Chapter five ~~

20.8K 1.7K 34
                                    

"Mada!"

Teriakan seseorang membuat Rigal mau tak mau berhenti dari jalannya.

Mada? nama tengah si bodoh Rigal bukan?

"Mad! lo kok nggak pernah keliatan lagi? lo kemana aja?"

Rigal menatap datar bocah SMA yang berdiri didepannya. "Siapa?" Tanya Rigal dingin.

Bocah itu tersentak kaget. "Lo.. nggak kenal gue?"

Rigal diam. Menatap intens bocah SMA didepannya. Tampilan nya urakan, dengan tindik dibawah bibirnya.

Meski terlihat nakal bocah ini sedikit manis. Tapi wajah tengil itu membuat Rigal tanpa sadar berdecak kesal. Apa spesies bocah tengil begitu banyak disekitarnya?

"Gue Andra mad! gue temen lo anjir!" Bocah itu menatap Rigal terluka. Tidak, itu dramatis.

"Kita temenan udah lama, masa lo lupain gue setelah beberapa bulan nggak ketemu?" Tambahnya.

Rigal menunduk, berusaha menggali ingatan tentang bocah didepannya, ya, walaupun bocah ini tidak penting sih.

Setelah dapat, Rigal mengangkat wajahnya. Terpampang lah wajah dingin Rigal. "Out" singkat Rigal.

Andra menatap Rigal bingung. "Apanya yang out?"

"Geng. Out"

Andra melototi Rigal. "Lo mau out dari geng? heh? bener?"

Rigal mengangguk. Andra ini adik dari ketua geng yang Rigal masuki. Cuma geng kecil, yang kerjaannya balapan dan tawuran.

Merepotkan jika Rigal terus ada dalam geng kotor itu. Musuh bertebaran dimana-mana seperti cacing. Menjijikkan.

"Kenapa tiba-tiba out? lo udah nggak mau balapan lagi? nggak mau tawuran lagi?" tanya Andra tak habis pikir. Awalnya, Rigal memang yang paling antusias terkait masalah geng.

Lalu kenapa tiba-tiba begini?

Ada yang salah.

"Merepotkan" singkat Rigal dingin. Mata tajamnya menatap Andra menilai. Sedangkan Andra yang ditatap menjadi takut.

"Keluarkan atau-"

"Iya! Gue bakal bilang abang buat keluarin lo. Tapi gue mohon ya, jangan lupain gue sama anak-anak. Gimana pun juga, lo udah gue dan anak-anak anggep keluarga"

Rigal hanya mengangguk. Malas menanggapi lebih lama. Suasana nya menjadi hening.

Rigal yang jengah pun memilih pergi dengan tangan berada di saku celananya.

Andra yang melihat Rigal menjauh, menatap punggung tegap itu dengan diam. Pikiran nya menjadi liar, memikirkan segala perubahan Rigal dan keputusan nya untuk keluar dari geng.

Geng akan melemah nanti. Disana, kekuatan Rigal memang yang paling menonjol.

Makanya Rigal menjadi panglima.

Entah ide siapa, geng kecil seperti itu membuat struktur tidak penting. Jika Elvian tau, maka dia adalah orang pertama yang tertawa keras.

***

Sampai di apartemen nya. Rigal segera membersihkan diri 'lagi'. Mansion Adinata adalah hal terkotor yang paling Elvian benci sekarang.

Oleh karna itu walaupun sebelumnya datang Rigal sudah mandi, dia kembali mandi setelah pulang.

Setelah mandi dan berpakaian, Rigal berniat tidur. Tapi baru saja menutup mata, hp nya berbunyi. Menandakan seseorang mengirim sebuah pesan.

Ting

RigalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang