Prolog

6.2K 79 3
                                    

Selamat datang di dunia ku !!!

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca!

.

.

.

Kuliah dan kerja paruh waktu, saat ini menjadi pilihan yang bisa Arun lakukan. Arun merupakan salah satu mahasiswa semester Lima, jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas yang ada di Bandung. Tak seperti temannya yang lain, Arun harus mengambil kerja paruh waktu setelah selesai kuliah.

Arun bekerja di salah satu cafe yang berada tak jauh dari kampusnya. Hampir empat tahun sudah Arun menjalani kehidupan seperti ini.

Arun tinggal bersama nenek Salma. Sejak Arun lulus SMP, dia memilih untuk tinggal bersama sang nenek karena perceraian yang terjadi antara orang tuanya. Arun lebih memilih sang nenek dibanding harus ikut dengan papa atau mamanya.

"Arun??" panggil nenek Salma, sang nenek.

"Iya nek" balas Arun, "Sebentar nek" lanjutnya lagi.

Arun membuka pintu kamarnya, "Tadi Arun lagi beresin meja belajar, soalnya berantakan banget. Nenek kenapa manggil Arun?" tanya Arun.

"Kita ngobrol di depan aja yuk" ajak Nenek Salma pada Arun.

Arun mengikuti langkah sang nenek dari belakang. Dalam hatinya Arun bingung, ada masalah apa sampai Salma harus mengajaknya berbicara.

"Kamu teh gak mau duduk?" tanya Salma saat melihat Arun berdiri tegap disamping kursi.

"Oh, iya ini mau duduk kok nek" jawab Arun sedikit salah tingkah.

"Nenek cuma mau nanya, gimana kuliah kamu?"

"Kuliah Arun lancar kok nek, baik-baik aja"

"Sampe kapan kamu mau kerja di cafe itu Run, emang kamu gak capek, selesai kuliah kamu langsung kerja lagi?"

"Nek, Arun gak capek kok. Itung-itung buat beli kebutuhan kampus yang lain. Kan Arun gak perlu nyusahin nenek" jelas Arun dengan senyum manisnya.

Perlu kalian tahu, Arun merupakan salah satu mahasiswa yang masuk dengan beasiswa. Seluruh pembayar kampus mulai dari UKT, buku dan lainnya ditanggung, tanpa harus Arun mengeluarkan uangnya. Paling Arun hanya mengeluarkan uangnya untuk fotocopy serta kebutuhan Arun sendiri.

"Kenapa kamu gak pernah mau pake uang kiriman dari orang tua kamu, Run?"

Arun menghela napasnya, "Uang itu simpen aja, itu buat nenek" balas Arun.

"Kamu masih belum maafin mereka?" tanya nenek Salma, membuat Arun memilin jari-jari tangannya.

"Gak ada yang perlu dimaafin nek, itu pilihan mereka. Arun gak bisa maksa" jelas Arun. "Lagipula, Arun nyaman sama kehidupan Arun yang kayak gini nek".

Nenek Salma menganggukkan kepala, "Ya sudah, kamu mau ke cafe kan?" tanya nenek Salma.

Arun menatap Salma lalu mengangguk, "Sok atuh, nanti telat" ujar nenek Salma sambil tersenyum.

Aku yang jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang