10

621 74 5
                                    

Di hari berikutnya, Winter jalani seperti biasa. Bekerja, mengumpulkan uang agar dirinya bisa hidup.

Winter mendorong trolley perkakas bersih bersihnya di sepanjang lorong koridor kantor.

Begitu di depan ruangan Karina, Winter memberhentikan trolleynya tersebut lalu mengambil sebuah pel disana untuk ia pakai.

Saat sedang melakukan tugasnya, samar samar Winter mendengar adanya suara percakapan antar 2 orang di ruangan Karina.

"Yeji, lo ngapain disini?"

"Aku mau ketemu kamu, Rin. Aku kangen banget sama kamu"

"Yeji, lo sama gw udah lama putus dan lo tau persis kenapa saat itu gw mutusin lo"

"Tau dan aku mau memperbaiki itu"

"Memperbaikki? Apa lagi yang harus lo perbaikki? Semuanya udah jelas. Lo lebih milih orang yang waktu itu lo bilang punya segalanya ketimbang gw!"

"Okay, anggap aja waktu itu aku khilaf. Dan sekarang, aku gak akan lagi salah pilih. Aku janji bakalan ada terus sama kamu"

Mendengar perkataan gadis di depannya ini sungguh membuat Karina muak. Dulu Karina berpacaran dengannya dikarnakan dijodohkan oleh temannya, Ryujin. Tapi begitu 3 bulan berpacaran, Yeji dipergokki Karina berkencan dengan orang lain dan waktu itu Yeji lebih memilih orang tersebut ketimbang dirinya.

"C'mon, Rin. Aku rindu semuanya tentang kamu. Jadi..." Yeji mencoba meraih pipi Karina untuk dikecup bibirnya tapi sebelum tangan itu menyentuh pipinya, Karina sudah lebih dulu menepis tangan itu.

"Maaf, ini kantor gw. Jadi lo mau gw usir baik baik, atau gw panggil keamanan?"

"Oke, fine Kalo itu emang mau kamu. Tapi aku bakal kesini lagi buat ngeyakinin kamu"

Yeji keluar dengan perasaan emosi yang untungnya masih bisa ditahan. Saat keluar dari ruangan Karina, tak sengaja dia berpas pasan dengan Winter yang sedang mengepel.

Winter cuma menunduk ramah saja kemudian mengambil papan tanda lantai basah di trolleynya.

Baru saja tangan mungilnya meraih papannya, tiba tiba Yeji malah terpeleset karna licinnya lantai.

BRUGH!

"AW!"

Winter panik dan seketika segera menghampiri Yeji untuk membantunya berdiri.

"Nona, kamu tak apa apa kan? Maafkan saya"

"Awas lo!" Yeji menepis tangan Winter yang mencoba membantunya.

"Maaf"

"Aaawww~ah, sepatu gw..." Yeji mengecek sepatu High Heels miliknya dan sekarang sepatunya itu sudah dalam kondisi rusak.

"Hah?! Sepatu...gak mungkin! Sepatu gw rusak?! Hei, liat apa yang udah lo lakuin sama sepatu gw?!"

"Ah, maaf. Sungguh maafkan saya"

"Gak mau tau! Pokoknya lo harus ganti rugi sepatu gw yang harganya 5juta!"

"5juta?!" Kaget Winter.

Astaga, bahkan harga sepatunya sama seperti gajinya selama 5 bulan bekerja. Winter tak akan sanggup mengganti sepatu itu.

"Kenapa? Gak bisa ganti, hah?! Mau gw laporin lo, hah?!"

"Nona, sungguh maafkan saya"

"Maaf gak akan bisa ngebuat lo ngeganti sepatu gw! Sekarang ikut gw!"

Tangan Winter mulai ditarik paksa oleh Yeji. Sedangkan Winter sendiri mulai meronta ronta meminta maaf pada Yeji yang telah memaksanya.

"Nona, maafkan saya. Saya mohon jangan laporkan saya. Saya masih butuh pekerjaan ini, nona" Mata Winter mulai berkaca kaca. Bahkan tangannya yang dicengkram Yeji sudah mulai memerah.

Big Fault(WinRina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang