Chapter 46

1.1K 183 7
                                    


Keesokan harinya.

Niat hati ingin membangunkan sang anak utk pergi sekolah tapi nyatanya saat jennie masuk ke kamar sang anak kondisi Lily yg merengek yg dia dapat, musuh bebuyutannya itu menggigil dan suhu tubuhnya tinggi, bahkan sempat muntah sekali. Karena sudah memiliki keahlian dalam mengurus sang musuh bebuyutan dia tidak panik, jennie hanya memanggil dokter untuk memeriksa kondisi sang musuh bebuyutan nya itu.

Jennie pov

📞iya miss, Lily sakit jdi tdk bisa masuk kesekolah hari ini.

📞.....

📞baik, terima kasih atas pengertiannya.

Tut

Aku mematikan panggilan lalu segera berdiri dan mengayunkan tubuhku lagi karena, saat ini aku sedang menggendong sibocil kematian ini dengan menggunakan baby slingnya karena kalau tdk aku sudah kewalahan.

'' sayang, aku ada meeting.''

Aku menoleh kerah pintu kamar anakku, suamiku yg masuk kekamar yg sudah berpakaian kerja lengkap.

'' Ya sudah pergi saja hubby... tapu selesai meeting bisa langsung plg saja kan? Tdk usuh kemana-mana'' jawabku.

Dia hanya menganggukan kepalanya lalu berjalan menuju arahku dan mencium keningku srta mengecup kepala Lily.

'' Hiks...Hiks.. no.. daddy tdk boleh bekerja...''

'' baby ada mommy''

'' Huwaaa tdk mauuu... Lily takut digigit mommy dad'' dia menangis seraya mengulurkan tangannya pada suamiku. '' Daddy hiks... huwaaa lily takut rabies jika di gigit mommy~'' lanjutnya lagi. 'heol! Dasar! Jika dia tdk sakit saja sudah ku telan hidup-hidup!' batin jennie menggerutu dengan tingkah sang anak.

Okeee aku tahu lisa akan kalah jika sang putri sudah begini dengan gerakan cepat dia segera mengambil alih lily dariku.

'' Honey.. tolong hubungi mina suruh dia atur ulang jadwal serta meeting diadakan secara virtual saja.''

Aku pun dengan segera menganggukan kepala dn mengambil ponselnya yg ada didalam saku celananya, begitu tanganku masuk kedalam saku celananya dengan jahilnya aku meremas penisnya sedikit keras membuat dia menggerang tertahan seraya menatap ku dengan tatapan tajamnya, aku hanya bisa terkekeh dan segera pergi untuk menghubungi sekertarisnya itu. Setelah aku samai diluar kamar anakku aku segera menghubungi sekertarisnya selesai setelah itu aku segera berbalik ke kamar anakku tapi tia-tiba ponselnya menerima notifikasi, aku hanya mengerutkan alisku ketika melihat tag dari salah satu social medianya tanpa basa basi aku pun segera membuka sosial medianya mataku terbelalak karena melihat Rose membuat stories foto bunga yg lisa kirim padanya.

''MONYET SIALAN!!!''

Brak!

'' astaga!''

Dia melompat saat aku membuka pintu kamar anakku dengan kasar. Dia menatapku dengan bingung aku tdk peduli dengan itu, aku langsung menghampirinya dengan tergesa...

Plak...

'' Jennie! Ada apa dengan mu?!'' tanyanya membentak kala aku menampar pipinya.

'' kau membentakku?'' jwbku.

Dia gelagapan dan berniat untuk meraih tanganku tapi aku mundur dan menghindarinya, aku mengangkat ponselnya dan menunjukan apa yg baru saja ku lihat.

Dia gelagapan dan berniat untuk meraih tanganku tapi aku mundur dan menghindarinya, aku mengangkat ponselnya dan menunjukan apa yg baru saja ku lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'' Kau selingkuh Lalisa manoban?!!!''

'' Huwaaaa...mommy~''

'' Sssttt sayanggg... kau ikut mommy ya...'' ucapku sambil beralih mengambil Lily dari gendongan monyet sialan ini.

'' honeyy... aku tdk selingkuh sungguh.'' Jawabnya.

'' Omong kosong! Jika tdk? Utk apa kau mengirimnya bunga hah?! Apa salahku padamu?!'' teriakku dengan keras tanpa perduli Lily yg sudah menangis dipelukannku, bodo amat mommy dan daddy juga sdg tdk ada dirumah.

'' Jennie ada Lily sayangg..''

'' Aku tdk perduli!! Agar dia tahu jika daddy nya itu badjingannn!'' ucapku sambil menunjuk mukanya dengan telunjuk kananku.

'' Listen honeyy... jgn emosi dulu okeyy aku akan menjelaskan kenapa rose bisa seperti itu''

'' Menjelaskan apa lagi brengsek!''

Teriakku sambil melemparkan hpnya kelantai hingga hp itu hancur erantakan. Tanpa sepatah katapun aku langsung keluar dari kamar anakku dan membawa dia turun dari lantai dua ke lantai 1 dengan langkah tergesa.

'' Mommy huwaaa...''

'' ssttt jangan menangis'' ucapkku seraya menahan tangis ku hinga suaraku agak bergetar. '' kau ikut bersama mommy okeyy''

'' Jennie!! Yak! Jennie kim tunggu!''

Tanpa peduli teriakan suamiku, aku terus melangkah kearah pintu rumah, tiba didepan pintu aku langsung membuka pintu dan keluar dari rumah dan melangkahkan kakiku dengan cepat agar aku cepat sampai dirumah ku.

Jennie pov end.

Will You Be My Mom?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang