10.

391 37 29
                                    

Happy reading!!

Pertengkaran itu belum memiliki penyelesaian.
Keduanya memutuskan untuk saling diam dan kembali melanjutkan kehidupan dengan normal.
Fern yang sibuk bekerja, dan First yang akan memiliki banyak waktu untuk mengurus Khaotung yang masih belum bisa berjalan sendiri.
Suasana pun terasa berbeda, Khaotung tidak lagi mendengar canda tawa dari First, dia selalu serius hingga Khaotung berpikir ia akan dalam masalah jika belum bisa menggunakan tongkat.
Karena perasaan tertekan itu, akhirnya Khaotung bisa berjalan menggunakan tongkat.
Ya mungkin juga dibarengi dengan salah satu cidera kakinya sudah lebih baik.

"Sepertinya kau bisa masuk sekolah Minggu ini."

Khaotung menganggukkan kepalanya. Dia pun ingin segera masuk sekolah, hari-hari libur yang dipikirnya akan menyenangkan berubah setelah melihat merenggangnya hubungan First dan Fern.

"Aku harus bekerja sekarang."

"Baiklah, tidak apa-apa. Aku bisa sendiri."

First menghela napas kemudian mengangkat tangannya mengusap kepala sang adik ipar.

"Maaf ya, kakakmu sangat sibuk. Dia melakukannya untuk masa depanmu, kau tahu itu kan?"

Khaotung menganggukkan kepalanya. "Aku tahu."

"Kupikir kita harus pergi makan malam bersama, kan? Diluar?"

Sepertinya First ingin memperbaiki hubungan antara ia dan sang istri.

"Kau ingin menggunakanku agar hubungan kalian menjadi kembali baik-baik saja?" Tanya Khaotung, terdengar cemburu tapi First jelas tak menangkap sinyalnya.

"Tentu saja, tak baik bertengkar lebih lama lagi. Kau ingin keponakan, kan?"

Setelah itu, First lalu pamit pergi ke kamar mandi. Khaotung sudah ia bantu mandi tadi sebelum berlatih berjalan menggunakan tongkat.
Khaotung sedikit termenung, dia tak suka bagaimana efek samping pertengkaran First dengan kakaknya membuat First menjadi tak semenyenangkan seperti biasanya. Tapi, Khaotung juga merasa tidak mau First dan Fern kembali berbaikan.
Lagi, Khaotung menyukai bagaimana First sangat manis padanya ketika Fern tidak membuatnya kesal.
Jadi anak itu bingung, bagaimana harus menyikapi semuanya.

Selagi First mandi, Khaotung lalu berjalan menggunakan tongkatnya menuju kamar, dia mungkin akan tidur saja selagi First dan Fern belum kembali dari pekerjaaan masing-masing.
Khaotung lalu mengeluarkan buku pelajaran yang sering ia baca akhir-akhir ini, dan memperlihatkan foto First yang ia ambil di galeri foto milik kakaknya.

"Aku menyukaimu tapi kau menyukai kakakku. Jika aku lebih dulu menemukanmu bahkan jika kau justru jatuh cinta pada kakakku setelahnya, apa aku berhak merebutmu?"

Khaotung memiliki bakat sebagai orang jahat, bukan akting lagi.

----

Saat ini, First sedang berada di area kampus tempatnya bekerja.
Tepatnya dia berada di sebuah kantin yang lantai duanya memiliki tempat khusus untuk para dosen beristirahat.
First duduk bersama rekan kerja dan juga bisa disebut sebagai teman baiknya, dia menceritakan masalah rumah tangganya pada sang sahabat yang mana jelas sisi Fern di cerita First adalah sosok yang patut disalahkan.
Dan kemudian Earth, yang menyimpulkan cerita First dan pada akhirnya menyalahkan Fern juga.
Katanya, selama ini pun First selalu mengalah, bukankah ini sudah waktunya bagi Fern yang bertindak untuk menyelamatkan rumah tangga mereka.

"Jika kau trus mengalah seperti ini, dan bertindak membujuknya lebih dulu lagi, kau mungkin akan terlihat seperti seseorang yang tak mau kehilangan uangnya Fern."

First hanya diam saja, selama ini bila ada masalah ntah kecil atau pun besar, First selalu menjadi orang pertama yang mencoba untuk memperbaikinya. Memang sih tidak sulit berbicara dengan Fern, dia tidak juga keras akan pendapatnya, namun dia tak pernah mau mencoba menjadi orang pertama untuk memperbaiki hubungan.

Love Is Blind [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang