkan fokus amaryn dari ponselnya

"miquel" panggil amaryn kecil

Miquel menghampiri mereka dan memperbaiki letak posisi lily untuk tidur dengan benar. Amaryn sendiri dengan cepat berdiri agar tak menghalangi miquel.

Setelah itu miquel mengajak amaryn untuk berbicara diruang tengah saja, meninggalkan lily yang tertidur karena kelelahan menangis.

"sebenarnya ada apa" tanya miquel kepada amaryn

"aku tersesat" ucap amaryn ragu

"hey, kau tak bisa berbohong didepan ku, walaupun kau bisa membohongi Pablo, namun aku tak bisa kau bohongi" ucap miquel dengan senyum kecil

Amaryn hanya diam sembari mencoba untuk membuang wajahnya,
"bisakah kau lihat aku saat kita berbicara" ucap miquel dengan tangannya yang meraih dagu amaryn untuk menoleh kearahnya

"bisa" ucap amaryn sembari menatap dalam mata miquel

Miquel terpaku dan membalas tatapan mata amaryn dengan ekspresi yang susah dibaca.

"kau bisa melepaskan tangan mu miquel" ucap amaryn dengan kekehannya

"maaf" ucap miquel tanpa sadar mengalihkan pandangannya juga

"aku tidak benar benar tersesat miquel, aku diselamatkan weko waktu segerombolan orang hendak menggoda ku ditengah hutan tadi" ucap amaryn

"segerombolan orang?" tanya miquel

"iya, mereka terlihat sedang berburu" ucap amaryn

"orang fiesta, pantas saja" ucap miquel

"dan kenapa kau bisa disana sendirian" ucap miquel lagi

"aku hanya sedang berjalan jalan saja" ucap amaryn dan mengalihkan pandangannya lagi

"bohong, katakan sejujurnya dan tatap mata ku lagi amaryn" ucap miquel

Amaryn menarik nafas panjang lalu menatap miquel kembali,
"merindukan mu" ucap amaryn kecil

Amaryn bisa melihat pupil mata miquel membesar tanda ia kaget dengan jawaban amaryn. Setelahnya miquel terkekeh kecil

"aku tak bercanda amaryn" ucap miquel dengan kekehan kecilnya

"aku terlihat bercanda sekarang?" tanya amaryn dengan senyumnya

"ayolah ryn, jangan membuat ku gugup" ucap miquel

Amaryn tertawa kecil,
"aku tak berbohong, aku benar merindukan keluarga muertos, dan itu termasuk kamu kan" ucap amaryn lagi

"ohh keluarga muertos" ucap miquel, dan amaryn masih tersenyum lebar

"iyah" jawaban kecil amaryn membuat keduanya diam untuk sejenak

"ryn" setelah beberapa menit diam

"iya?" tanya amaryn penasaran

"apa kau mau jika aku mengajak mu untuk membuat rumah, disekitar muertos sini" ucap miquel kecil

"hah?" tanya amaryn memastikan

"membuat rumah untuk kau" ucap miquel lagi

"boleh, apakah tidak susah?" tanya amaryn lagi

"tidak, aku akan menyewa beberapa builder untuk membantu mu" ucap miquel, amaryn mengangguk kecil

"miquel" panggil amaryn kecil

"hem?" gumam miquel

"jaga dirimu ya, aku tak ingin kalian kenapa kenapa" ucap amaryn lagi

"hey tenang saja, aku merupakan salah satu kesatria disini, dan saat kau bersama ku, itu keputusan tepat" ucap miquel sambil tersenyum lebar

"bersama mu?" tanya amaryn

"iya, sekarang kan kau sedang bersama ku" ucap miquel lagi

Amaryn tersenyum kecil lalu kembali diam

"apa yang membuat mu tiba tiba berkata seperti itu ryn?" tanya miquel

"aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi" ucap amaryn

"apa itu?" tanya miquel

"entahlah" ucap amaryn

Saat miquel hendak bertanya kembali, amaryn berkata,
"hari sudah semakin larut, lebih baik kau kembali dan aku juga ingin tidur" ucapnya

Miquel mengangguk dan tersenyum kecil,
"mimpi indah, dan sampai berjumpa esok hari" ucap miquel sambil mengelus kepala amaryn dengan lembut. 

Semua pemandangan itudisaksikan oleh seseorang yang menggepalkan tangannya keras. Kepergian miquelmembuat ia juga pergi dari tempat itu.

Brutal Hardcore (Miquel&Amaryn) - {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang