Chapter 21

2.4K 302 8
                                    

Jennie pov.

'' Mom, where is the key car?! Nini harus segera brgkt nih!'' ucapku sedikit berteriak, pasalnya sedari tadi aku sudah mencari kunci mobilku tapi nggk ketemu juga.

'' Nini? Memang papi belum bilang sama kamu ya?'' jwb mommyku.

'' About what?'' tanyaku dengan bingung.

'' Kan kamu mulai hari ini yg antar jemput itu si Lisa''

'' What the—'' gumamku lirih

'' Kan bentar lagi kamu nikah, jadi.. papi Cuma mau kamu mulai terbiasa dengan Lisa sayang'' ucap papi dengan tiba-tiba saat baru sampai dilantai bawah.

'' Papi... kan jadwal Nini juga nggk nentu. Kalau misalnya Nini ada jam siang gmn coba? Lagian kalau pun paginya dianter Lisa juga nanti plgnya nggk akan bisa sama Lisa, kadang siang Nini aja udh selesai sedangkan Lisa? Masa iya Nini harus nungguin Lisa jemput sampai dia plg kantor?'' jwbku dengan sedikit protes.

'' Kalau massalah itu coba kamu obrolin sama Lisa aja. Soalnya papi Cuma nurutin saran dari nak Lisa aja'' ucap pai.

Tin!Tin!Tin!

'' Nah itu pasti Nak Lisa. Ayo buruan berangkat, kasihan loh Lisanya nunggu kelamaan nanti.'' Ucap papi kembali setelah dia mendengar klakson mobil dari luar.

'' Buruan Nini! Kasihan loh Lisa nanti nunggu lama. Nanti kalau dia terlat kekantor gmn coba?'' Mommyku semakin mendesakku.

'' Lama!''

Baru saja aku masuk kedalam mobil Lisa, Lily menyambutku dengan desisan sinisnya. Aku hanya memutar mata jengah dan membuang nafas berat.

'' Lily nggk boleh gitu sayang, bentar lagi kan Aunty Jennie jadi mommymu. Jadi belajar hormatin dia sayang.'' Ucap Lisa dengan nada lembut tapi terkesan tegas.

Mendapatkan teguran dari sang Daddy membuat Lily memalingkan wajahnya kearah luar jendela.

Mungkin, seharusnya aku meminta maaf pada Lily dan memperbaiki semuanya. Bagaimana pun juga dia akan menjadi anak ku sebentar lagi dan kami tidak bisa hidup bersama dengan sikap yg acuh tak acuh seperti ini. Hanya saja.. aku sendiri masih ragu dengan pernikahan ini.

'' Baby, tumben nggk pindah kebelakang? Itu rambut kamu nggk minta di iketin sama Aun—uhm Mommy J?''ucap lisa mencoba utk mengakurkanku dengan Lily.

'' Jen?''

'' Ya?''

'' Boleh minta tolong nggk?'' ucapnya .

'' Minta tolong apa?''

'' Nanti siang tolong jemput Lily ya? Soalnya saya ada meeting sampai sore'' ucapnya lagi.

'' Lily bisa plg sendiri pakai taxi Dad''

Belum juga aku menjawab Lily sudah lebih dulu menimpalinya.

'' Lily, nggk boleh gitu. Kamu itu masih kecil. Mana boleh kamu naik kendaraan umum sendirian, lagian Mommy J juga nggk sibuk hari ini. Jadi dia pasti bisa jemput kamu iya kan Hon?'' ucapnya.

Deg!

Oh.. goshh Hon dia bilang... Aaaakkk Mommy Nini harus gimana... huweeee

'' Aunty Jennie pasti nggk bisa Dad. Dia selalu sibuk''

Aku yakin itu kalimat sindiran yg diberikan Lily utkku. Karena apa? Karena aku selama ini berlagak sok sibuk jika harus berurusan dengan bocil satu ini.

'' Honey? Kamu beneran nggk bisa jemput Lily nanti siang?'' Lisa masih berusaha menyatukan kami sepertinya.

'' Sebenarnya saya memang sibuk Uncle.'' Ucapku kemudian.

'' Honey, Hubby atau apapun itu yg penting jgn Uncle Jennie... bisa kan?'' ucapnya dengan tegas ia menegurku seakan aku anknya yg bisa di intimidasi.

'' Iya, Honey. Saya sebenarnya memang sibuk, karena akan ada ujian''

'' Nah kan? Apa Lily bilang'' ucap Lily dengan tiba-tiba sebelum aku menyelesaikan ucapanku.

'' Aunty Jennie memang sibuk, jadi nggk mungkin mau jemput Lily''

'' Li wali kelas kamu siapa sih?'' tanyaku, Lily kemudian melirikku sambil menautkan alisnya.

'' Miss Joy. Ngapaian juga Aunty tanya-tanya.'' Jwbnya dengan heran.

'' Besok suruh resign aja!'' ucapku dengan tegas.

'' Emang kenapa?'' tanya nya lagi.

'' Karena dia udh gagal mendidik kamu. Kamu ini nggk ada sopan santun nya ya. Suka memotong pembicaraan org.''

'' Ngapain aunty bawa-bawa sopan santun Lily? Emang siapa Aunty kook negur Lily seenaknya?!'' tantangnya dengan berani.

Aku pun jadi tergoda utk meraup wajahnya dengan gemas, membuat bocil ini langsung menjerit marah.

'' Aunty tangannya bau BALSEM!!!!!''

Aku hanya terkikik mendengar jeritannya, aku lupa jika tadi sebelum aku berangkat memang aku sempat memijat kaki mommyku sedikit menggunakan minyak urut, hihihii

Sorry Lily Aunty Khilaf...

Jennie pov end.

Will You Be My Mom?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang