Chapter 16

2.4K 296 10
                                    

Jennie pov.

Sakit hati, dikecewakan, bahkan dijadikan yg kedua pun aku sudah pernah. Tapi.. entah kenapa aku merasa kali ini berbeda, ini terasa lebih menyakitkan sampai-sampai membuat semangatku hilang selama berhari-hari.

Kalau kemarin-kemarin Lisa sempat menghindariku, sekarang aku akan membalas nya. Aku akan menghindar dari nya setelah apa yg aku lihat kemarin. Dimana aku melihat dia dan juga mantan istrinya sedang asik bercumbu malam itu.

Sekalipun aku tdk tahu kenapa aku bisa sesakit ini, hanya karena melihat dia berciuman didepan rumah dengan mantan istrinya. Tetap saja, semenjak malam itu aku enggan bertemu dengan nya.

Tampangnya aja cuek, punya jiwa daddy able tapi ternyata muna! Di depan org aja nggk mau baliikan lah ini lah itu lah, tapi dibelakang org? Nyosor aja.

Aku meniatkan diri utk tdk mau bercengkrama dengan nya lagi atau bahkan kenal dengannya lagi aku sudah tdk sudi! Tapi, sayangnya dia tetanggaku mau tdk mau suka tdk suka ya aku tetap masih bisa bertemu dengannya entah sengaja atau tdk di sengaja.

Seperti saat ini, aku tdk sengaja bertemu dengannya utk membayar uang bulanan kebersihan didaerah ku dan Lisa juga melakukan hal yg sama.

Kalau begini caranya gimana bisa move on coba?

'' Jen?'' panggilnya, saat aku lgsg berbalik badan setelah menerima bukti pembayaran.

'' Jen, saya ingin berbicara.'' Lanjutnya.

Tetapi aku hanya acuh saja dan tetap melangkahkan kakiku menuju ke rumahku. Tapi tak disangka sekarng dia malah mengejarku dan mencekal tanganku.

'' Lepas!'' hardik ku dengan keras.

'' Tapi kita harus berbicara Jen'' jwbnya.

'' Bicara apa? Semuanya sdh jelas! Jadi Uncle nggk ush byk alasan lagi!'' ucapku dengan nada tinggi.

'' Siapa yg banyak alasan sih? Bahkan saya nggk tau kenapa kamu menghindar dari saya''

'' Yaudh bagus kalau gitu, nggk ush tau aja sekalian biar aku nggk ngerasain sakit hatinya double.'' Jwbku masih sinis.

'' Sakit hati?'' ulangnya. '' What did you say? Kamu sakit hati sama saya? Apa yg membuat kamu sakit hati dengan saya? Kamu suka sama saya saja tdk kok. Bisa-bisanya kamu sakit hati dengan saya.'' lanjutnya.

'' Ya... sakit hati aja. Soalnya gara-gara Uncle keasikan pacaran, anak uncle jadi ngerepotin saya mulu!''

'' S-saya nggk pcrn kok''

'' Pret! Nggk pcrn konon! Tapi berciuman. Bikin org geras aja!'' timpalku dengan sedikit meninggikan nada bicara ku.

'' ciuman?''

'' Iya! Ciuman. C-I-U-M-A-N, nggk ush sok ngeles deh kamu! Saya lihat pake mata saya sendiri kalau Uncle itu ciuman sama mantan istri uncle di depan sana!'' ucapku seraya menunjukan diaman aku melihat mereka sedang berperang lidah. '' panas banget! Bikin saya gerah!!''.

'' Kenapa harus kepanasan?''

'' Karena saya cemburu!!!''

Eh?! Dasar mulut lemes bgt sihhhhh... tensin kannnn

'' jadi kamu cemburu?'' tanya Lisa sambil menggigit bibirnya guna menahan senyum.

'' Nggk! Saya Cuma salah ngmg aja!''

'' Masa sih? Tapi—''

'' Pokoknya, saya Cuma salah ngomong. Titik nggk mau pakai koma.'' Potongku ketika Lisa ingin menggodaku.

'' Udah ah. Saya mau pulang! Mau bebersih sekalian sikat gigi! Kropos saya lama-lama ngmg sama Uncle. Soalnya mulut uncle kalo ngmg manis bgt kaya permen. Bisa bikin gigi sakit.''

'' Bagaimana kamu bisa menyimpulkan kalo mulut saya manis? Kalau kamu saja belum pernah merasakannya?''

Eh? Merasakan? Ini apa sih merasakan apa maksudnya?

Dasarnya memang duda gila! Bukannya menjelaskan, Lisa dengan seenaknya mendorongku kearah pintu rumahnya yg sudah terbuka dan langsung menyatukan bibir kami dengan memberi sedikit lumatan.

Cup...💋

'' ini baru yg namanya ciuman Jen'' bisiknya tepat ditelingaku, sebelum dia menjauhkan wajahnya dan mengusap bibirnya sendiri dengan jempolnya.

'' Bibir kamu manis. I like it!'' lanjutnya, sebelum dia mengelap bibirku dan menampilkan smirknya.

Setelah itu dia langsung masuk kedalam rumahnya, meninggalkan aku yg masih kaget dengan kejadian tadi.

Jennie pov end.













Tbc.













Will You Be My Mom?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang