Empatpuluh

570 23 5
                                    

Selamat Datang Di Duniaku.

Jangan Lupa Vote dan Komen.

Selamat Membaca!

.

.

.

"Arun?".

Arun yang menundukan kepala langsung tersentak saat tangan Bio berusaha mengapai tangannya yang sedang bertumpu diatas pahanya.

"Kenapa? Kamu yang nanya kamu juga yang diem" tanya Bio.

Sudah terlanjur batin Arun karena dia yang memulai, "ehmm, terus orang itu tau kalo kak Bio ... udah nikah?" tanya Arun dengan hati-hati.

"Enggak, kan dulu kita sepakat buat rahasiakan pernikahan ini dari siapapun ya termasuk dia" jelas Bio.

"Jadi orang itu ... ".

"Keisya" ucap Bio memberitahu namanya.

Senyum getir tercetak jelas dibibir Arun. Bagaimana bisa Bio malah memberitahu nama perempuan lain didepan istrinya sendiri. Secara terang-terangan pula.

Arun langsung memijat panggal hidungnya, "oke jadi Keisya taunya kak Bio masih lajang statusnya? Dia belum tau kakak suami orang?" tanya Arun dengan nada kesal.

"Iya, kan tadi saja udah jelasin".

Arun langsung menggeser tubuhnya lebih dekat ke arah pintu mobil, "tapi Keisya orangnya gak peka. Padahal kami berteman udah sejak SMA bahkan kuliah pun di tempat yang sama. Tapi setiap effort yang saya buat dia selalu anggap biasa saja" jelas Bio panjang lebar.

Arun tidak menanggapi kisah asmara Bio. Dia hanya menatap jalan melalui kaca tersebut.

Lampu berubah dari kuning lalu merah. Mobil pun berhenti perlahan, butuh satu menit untuk lampu berubah kembali berwarna hijau agar mobil bisa berjalan kembali.

Waktu tunggu itu digunakan oleh Bio untuk menatap Arun, "kamu marah sama saya?" tanya Bio.

Arun hanya menggelengkan kepala tanpa melihat wajah Bio, "terus? Kamu cemburu karena cerita saya tadi?" Bio kembali bertanya pada Arun.

Arun menghela napas, "saya gak papa, saya cuma capek aja pak" ujar Arun yang kini melihat ke arah Bio meski dengan ekspresi malasnya.

"Kamu marah, cara bicara kamu. Saya tau itu" Bio sudah menyimpulkannya.

"Terserah".

"Sekarang giliran saya yang tanya sama kamu" ujar Bio.

"Apa?".

"Dimana posisi saya dalam diri kamu?" tanya Bio dengan serius.

"Pak Bio belum punya tempat" balas Arun tanpa berpikir panjang.

Bio diam sesaat memikirkan jawaban Arun, "terus? Kalo Akbar? Posisi nya dimana dalam diri kamu? Apa dia bahkan udah punya tempat spesial, dihati kamu?" Bio mengatakan hal tersebut tanpa putus.

Aku yang jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang