Satu

2.5K 48 2
                                        

Selamat datang di duniaku!!!

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca!

.
.
.

Brakk

"Istigfar lo, Run!" ucap Tia.

Tia merupakan teman dekat Arun saat di kampus. Mereka baru mengenal saat pertama kali ospek.

"Bener-bener ya tu dosen! Cuma salah satu huruf, langsung dicoret-coret!! Heh!" gerutu Arun.

"Dari pada lo marah-marah mending kita pesen makan. Gimana?" tanya Tia.

"Gue bakso sama jus jeruk" balas Arun.

"Oke, tunggu bentar" ucap Tia kemudian pergi meninggalkan meja mereka.

Kantin yang ada di Universitas ini lumayan cukup luas, saat ini Arun dan Tia memilih tempat duduk yang sedikit jauh dengan stan makanan yang ada.

Sepeninggalan Tia, Arun mengambil sebuah proposal dan membukanya kembali. Ini meruapakan proposal tugas yang tidak di terima oleh dosennya dan terpaksa Arun harus mengerjakan ulang proposal tersebut.

"Gue doain! Anak tu dosen kalo kuliah dapet dosen modelan bapaknya!"

"Ihhh!! Masa gue ngerjain lagi sih!! Ini kenapa sih dia coret-coretnya sampe sini!! Argh!!"

Arun terus saja memaki-maki dan mengeluarkan semua kata-kata untuk mengungkapkan rasa kesalnya saat ini.

"STOPP!!"

Tia membawa makanan yang mereka pesan tadi, "Udah ngapa sih, lo gak capek apa ngoceh terus?" tanya Tia.

"Tia! Lo enak langsung diterima tugasnya. Liat punya gue, dia coret-coret!! Kayaknya dosen itu punya dendam deh sama gue!"

"Lo nolak dia kali"

"Sembarangan lo!"

"Udah lo gak usah marah-marah lagi, Sekarang lo makan ini!!. Soal tugas, lo bisa copy punya gue" ujar Tia sambil menyodorkan mangkok berisi bakso.

"Gak bisa lah! Lo kira bisa bodohin dosen? Salah satu huruf aja tau apalagi nyalin punya lo"

Tia membuka bungkus jajanan yang bergambar singkong tersebut lalu memakannya, "Ya berarti lo kerjain lagi sendiri, emang apa susahnya sih ngerjain lagi? Filenya masih adakan di laptop lo?".

"Ada. Yang gak ada itu waktu gue! Lo tau kan cafe sekarang lagi rame-ramenya"

"Ya lo tinggal minta waktu atau libur gitu buat ngerjain tugas?" saran Tia.

"Gak bisa Tia"

"Kenapa gak bisa?"

Arun memasang wajah lesu sambil mengaduk-aduk bakso miliknya, "Kayaknya Akbar bakal berhenti dari cafe dan otomatis kerjaan gue nambah sebelum ada penggantinya".

"Hah! Apa lo bilang?! Si Akbar bakal resign?"

Arun memasukkan bakso ke dalam mulutnya sambil menganggukkan kepala. "Alasannya?" tanya Tia lagi.

Aku yang jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang