Chapter twelve ~~

15.1K 1.6K 42
                                    

(silent readers please stay away, I need appreciation for my work with votes and comments. not silence.)





Tak terasa hari sudah berganti menjadi pagi, Rigal yang harusnya bersekolah tentu harus bersiap-siap dengan seragam dan perlengkapannya seperti biasa.

Tapi kali ini Rigal berpenampilan sedikit rapi, terlihat kontras dengan tampilan Rigal 'asli' yang urakan. Kesan badboy yang semula melekat juga menjadi kesan coldboy dengan gaya Elvian juga kepribadiannya.

Siapa yang tidak mengenal Rigal? bocah tengil yang dikenal pembuat onar namun menjadi incaran banyak siswi sekolahnya.

Tidak ada alasan lain kecuali apa yang melekat dalam diri Rigal, seperti wajah, proposi tubuhnya, juga tinggi badan dengan gaya bad yang mencolok.

Kekayaannya juga termasuk. Adinata? siapa yang tidak mengenal marga keluarga yang mempunyai perusahaan teknologi terbesar di Asia? selain karna tidak tau posisi Rigal yang sebenarnya selalu di hina dalam keluarga, yang orang lain tau, Rigal adalah keturunan Adinata.

Padahal, kenyataanya bukan.

Rigal hanya anak bertitle 'anak haram'

Tidak lebih.

Rigal memang cerewet, tengil, banyak omong dan suka membuat onar atau kerusuhan. Tapi dibalik sifat buruknya, Rigal benar-benar pemuda yang baik, yang menjunjung tinggi harga diri perempuan.

Tidak pernah sekalipun Rigal memainkan hati perempuan atau menyakitinya. Bahkan ibu kandung yang tidak menganggapnya sekalipun.

Tapi maaf saja, setelah raga itu di isi oleh Elvian, jangan harap ada kata 'menghormati' lagi. Karna dikamus Elvian, orang yang bahkan tidak pernah menghormati orang lain tidak pantas dihormati.

Elvian tidak pandang bulu. Mau itu pria, wanita, pemuda, pemudi, atau semua orang yang tidak memiliki rasa hormat, tidak pantas diberi hormat.

Jadi, begitulah.

Rigal menghela nafas lalu menatap dirinya di pantulan cermin. Merasa sudah terlihat baik, Rigal berjalan keluar dengan tas selempang dan helm moge nya.

Rigal berjalan di lorong apartemen dengan langkah tegas dan tatapan dinginnya, membuat beberapa orang yang berpapasan dengannya menahan nafas karna sedikit takut.

Sang empu terlihat acuh, dan terus melanjutkan langkahnya menuju parkiran.

***

Sampai disekolah, dan memakirkan motornya, Rigal berjalan masuk menuju kelas. Tak lama berjalan, panggilan seseorang menghentikan langkahnya.

"WOI! RIGAL!"

"GAL!"

"Gal! jawab kek!"

Pemuda dengan tampang galak menghampirinya dan menepuk pundaknya.

Rigal menghela nafas. Ingatkan Rigal untuk segera mengisi surat kepindahannya. Bersekolah disini membuat kenyamanan nya terganggu.

Selain karna banyaknya orang-orang tengil, dirinya juga selalu di paksa berbicara saat bersama mereka. Padahal Rigal- Elvian bahkan sangat malas membuka suara.

Rigal berdehem sebagai jawaban.

"Lo kok jadi kulkas gini sih gal? jangan-jangan rumor kalo, 'Rigala berandal sekolah jadi coldboy' bener lagi?"

Pemuda itu menggaruk tengkuknya karna tak mendapat jawaban. "Kok nggak dijawab?"

Rigal memejamkan matanya sebentar lalu berjalan menjauh dari jangkauan pemuda itu.

RigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang