Kesembilan

2.3K 177 16
                                    


Adian kini sedang duduk berhadapan dengan sang istri di kantin rumah sakit, lalu bagaimana keinginan Gema? apa ia setujui? tentu saja Adian tidak dapat berbuat banyak. Beberapa saat yang lalu Gema baru saja selesai memeriksakan dirinya dan ternyata hasil dari pemeriksaan kecocokan jantung milik Gema untuk Sastra sangat cocok. jauh dalam hatinya Adian merasa sangat bahagia karena akhirnya Sastra akan sembuh, tapi sepertinya waktu selama kurang lebih seminggu ini membuat dirinya sadar jika Gema juga anaknya, Gema kesepian, anaknya itu sendirian tidak ada siapapun. saat dirinya mengetahui jika jantung Gema hampir sembilan puluh sembilan persen cocok untuk Sastra dirinya merasa bahagia sekaligus sedih. karena pada akhirnya Gema lah yang akan mendonorkan jantungnya untuk Sastra.

"Mas hasilnya bagaimana? Gema jadi diperiksa?" Tanya Bunga kepada Adian. Perempuan itu memang belum mengetahui hasilnya. karena dokter Rayan lebih memberitahukannya kepada Adian terlebih dahulu.

Adian tersenyum sendu lalu mengangguk. "Cocok. hasil pemeriksaannya cocok. hampir seratus persen."

Bunga senang bukan main. "Mas ini beneran kan? Sastra bakal sembuh kan? mas kapan operasinya?"

"Sayang, kamu yakin? ini Gema yang akan donorkan jantungnya untuk Sastra. lebih baik kita berpikir terlebih dahulu ya."

Bunga terdiam ketika mendengar pertanyaan suaminya. ini memang sudah salah, ada apa dengan dirinya? mengapa dirinya tidak memikirkan sama sekali bagaimana keadaan Gema, bagaimana dirinya berbahagia disaat anak bungsunya merasakan putus asa yang sangat mendalam.

"Bunga, Gema sakit."

Bunga menatap suaminya dengan pandangan bertanya. "Maksud mas Adian apa? Gema sakit apa?"

"Dia putus asa untuk hidup, ini permintaan terakhirnya agar jantungnya di donorkan untuk Sastra."

"Gema sakit apa?"

"Kanker otak."

Bunga terdiam lagi, kedua matanya berkaca-kaca. "Mas.."

Adian menatap wajah cantik istrinya. "Sayang, lebih baik kita pikirkan lagi ya? kita enggak bisa terburu-buru untuk mengambil keputusan. kita memang sangat ingin Sastra sembuh, tapi sepertinya kita harus memperhatikan Gema mulai sekarang. kita orang tua yang gagal untuk Gema."

Bunga menutup wajahnya yang sudah basah dengan air mata dengan kedua tangannya dan terisak. "Mas.."

Adian bangkit dari duduknya dan pindah duduk di samping istrinya yang tengah menangis, tangannya mengusap pelan punggung istrinya berharap dengan usapannya dapat membuat istrinya merasa tenang.

"Aku mau bertemu Gema mas, aku harus minta maaf sama dia."

Adian mengangguk. "Kita ketemu Gema ya? kita minta maaf sama dia. kita beri dia kasih sayang yang selama ini tidak pernah anak itu rasakan."

Keduanya berjalan menuju ke ruang rawat Gema, dengan perlahan tangan Adian membuka pintu kamar rawat Gema yang sangat sepi. mengapa Gema ikut dirawat? setelah melakukan pemeriksaan kecocokan jantung Gema, anak itu jatuh tidak sadarkan diri karena kelelahan dan juga stress.

Bunga berjalan pelan menuju dimana anaknya berbaring, memunggungi pintu masuk. Gema sendiri bahkan sudah tahu jika ada yang masuk ke dalam ruangannya, namun perhatiannya tidak teralihkan. kepalanya terlalu penuh dan juga sakit hanya untuk melihat siapa yang datang, hingga suara yang selama ini ia harapkan dan rindukan terdengar olehnya.

"Gema sayang.."

Gema bahkan tidak berbalik sama sekali, dapat bunga lihat jika anaknya itu menggelengkan kepalanya bahkan suara lirih anaknya itu membuat hatinya sakit.

Little Star [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang