Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Dan Rigal masih setia menunggu para anggotanya kembali. Hingga setelah beberapa menit menunggu, mereka benar-benar kembali dan membawa sesuai apa yang Rigal inginkan.
"Zoire!"
Pemuda bernama Zoire maju dengan tatapan datar. Meski datar tatapan itu melayangkan rasa segan dan takut pada Rigal.
"Dimana dia?"
"Laki-laki dengan tato Phoenix berada di ruangan khusus. Dan anak laki-laki berambut cokelat sudah bersama kakaknya" Jelas Zoire.
Rigal mengangguk. "Kerja bagus!"
Zoire tersenyum tipis. Mendapat pujian dari Rigal adalah sesuatu yang berharga, karna Rigal bahkan hanya beberapa kali mengucapkan kalimat pujian.
Rigal menatap anggota yang kembali dengan selamat. Mereka hanya mendapat sedikit luka.
"Yang terluka obati luka kulian. Dan Zoire, pesan makanan apa yang anggota ingin makan, dengan syarat tanpa alkohol. Mengerti?!"
"Siap bang!"
"6 anggota baru, ajak mereka bicara. Dan dia-
Rigal menunjuk Celo yang berbaring disofa masih tak sadarkan diri. "Jaga dia. Gue pergi!-" Sebelumnya Rigal melempar satu kartu hitam pada Zoire, pemimpin penyerangan malam hari ini, dan diterima dengan baik olehnya.
***
Setelah beberapa jam berkendara, Rigal sampai dirumah kecil dipinggir kota.
Rigal turun dari motornya dan berjalan mendekat.
Tok
Tok
Tok
Cklek
"Eh siapa ya?" Wanita paruh baya dengan raut hangat menyambut Rigal.
Rigal tersenyum tipis. "Ini" Rigal menyerahkan Tote bag lumayan besar yang berisi penuh berbagai macam makanan seperti sayur, buah-buahan dan juga daging
"Ini apa nak?"
"Makanan" balas Rigal singkat.
Wanita itu tertawa kecil. Benar sih tapi bukan seperti itu. Makanan kan harusnya sudah matang..
"Kamu temannya Celo ya?" Wanita itu bertanya. Rumahnya dipinggir kota, dan jarang ada yang tau letak rumah nya kecuali Celo anaknya yang memberi tau.
Rigal mengangguk. "Saya jaga. Masuk lah" ucapan Rigal membuat ibu Celo menatap Rigal terkejut. Namun raut itu segera mengendur saat memikirkan kemungkinan bahwa Celo lah yang mungkin bercerita pada pemuda ini.
"Masuk aja nak... Ayo"
Rigal menggeleng tegas. "Masuklah"
Ibu Celo tersenyum hangat. "Terimakasih yah.." lalu berjalan masuk meninggalkan Rigal didepan rumah kecil itu.
Hingga beberapa saat kemudian, ibu Celo kembali keluar dengan makanan ditangannya. "Ini nak.. makan dulu ya, kalo kamu udah habisin ini, ibu nggak masalah kalo kamu jagain ibu disini"
Rigal mengangguk. "Terimakasih"
Ibu Celo menatap Rigal yang tengah memakan makanan dengan tenang dibangku reot rumah kecilnya sambil tersenyum kecil.
"Kamu kenal Celo udah lama?"
Rigal menggeleng. "Mungkin 2 tahun" balasnya.
Ibu Celo mengangguk. Setelahnya hening, sampai Rigal menghabiskan makanannya.
"Ini. Terimakasih" Rigal menyerahkan piringnya. "Masuk dan segeralah tidur" sambungnya.
Ibu Celo mengangguk sambil mengelus kepala Rigal sebelum kembali masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rigala
Fantasíanote: jumlah kata setiap chapter akan terus bertambah seiring berjalannya cerita. __________________________ Menceritakan kisah tentang Elvian Jhonson. Pria matang yang bertransmigrasi ke tubuh bocah SMA bernama Rigala Mada Adinata. Bocah nakal yang...