Chapter seven ~~

18.8K 1.5K 15
                                    

Elvian menatap Rigal 'asli' datar. Bocah yang sering Elvian katai 'bocah bodoh' ini tiba-tiba datang dan berdiri di depannya, sambil terus mengomel, dan menyebabkan kupingnya sakit.

"Bang, gue itu nggak bodoh!"

"Stop ngumpatin gue bocah bodoh!"

"Denger nggak lo?!"

"Astaga, lo denger gue nggak sih, bang?"

"Bang Vian!"

Oke cukup.

"Langsung ke intinya." Tekan Elvian sambil menatap tajam Rigal yang tengah melotot sinis.

Wajah pucat nya merenggut penuh kekesalan. Membuat Elvian tanpa sadar menggigit pipi bagian dalamnya karna merasa sedikit gemas.

"Gue kesini cuman mau bilang tolong bantu cari musuh keluarga gue dan matiin mereka. Setelah itu lo boleh hidup bebas pake raga gue, sekalipun lo nggak mau lagi berhubungan lagi sama Adinata. Karna setelah raga itu di isi jiwa lo, raga itu punya lo, bang. Elvian Jhonson, bukan lagi Rigala Mada Adinata. Ya, walaupun sebenernya gue nggak maksa lo sih"

Rigal menjelaskan sambil sesekali menggaruk tengkuknya. Sementara Elvian yang mendengar penjelasan Rigal tanpa pikir panjang mengangguk ringan. "Oke"

Rigal melongo setelah mendengar jawaban enteng Elvian. Segera ia berseru sambil melotot.

"Musuh keluarga gue nggak cuma satu keluarga ya anjir! Apalagi mereka bukan keluarga biasa, mereka itu keluarga berbahaya bang.. lo jangan main oke-oke aja dong! kalo lo nolak juga nggak papa kok, nggak ada sanksi khusus. Ya, palingan hidup lo nggak bakal jauh dari Adinata.."

Ucapan terakhir Rigal entah mengapa terdengar horor ditelinga Elvian. Hidup bersama-sama dengan Adinata? Hey! jangan harap!

"Gue bakal cari musuh Adinata" putus Elvian dingin.

Rigal menatap Elvian berbinar. "Lo bener-bener lelaki sejati bang, gue cinta sama lo!" ucap Rigal alay.

Sementara Elvian mendelik. "Jijik" balasnya pedas.

Rigal tertawa keras. "Haha, gue pergi ya bang. Lo jangan kangen sama gue lho bang"

Elvian mengangguk lalu mulai berbaring di kasur mengabaikan Rigal yang masih belum pergi.

Rigal menatap Elvian sambil tersenyum lebar. Setelahnya Rigal benar-benar menghilang digantikan partikel kecil seperti kunang-kunang sebagai tanda dirinya pernah singgah.

Elvian kembali bangkit dari tidurnya. Menatap partikel kecil itu sambil tersenyum tipis. Bocah bodoh itu cukup menyenangkan walau cerewet.

***

Pagi harinya seperti biasa, Rigal berolahraga. Hari ini adalah hari minggu jadi rutinitas biasa yang Rigal lakukan tidak berlaku di hari ini.

Jadwal hari ini adalah pergi ke markas Unvrsl'lhgt untuk menyatakan dirinya benar-benar ingin keluar. Dan setelahnya mungkin(?) Rigal akan menjenguk Rui dirumah sakit. Juga mengantar Alvin cek penyakitnya.

Tidak, tepatnya menyeret Alvin cek 'lagi' agar penyakit itu cepat diatasi dan benar-benar hilang.

Rigal pikir, mempunyai penyakit itu merepotkan.

Setalah siap dengan pakaiannya, Rigal bergegas mengambil helm dan berjalan keluar apartemen menuju parkiran tempat motornya berada.

Beberapa menit perjalanan, Rigal akhirnya sampai didepan gudang terbengkalai tempat berkumpulnya geng Rigal 'asli'

Tempatnya kumuh. Dan jujur saja, Rigal tepatnya jiwa Elvian sangat benci dengan tempat yang kotor.

Dengan malas Rigal berjalan masuk menuju gudang itu

RigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang