Tigapuluhsatu

702 17 0
                                    

Selamat Datang Di Duniaku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.

Selamat Membaca!

.

.

.

"Papah salahh paham pah" ujar Arun setelah memutus tatapannya pada Adit.

Broto menggelengkan kepala, "Enggak Run, anak ini memang keterlaluan. Seharusnya papah memilihkan Adit untuk kamu".

"Stop pah" kini Adit yang mengeluarkan suara.

Semua menjadi hening sementara. Tidak ada yang berani kembali membuka suara. Bio jangan tanyakan dia, sejak tadi hanya diam dan menundukan kepala.

"Begini saja, pernikahan kalian masih terlalu awal. Saya paham akan perasaan kalian, mungkin memang papah yang salah karena menjodohkan kalian" ujar Broto setelah merasa lebih tenang karena bagaimanapun hal ini harus diselesaikan dengan kepala dingin.

"Arun?" panggil Broto.

Arun melihat kearah Broto, "dalam rumah tangga suami adalah pemimpin. Jadi seharusnya Arun mengikuti apa kata suami. Sekarang papah mau tanya sama kamu Bio" ujar Broto.

Bio perlahan mengangkat kepalanya, "kenapa kamu diam aja? Kemana sikap tengil dan keras kepala kamu?" tanya Broto.

"Harusnya memang papah memaksa bang Adit bukan Bio" ujar Bio.

"Bi, udalah. Jangan jadi orang yang pecundang, lo laki-laki hadapin masalah lo" ujar Adit.

"Gue bukan lo bang".

"Gue gak berharap lo seperti gue. Jadi diri lo sendiri, tanggung jawab atas apa yang udah lo punya" jelas Adit.

Bio beralih menatap Broto, "Bio bakal kabulin permintaan cerai Arun, dengan syarat setelah itu bang Adit yang jadi suaminya" ujar Bio.

Arun langsung melihat ke arah samping kanannya tempat dimana Bio berada, "CUKUP BIO!".

Adit langsung meninggikan suaranya saat mendengar persyaratan yang Bio katakan, "Lo gak bisa berbuat sesuka hati lo. Arun itu bukan barang, yang lo bisa pindah kepemilikan sesuka lo".

"Gue tau dia bukan barang. Tapi ...".

Arun langsung menggengam tangan Bio, "pah, boleh Arun sama kak Bio ngobrol berdua sebentar?" tanya Arun menyela perkataan Bio.

Broto hanya menganggukan kepala sambil memijit batang hidungnya.

Arun langsung menarik Bio bangun dari duduknya. Arun membawa Bio ke area taman belakang yang ada di restoran tersebut.

"Mau lo apa sih?" tanya Bio sambil melepaskan gengaman tangannya pada Arun.

Arun yang berjalan didepan dan saat ini posisinya membelakangi Bio pun langsung berbalik arah menatapnya, "harusnya itu yang gue tanyain sama lo!"

"Gue udah kabulin permintaan lo selama ini dengan mudah terus apa lagi?" tanya Bio.

"Setelah itu gue nikah sama kak Adit, iya itu mau lo?".

Aku yang jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang