3

954 93 5
                                    

Ningning pulang ke kediamannya sambil membawa beberapa kantong paper bag di tangannya.

Tak berselang lama, sang suami datang menyusul menghampiri diikuti sang putri tercinta.

"Selamat datang, sayang~wah, barangnya banyak juga, ya. Sini biar aku sama Jiwoo bawain" Giselle dan sang anak langsung mengambil semua paper bag yang dibawa Ningning.

"Makasih. Oh ya, sayang. Tadi aku sempet ketemu kak Winter di jalan"

"Oh, Winter kakak kelas kamu itu kan?"

"Iya, yang itu"

"Oh, kalo gitu seneng dong abis reunian sama kakak kelas"

"Iya sih, seneng tapi..."

"Hm? Kamu kenapa? Kok mukanya masem gitu abis ketemu temen lama?"

"Huh...dia tadi cerita ke aku kalo anaknya udah meninggal karna ditembak mati sama seseorang yang gak bertanggung jawab dan sekarang, dia cuma hidup sendiri dengan gajinya dari bekerja sebagai Cleaning Service. Aku jadi kasian"

"Iya, juga. Si Karina emang bener bener brengsek, ya!"

"Karina? Kamu ngomong apaan sih, Selle?"

"Eh, anjir! Tuh kan, malah kecoplosan lagi! Bego banget gw, sialan!" Giselle yang sadar akan kekurangannya, segera menutup mulutnya sambil merutukki dirinya sendiri.

"Ah, gak ada apa apa kok. Btw, kamu beli Sushi mentainya cuma buat Jiwoo doang, nih? Buat papahnya mana?"

"Ish, itu udah sekalian dibawa sama Jiwoo"

"Oh, oke. Makasih, sayang"

Berpindah ke lain tempat, sosok Karina akhirnya telah mengetahui tentang siapa itu Jiman dari Giselle.

Giselle yang memang sudah mengetahui semuanya soal Jiman, tentu langsung memberitahukannya pada Karina.

Namun begitu, dia tidak memberitahukan semua informasinya. Hanya setengah saja yang dia beritahukan.

Dan pada esok harinya, Winter telah tiba di tempat kerjanya. Dirinya meletakkan semua barang barang yang dia bawa di dalam loker kerjanya.

Tak lama setelah itu, kedatangan seseorang sukses membuat dia sedikit terkejut.

"Pagi sekali sudah datang"

"Terima kasih" Kata Winter.

"Sudah sarapan? Saya tau tempat makan enak di dekat sini"

"Tidak us-"

"Saya traktir"

****

Di sebuah kantin makan yang tak jauh dari kantor, Winter duduk berhadapan langsung dengan sang boss. Namun sudah sedari tadi, Karina melihat jika Winter terlihat tidak nyaman di dekatnya. Lantas untuk mencairkan suasana, Karina mengeluarkan suaranya.

"Hei, bisa saya tau? Siapa itu Jiman bagi kamu?"

"Dia anak saya"

"Ah, begitu rupanya"

"Kau sudah bersuami?" Tanya Karina hati hati.

"Saya janda"

"Maaf, tapi bisa saya tau soal suami kamu?"

Grep!

Merasa risih akan pertanyaan Karina, Winter pun berdiri dari kursinya.

"Saya rasa cukup sampai disini. Saya pamit"

"Hei, mau kemana?" Panggil Karina yang mencoba menahan tangan Winter.

"Maaf, tapi kerjaan saya masih banyak. Permisi" Karina memandang kepergian Winter dengan tatapan menyesal. Namun, 1 hal yang baru Karina ketahui soal Winter.

Big Fault(WinRina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang