"Jika tatapanmu saja lebih indah dari senja, lantas aku bisa apa selain jatuh cinta?"
•
Ada banyak sekali ide-ide yang muncul di kepala sehingga membuat saya ingin terus menulis. Semoga saja, selain dua cerita yang sudah diselesaikan, cerita-cerita sisanya selesai semua, aamiin. Silakan kunjungi cerita-cerita romance saya yang lain. Btw, sebenarnya kisah ini inspirasi dari dunia nyata, yaitu seseorang yang tengah menyukai seorang mahasiswa. Saya tidak bisa menyebutnya siapa. Dan, dia belum masuk dunia kampus, juga tidak sampai segila itu melanjutkan kuliah hanya demi bisa sekampus dengan seseorang yang disukainya. Menurutnya, kuliah bukan suatu hal yang dibuat main-main, kuliah bisa memengaruhi masa depan juga.
Awalnya iseng bikin deskripsi cerita ini aja. Terus akhirnya dpt dukungan temen suruh publish, haha. Jadi lumayan semangat nulis cerita baru.
Oke, dari sinilah kisah itu dimulai....
***
DUKH!
"Sorry, sorry!"
Beberapa siswa SMA berlarian memasuki gedung SMA yang kini sangat ramai karena kedatangan Gubernur Jawa Tengah untuk menjadi tamu undangan seminar antara siswa dan mahasiswa terpilih dari ITB. Tidak hanya SMA Tri Satya saja, ada lima SMA tetangga lain yang dipilih untuk menghadiri acara itu. Tentu tidak semuanya ikut, hanya beberapa saja termasuk OSIS yang diwajibkan mengikuti.
Gadis yang baru saja ditabrak karena larut dalam membaca novel misteri itu berjongkok mengambil novelnya yang tadi tanpa sengaja jatuh karena tabrakan salah satu siswa. Siswa tadi pun juga tampak buru-buru sama seperti yang lain, tapi hanya gadis itulah yang santai-santai saja.
"VAL!" Seseorang memanggil namanya, membuatnya menoleh spontan. Tanpa mengelilingkan pandang mencari titik sumber suara, matanya langsung dapat menemukan sosok itu di antara kerumunan. Tiba-tiba saja gadis yang memanggilnya itu merangkulnya sambil ngos-ngosan efek berlarian seperti yang lain. "Lo... dari tadi dipanggilin juga!"
"Kenapa, sih?"
Keduanya beriringan memasuki gedung sekolah dengan langkah santai.
"Sumpah, yang lain ada buru-buru takut kena hukuman gitu, lo malah santai-santai aja baca komik?"
"Ini bukan komik, tapi novel."
"Iya, ada apa? Kenapa manggil gue?"
Dukh!
"Aw! Sakit! Kasar banget, sih, mukulnya?"
"GR! Makanya, punya nama jangan disama-samain sama buku."
"Suka-suka bokap gue, lah. Eh, ayo buruan napa jalannya? Udah mulai tuh acara! Ntar kita nggak kebagian tempat duduk!"
Aula sekolah yang luas itu terletak di lantai bawah. Sudah dipenuhi lautan para manusia yang terdiri dari warga sekolah, SMA tetangga, sepuluh mahasiswa ITB, dan tamu undangan termasuk Gubernur.
Di sepanjang acara, Vanila benar-benar dibuat ngantuk. Bahkan Novel di sebelahnya pun sudah terlelap dengan menyenderkan kepala di pundaknya. Benar-benar merepotkan! Padahal Vanila sudah membangunkannya beberapa kali, tapi sahabatnya itu tak kunjung bangun, hanya bergumam-gumam tidak jelas.
Ternyata tidak hanya Novel, beberapa peserta seminar yang lain juga ketiduran, padahal Gubernur Jawa Tengah di depan tengah menjelaskan materi. Namun ada juga yang memperhatikan sambil mencatat hal penting yang disampaikan, sekaligus menyiapkan catatan pertanyaan saking rajinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, I Have On Crush You
Teen Fiction"Lo pikir dengan cara lo jadi penguntit gini orang bakal seneng? Mau lo apa?" "Jadi selama ini kita nggak kebetulan, tapi lo yang suka ngurusin kehidupan orang? Mau lo apa, gue tanya?" "Kalo lo nggak bisa jawab, gue peringatin sama lo. Jangan suka i...