Chapter 17

2.5K 308 7
                                    


Jennie pov.

'' OMG!!!'' seru duo eonnieku yg agk gila ini, sesaat setelah aku menceryitakan apa yg Lisa lakukan terhadapku.

Kejadian dimana saat Lisa menciumku secara mendadak. Semenjak saat itu entah mengapa aku jadi seperti org gila yg suka senyam senyum sendiri mengingat betapa manisnya bibir duda itu. Eh..?

'' Eh, serius lo Mandu? Ini lo nggk lagi halu kan?'' tanya jisonie, sepertinya dia tdk percaya dengan apa yg aku ceritakan.

'' Ih... serius eon!!! Nih lihat bibir aku! Masih sedikit bengkak akibat lumatannya, uhh...'' Jwbku dengan sengaja mengerucutkan bibirku.

'' Aehlah itu mah bisa-bisaannya si manusia kucing ini aja sih jis! Mana mungkin kan si janda, eh duda maksudku mau menyosor Mandu satu ini dihh haluuu'' sahut si nyai dgn ketidak percayaannya.

'' Ihhhh eonnieeee aku serius tau! Aku memang habis disosor si duda cantik plus tampan itu!''

'' Lo percaya Rene?'' tanya jisoniie ke nyai.

'' N O P E!'' timpal si nyai dengan nada yg menjengkelkan.

Plak!

'' Aduh!''

'' Kan, lo! Kebiasaan bgt skrg ini. Ditinggal dikit langsung keluar begonya.'' Ucap jisonie sambil sedikit memukul kepalaku.

'' Huum! Kita lagi ngmg apa nanti si manusia ini malah melamun ndirian!'' timpal nyai.

'' Yak!! Kalian pikir aku apaan!''

'' Ya, apa lagi? Org lo kaya linglung gu dari tadi. Nggk ada nyambungnya kalau diajak ngmg. Ketawa-ketawa sendiri lagi. Bikin kita merinding aja!'' ucap nyai.

'' Ihh.. jomblo mana tau tentang fall in love..'' ucapku sambil membayangkan wajah Lisa sekarang dan teringat tentang lumatan yg dia berikan.

Kedua sahabtaku ini saling melempar pandangan sebelum menggeleng perihatin.

'' Udah nggk ketolong lagi!'' kata jisonie.

*

*

*

'' Aunty.....''

'' Eh!Eh! Astaga! Awas Lily!''

Bruk...

'' Aduh!'' aku langsung terjatuh ketika baru saja keluar dari mobilku, saat tiba-tiba Lily berlari kearahku.

'' Lil—''

Grep!

Hiks...Hiks...Hiks...

Aku baru saja akan memarahi bocah setan ini. Ketika dia memeluk tubuhku sambil menangis terisak.

'' Lil—''

'' Lily? Jennie?''

Lagi dan lagi, belum sempat aku berbicara, ada suara lain yg menghentikanku sambil berlari ke arah kami yg masih belum melepaskan pelukan kami.

Si Duda dan keluarganya.

'' Lily, lepasin dulu Aunty Jennie nya sayang'' Rayu Lisa saat anknya enggan melepaskan pelukannya kepadaku.

'' Nein! Lily will sich nicht von tante Jennie trennen!'' (Tdk! Lily tdk mau berpisah dari Aunty Jennie!) kata Lily sambil mempererat pelukannya.

'' Lily, sei nicht wie dieses Baby. Daddy bitte.'' (Lily, jgn begini dong. Daddy mohon) ucap Lisa.

Membuatku bingung tentang apa yg terjadi dilihat dari cara lisa berbicara dia nampak sangat frustasi skrg ini. Sebab apa? Aku tdk tau bapak dan ank ini ngmg apa yg jelas aku nggk paham suka-suka mereka.

'' Lily, kamu harus mulai belajar menerima mommy.''

Kepalaku sontak menengok kearah belakang tubuh Lisa, saat mendengar suara asing yg ikut menimpali disana.

'' Nggk mau! Pokoknya Lily nggk mau ikut! Lily mau disini aja sama Aunty Jennie!''

'' Tapi saya Mommy kamu Lily. Kamu harus mau tinggal dengan saya'' rayu wanita itu.

'' Nggk! Kamu bukan mommy aku! Mommy aku itu Aunty Jennie!''

Eh? Maksudnya?

'' Lily, dia bukan mommy kamu. Dia Cuma tetangga kamu! Mommy kamu itu saya, Lily. Saya yg melahirkan kamu!'' jelas wanita itu yg nampak kesal.

'' Dia mommy aku!'' teriak Lily membuat telingaku rasanya seperti hampir tuli.

'' Lily!''

'' Stop!''

Lisa tiba-tiba berteriak dengan keras sampai-sampai semua org yg ada disitu kaget dibuatnya. Lisa kemudian bangkit sambil melirik mantan istrinya dan juga anknya secara bergantian dengan kondisi dadanya yg sudah naik turun seperti menahan emosi yg akan meluap.

'' Diana, kamu pulang aja'' ucapnya sambil mencoba menahan emosinya.

'' Lily, ke sini!'' lanjutnya dengan nada tegasnya seakan-akan tdk bisa dibantah.

'' Daddy, Li—''

'' Daddy bilang sini!'' ucapnya lagi dengan tegas.

Lily pun langsung terdiam ketakutan. Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leherku.

'' LILY!''

" Uncle!'' melihat Lily yg ketakutan membuatku akhirnya ikut campur didalam drama perumah tanggaan ini.

'' Jangan paksa Lily, tolong'' ucapku dengan menatap matanya lekat-lekat.

'' Tapi dia harus ikut saya hari ini. Karena minggu ini jatah saya utk bersama dia.'' Bukan Lisa yg menjawab melainkan mantan istrinya itu yg bernama Didi eh.. siapa tadi diari ehh bukan dian... aduhh jennie serius siapa tadi namanya AH.. IYA DIANA NAMANYA OKEH AKU INGAT SEKARANG!

'' Tapi Lily nggk mau''

'' Dia bukan nggk mau. Hanya beluum terbiasa saja. Karena itulah harus dipaksa, agar dia terbiasa dengan saya.'' Terangnya yg membuat hatiku mencelos seketika.

'' Dan hati anda tdk sakit melakukan itu?'' tanyaku.

'' Kenapa saya harus sakit hati? Dia itu ank saya. Sudah seharusnya dia menerima saya sbg ibu kandungnya.'' Jwbnya.

'' Kalau begitu anda bukan Mommy yg baik utk Lily''

'' What do you mean?''

'' Because, a good Mom will definitely feel tormented, if she sees her child hurted''

Jennie pov end.

Will You Be My Mom?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang