Chapter thirty three ~~

8.5K 1.2K 41
                                    

Berkat kesadaran 5% silder, kita lanjutin part kemarin. Thanks banget buat yng udh bisa vote, aku harap buat kedepannya kalian terus dukung cerita ini.

Karna chapter Rigala bakal banyak banget, aku butuh dukungan kalian buat sampe kesana.

Thank you, n happy reading..

°°°


"I got you"

Bisikan lirih Rigal membuat Sergio menegang. Duduk dengan posisi kaku, sambil menatap Rigal kosong.

"Dari awal.. gue tau semuanya dari awal" ujar Rigal dingin.

Tatapannya sangat tajam, membuat Sergio menggeleng keras karna takut. Dia berusaha lari dari kungkungan Rigal dengan berontak.

Namun Rigal tak membiarkan Sergio bergerak lebih dari itu. Dia memegang Sergio dengan kasar, dan menyeretnya. Badannya yang selalu meronta membuat Rigal akhirnya memukul tengkuk Sergio lalu menggendongnya dalam keadaan tidak sadar.

Rigal menatap tajam Lion, sebelum keluar dari sana. Lion menegang sempurna. Badannya tanpa sadar gemetar kecil, karna tertekan aura Rigal yang menguar.

"Tunggu! Mada! apa salah Sergio!" Teriakan Ares tak digubris oleh Rigal, dia terus berjalan menjauh dari markas. Saat hendak mengejarnya, Lion menghela nafas pelan, guna menetralkan perasaan takut yang membuncah. Lalu dengan cepat menahan Ares.

"Biar gue jelasin. Sekarang kalian duduk"

Semua anggota mengikuti instruksi Lion. Mereka duduk melingkar sambil menatap dengan tuntut objek yang hendak berbicara.

Lion mengambil nafas pelan. "Sergio, dia berkhianat. Gue nggak tau apa alasannya, tapi gue liat dengan mata kepala gue sendiri dia ngomong sama orang depan gang sana, dan jalan bareng ke tempat RB geng setelahnya. Gue juga sempet ngikutin mereka sampe sana.. sampe Sergio teriak kalo dia ngajuin perang atas nama Rigal anggota UL geng ke salah satu panglima perang RB. Dan dari sana, gue tau semuanya, tau kalo Sergio yang ngajuin perang ke semua geng atas nama Rigal dan UL dimalam yang sama dihari itu. Dan kalian tau? gue bahkan sampe kewalahan ngikutin mereka yang nyamperin satu-satu geng dikota buat itu.-

Gue.. gue salah karna nggak jelasin itu, dan bikin Mada dihakimi sama Arseno. Kalian semua tau, kan? Sergio.. dia paling deket sama gue. Dan tanpa sadar gue janji sama diri gue sendiri buat lindungin dia. Bahkan ketika dia keliru."

Lion menuduk dalam. Guratan penyesalan pada semua anggota benar-benar dirasakan. Lion salah karna pengorbankan banyak anggotanya demi satu anggota yang paling ia sayang, yang justru tak menganggap nya lebih dari penting.

Bugh

Bugh

Bugh

Bugh

Arseno memukul Lion membabi buta. Tanpa perlawanan Lion, dia dengan mudah membuat Lion tumbang.

"Lo bukan lagi inti UL. Lo bukan lagi anggota UL, dan lo.. lo gue keluarin dari UL. Sekarang enyah lo dari sini! gue nggak butuh anggota yang egois! anggota yang rela ngorbanin banyak anggota cuma buat satu sampah!" Tegas Arseno. Dia benar-benar kecewa. Selain dirinya merasa salah pada Rigal, dirinya juga sakit melihat sebagian besar anggota masuk rumah sakit hari itu.

Coba saja waktu itu Lion bicara dihari dia mengetahui semuanya, pasti anggota tidak akan kenapa-napa. Terlebih sekarang musuh UL sudah lebih banyak dari sebelumnya karna seruan perang yang diajukan Sergio dan rekannya atas nama Rigal, anggota UL.

Hal itu pasti akan mempertaruhkan nyawa anak-anak jika UL lengah barang sebentar saja.

Sialan!

"G-gue.. gue -mi-nta.. m-maaf.." Lion terlihat menyedihkan dibawah kaki Arseno.

RigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang