Tigapuluhdelapan

795 43 4
                                    

Selamat Datang DiDunia ku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.








Selamat Membaca!.

.

.

.






Perasaan itu serba salah ya, didiemin aja salah. Diungkapin juga salah.

Yang gak salah emang cuma dia nya.



"Hallo? Run?".

Suara itu merupakan suara Akbar. Arun tahu itu. Arun yang masih terdiam sambil terus menatap Bio yang berada tepat disisinya.

Ini nomor Erik, kenapa suara Akbar yang terdengar?.

Pertanyaan itu terus berputar di otak Arun, "Ha ...".

"HALLO! IYA I ... INI GUE ARUN!" teriak Arun.

Baru saja Bio akan menjawabnya. Tiba-tiba Arun langsung mengambil secara cepat ponsel yang tergeletak diatas kasur tersebut lalu menempelkannya di telinga.

"WOY! LO GILA YA?? LO KIRA KITA DISINI PADA CONGEKAN?!" Terika Erik.

Arun yang mendengar teriak Erik bisa bernapas dengan lega dan menenangkan keadaannya. Namun Arun masih sempat melirik ke arah Bio yang dengan santai duduk diujung kasur tersebut sambil menatapnya.

"Ya udahh, kenapa?" tanya Arun sambil mengalihkan pandangannya pada seisi ruangan tersebut.

"Lo tanya kenapa? Sehat lo? Kerjaaa Arun, udah kaya lo?" Sepertinya ponsel sudah kembali pada sang pemilik.

"Ishh! Sini lah hp lo, Rik!".

"Sabar Dim, dia belum jawab gue!".

"Bawa sini gak hp lo! Kalo enggak nanti pulang kerja gue ...".

Keributannya mulai reda hanya tinggal suara tidak jelas memenuhi telinga Arun.

Seseorang sepertinya merebut ponsel tersebut karena terdengar perdebatan kecil yang membuat Arun melihat ke arah ponselnya setelah terlepas dari telinganya.

"Hallo Run? Ini gue Dimas".

"Oh iya bang, gimana?" tanya Arun.

Ternyata Dimas yang merebut ponsel tersebut pasti dengan ancaman tidak akan menebengi nya pulang kerja nanti makanya Erik pasrah ponselnya diambil alih oleh Dimas.

"Lo baik-baik aja kan?" tanya Dimas.

"Iyaa gue gak papa kok bang" balas Arun masih dengan menyembunyikan ketakutannya.

Takut akan semuanya terbongkar saat ini. Padahal Arun berusaha sekuat tenaga untuk menguncinya dari mereka semua.

"Terus ... kenapa lo jam segini belum nyampe Cafe?" tanya Dimas.

"Ehhh hari ini a ... aku ... gak bisa ke Cafe bang" jawab Arun sambil terbata-bata.

"Lo yakin Run baik-baik aja?" Dimas kembali menanyakan hal yang sudah jelas-jelas ada jawabannya tadi.

"Emangnya kenapa?" tanya Arun kembali dengan hati-hati.

"Lo tadi pake 'aku' terus lo kayak orang ketakutan. Lo kayak lagi tertekan Run, lo yakin baik-baik aja gak ada yang lo sembunyiin?".

Aku yang jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang