Bolos.

547 68 5
                                    

"Kamu bohong. Kenapa bohong sama aku?" Sho menatap (name) dengan tatapan penuh intimidasi, ugh mengerikan.
.
.
.






(Name) meneguk kasar Saliva nya. Sisi Sho yang ini adalah sisi yang dia takutkan, karna ketika Sho telah serius dia tidak akan main-main dengan ucapannya.

"Answer my question (name)." (Name) melihat Sho yang menatapnya dengan tatapan serius, dia memilih mengalah dan memberitau kebenarannya.

"kamu..  tau kan di rumah ku ada monster?" Pupil mata Sho membesar tatkala (name) bicara.

"(Name)?.. dia masih belum berubah?" Sho menatap (name) dengan tatapan penuh tanya dan penuh rasa khawatir, menunggu (name) menjawab pertanyaan nya barusan.

(Name) lantas hanya menggelengkan kepalanya.
"Bisa ga kita gausah bahas ini Sho?" jujur saja (name) memang tidak suka membahas keluarga nya.

Sho mengangguk, lalu dia membawa (name) ke UKS untuk mengobati luka (name).

"Sini, duduk di kasur biar aku obatin" Sho membawa sebotol Betadine dan segulung perban.

"Aku bisa sendiri Sho.." (name) merasa tidak enak jika dirinya harus di obati oleh Sho. Terlebih lagi, menurutnya luka itu adalah aib bagi dirinya dan keluarganya.

"(Name).. aku tau kamu bisa sendiri, kamu itu cewe paling mandiri dan pemberani yang pernah aku temuin. Aku juga tau kamu bisa ngatasin semuanya sendiri. Tapi, biarin aku yang cuma orang rendahan ini buat ngebantu kamu, biarin aku buat jadi tempat sandaran mu, biarin aku jadi rumah mu, rumah yang sebenarnya."  Sho menatap (name) dengan sangat lembut sembari mengatakan kata-kata yang tak pernah (name) dengar sebelumnya. Kata-kata, yang selalu (name) tungg-tunggu selama ini, akhirnya terucap dari bibir seorang insan favoritnya.

Mata (name) terbelalak kala Sho mengutarakan isi hatinya kepada (name). badannya bergetar, hidungnya memerah, tidak.. (name) sekarang menangis. dia tak kuasa menahan rasa haru akibat penuturan Sho tadi, dia sangat bersyukur dia bisa bertemu laki-laki sebaik Sho.

"Jadi sekarang.. biarin aku ngobatin lukamu, oke?" Tutur kata Sho yang lembut, serta senyuman tulus nya membuat (name) luluh. (name) mengangguk pertanda dia mengizinkan.

"Good girl, kalo sakit teriak aja gapapa kok, kalo ada yang mau protes pas kamu teriak biar aku hajar sampe babak belur" Sho mulai mengoleskan obat di luka-luka milik (name).

(Name) hanya mengangguk, sejujurnya dia mungkin tidak akan teriak karna dia sudah terbiasa dengan rasa sakit nya, tapi dia tidak ingin Sho makin mengkhawatirkan nya jadi dia hanya diam.

"Well done, kok kamu ga teriak sama sekali dari tadi? so cool" Sho mengusap-usap kepala (name) dengan lembut sembari tersenyum, membuat pipi (name) sedikit merona karenanya.

"Let's go, kita ke kelas. Kamu ga mau bolos kan? Atau bolos sama aku aja yok? Kebetulan emang habis nganter kamu ke kelas aku mau cabut" Sho menggandeng tangan (name) dan membawanya menuju kelas mereka.

(Name) berpikir sejenak, bolos sekali tidak apa-apa kan? Lagipula, selama masa sekolah nya dia belum pernah bolos kecuali ada urusan khusus. Sesekali menjadi nakal itu tidak akan menjadi masalah besar. Kalau semisal ada guru yang ingin mengadukannya tinggal dia suap kan?

"Eumm.. okei! Aku ikut!" Sho terkejut mendengar jawaban (name). Dia lalu berbalik dan mengecek suhu badan (name) lewat dahinya.

"Ngga panas kok, kamu sakit apa gimana?" (name) terkikik kecil melihat respon dari Sho, wajar saja bila Sho terheran karena jawaba yang dia dapat. Pasalnya, (name) adalah krang yang anti sekali dengan kata bolos.

"Aku cuma pengen dapet pengalaman baru aja, jadi kita bolos kemana?" Sho tersenyum tipis lalu menarik (name) ke belakang sekolah. dengan sigap dia memanjat dan melompati pagar sekolah sembari menggendong (name). Dan tentu (name) sangat terkejut atas tindakan Sho yang tiba-tiba tersebut.

"HWAAAHH!! SHOO??!!" (Name) berteriak kencang saat Sho melompati pagar.

Kalean bingung gasie gimana cara Sho loncat tinggi betul gitu? Jadi di belakang pager sekolah anggep aja ada semacam tumpukan kotak-kotak bekas buku-buku di perpus, jadi dia loncat yang jadi pijakan nya ya kotak-kotak ituu, anggep aja gitu ya pls aing teh jg bingung.

Sho terkekeh gemas melihat muka (name) yang panik serta teriakannya itu, dia lalu menurunkan (name) saat telah sampai di luar pagar.
.
.
.
.
.










































TBC

Huyyee guysss!
Jangan lupa vote nya ya sayanggg, kalo ngga ku gantungin ini wattpad, mampus Lo pada mati penasaran yahahahaa!

MAKANYA VOTE, KALO NGGA NTAR KU TAGIH DI AKHIRAT YA KALIAN ಠ⁠︵⁠ಠ


































WEE! X F.READER! [ON REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang