Pemulihan?

5 0 0
                                    


Perang yang tak pernah bisa dihindarkan, hampir memakan banyak korban. Kondisi semakin rusuh, apa lagi miquel yang semakin meledak ledak untuk membantai muertos.

Bahkan suara kepala desa tak didengarkan oleh pihak mana pun, membuat sang kepala desa mau tak mau ikut melerai secara langsung.

Muertos yang menawan amaryn agar bisa mengembalikan miquel. Amaryn yang perlahan ingat karena diary yang ditulisnya.

Amaryn diancam oleh keluarga muertos untuk menghentikan miquel, tak ada satu pun anggota muertos yang menyerang balik miquel.

Amaryn yang tersesat dalam perang, hampir saja disakiti oleh kelompok fiesta yang membabi buta juga. Beruntung miquel tepat waktu menyelamatkannya, membawa amaryn menuju tempat aman.

"hey, kenapa kau ditengah perang, kakak mu akan marah" ucap miquel

Nelson sendiri bergabung ke dalam kubu ambatukam yang dimana saat itu posisinya nelson sudah berbaikan dengan miquel.

"miquel" sendu amaryn

"kamu inget aku?" tanya miquel , amaryn mengangguk kencang dengan tangis yang mulai terdengar

"aku sangat takut" ucap amaryn lagi

"ada apa heyy" ucap miquel

"keluarga mu menginginkan kau kembali, ku mohon hentikan perang ini dan kembali pada keluarga mu" ucap amaryn

"tidak, mereka sudah mengusir ku, bagaimana mereka ingin aku kembali" ucap miquel kecil

"mereka masih sayang pada mu miquel" ucap amaryn

"aku juga,, tapi ini berat untuk ku" ucap miquel lagi

"miquel, kembalilah" ucap amaryn dengan tangisan

"aku hanya ingin mereka meminta maaf ryn, mereka terlalu egois untuk meminta maaf pada ku. Sebelum mereka minta maaf, aku tak akan kembali" ucap miquel

"miquel" tangis amaryn pecah

"kenapa hey, aku baik baik saja diambatukam" ucap miquel lagi

"aku akan dibunuh jika tak membuat mu kembali pada keluarga mu, ku mohon, apa itu tak cukup kuat untuk membuat mu kembali" ucap amaryn

Miquel terdiam,, dia terkejut dengan perkataan amaryn. Dia tak menyangka dengan apa yang telah dilaporkan amaryn tentang keluarganya.

"aku akan mencoba berbicara dengan mereka" setelah mengucapkan itu miquel pun pergi meninggalkan amaryn yang masih menangis

Perang takada hentinya, pepeto menarik paksa miquel untuk berbicara berdua. Mereka tiba ditempat lily sedang berlindung dengan Pablo yang sedang diobati.

"mau mengusir ku lagi?" tanya miquel

"dengan kan dulu pepeto ingin berbicara" ucap lily

"miquel kembalilah kepada kami" ucap pepeto

Miquel terdiam, dia bahkan tak kuat untuk sekedar mengeluarkan kata kata.

"maafkan aku miquel" ucap Pablo kemudian

"maafkan aku juga miquel" ucap pepeto

"kenapa? Kenapa mengucapkan kalimat itu susah sekali untuk kalian. Sedandainya kalian mengucapkan kata kata itu sejak awal, ini tak akan menjadi separah ini" ucap miquel

"aku selalu mencari cara untuk berbicara kepada mu miquel, namun selalu gagal karena orang ambatukam" ucap pepeto frustasi

"aku juga minta maaf" ucap miquel kemudian

"kembalilah ya?" tanya pepeto, miquel mengangguk kecil

"tapi biarkan aku berbicara dengan amabatukam, bagaimana pun mereka yang menampung ku disana" ucap miquel

"miquel" panggil amaryn yang baru saja masuk kedalam ruangan itu

"hey, kau baik baik saja" ucap miquel, amaryn mengangguk

"aku tadi berbicara dengan kakak" ucap amaryn

"amaryn" pangil pepeto

"iya, ada apa?" tanya amaryn heran

Pepeto bukan menjawab, melainkan menatap miquel dengan pandangan anehnya.

"miquel, aku ingin setelah masalah ini, kalian segera menikah" putus pepeto pada akhirnya

"hah!" teriak amaryn dan miquel bersamaan

"aku terlalu muda untuk menikah pepetoo" ucap miquel lagi

"kakak akan membunuh ku, jika aku menikah diusia sekarang dan melangkahinya" ucap amaryn kecil

"kalian tidak ingin bersama?" tanya pepeto lagi

"ya kami sudah bersama sekarang" ucap miquel lagi

"dengan menikah, amaryn utuh menjadi milik mu, itu juga menghindari segala macam bentuk iri" ucap pepeto lagi

"pepeto aneh" umpat amaryn kecil

"huh yaudah, kalian pikirkan lagi, aku akan kembali keatas untuk menyelesaikan ini, kalian berbicara lah" ucap pepeto

Kepergian pepeto diikuti oleh lily maupun Pablo yang sudah diobati. Suasana menjadi sedikit tenang diantara miquel dan amaryn.

"kau terluka?" tanya amaryn

"tidak, hanya sedikit saja" ucap miquel

"biarkan aku mengobati mu" ucap amaryn, miquel mengangguk dan tersenyum kecil

Setelah amaryn membalut luka miquel, keduanya terdiam untuk beberapa waktu.

"kamu akhirnya ingat" ucap miquel memecahkan keheningan

"maafkan aku, aku melupakan mu begitu saja" ucap amaryn sendu

"tidak apa, aku senang kamu meningatku kembali" ucap miquel

"berjanjilah kamu akan terus mengingat ku" ucap miquel lagi, amaryn mengangguk seraya tersenyum kecil

"boleh aku memeluk mu?" tanya miquel, amaryn mengangguk lalu mendekat kearah miquel, memeluknya erat

"aku sungguh merindukan mu" ucap miquel dengan isak tangis kecil yang terdengar

"aku juga" ucap amaryn

Miquel melepas pelukan mereka, menatap amaryn dengan tatapan dalamnya.
"jangan pernah tinggalkan aku lagi, aku bahkan sangat sulit bertahan tanpa dirimu" ucap miquel, amaryn tersenyum kecil dan mengangguk

Saat mulai terbawa suasana, datang tio yang membuat keduanya melepaskan pelukan mereka.

"akan aku adukan kau kepada nelson amaryn setelah ini" ancam tio

"mochii kau jahat" rengek amaryn

"miquel kau dipanggilambatukam, muertos mengajukan perdamaian" ucap tio lagi, miquel menganggukdengan canggung

Brutal Hardcore (Miquel&Amaryn) - {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang