[Cerita ini hanya hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh/karakter dan tempat dalam cerita ini hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan]
*Mari mengungkap apa yang terjadi Di Balik Kamera
***
Sejak tadi, mata Amel tak pernah luput dari Jenny yang sedang berbincang dengan daddynya, Mehr. Amel dan Ayu yang berada di dapur dapat mendengar secara samar perbincangan santai Jenny dan Mehr.
" Dia anak baik" ucap pelan Ayu kemudian
" Iya, tapi setelah ini dia kembali menjadi manusia apatis. Dan itu menyebalkan, mom" sahut Amel
Ayu menaruh piring di rak. " Jika dia apatis, dia tidak akan membawa ikan kakap bumbu kuning untuk ku"
" Hal menyebalkan kedua, aku tidak bisa menebak sikapnya" Amel mengelap piring terakhir, lalu menaruhnya dirak. " Setelah ini aku izin keluar main dengan Jenny, ya mom"
" Kemana?"
" Ke coffee shop biasa"
" Jangan pulang larut malam. Kasian Jenny, apartementnya jauh dari sini"
" Siap mommy"
Amel berlari kecil menuju balkon yang hanya berjarak 300 meter dari dapur.
Mehr menoleh. " Jadi pergi?"
Dahi Amel berkerut. " Kok?"
" Jenny sudah izin" ucap Mehr, menjawab pertanyaan anaknya yang belum sempat terlontar.
" Iya jadi. Boleh?"
" Sure.. Pergilah"
" Thank you, dad"
Mehr menggangguk. Ia menoleh pada Jenny. " Jaga putri saya"
" Saya jaga" Jenny melirik pada Amel. " Sekarang?"
" Iya dari pada keburu malem" sahut Amel
" Oke"
Amel dan Jenny berpamitan lalu meninggalkan apartement untuk menuju coffee shop biasa Amel pergi bersama teman-teman lainnya.
..
Jam menunjukan pukul 09:00. Amel sejenak mengedarkan pandangan pada coffee shop yang masih ramai, walau sudah malam. Ia bersama Jenny duduk disalah satu meja disofa yang dipojok ruangan yang memiliki view paling indah. Karena mereka sudah makan malam, jadi mereka memesan long black dan Americano serta French fries sebagai cemilannya.
Ponsel Amel berbunyi, menandakan WhatsApp masuk. Ia melirik layar, namun seketika wajah Amel berubah saat membaca pesan dari Bram. Alarm bahayanya berbunyi di otak Jenny.
" Riyu?" tebak Jenny
" Bukan kok. Ini dari temen gue" jawabnya santai
" Siapa?"
Amel menoleh dan menatap Jenny serius. " Harus tau banget dari siapa?"
" Gak. Lupain" Jenny menyesap long black
Tawa Amel menggelegar. " Ii lucuu.. Ini WhatsApp dari temen gue. Cewek kok, namanya Riska" bohong Amel.
Jenny menghembuskan napas lega, meski amat pelan dan nyaris tak terdengar.
" Gue mau denger cerita lo dong" ucap Amel kemudian,
" Cerita?"
" Tentang hidup lo"
" Hidup gue gak menarik" ucap Jenny lemah
" Itu menurut lo, kalau gue sih tertarik. Hidup lo tuh kayak damai, gak pernah terusik media. Lo juga hidup sesuai apa yang lo inginkan. Menarik buat gue yang hidup terus dituntut sempurna ini dan selalu terusik media ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Balik Kamera
FanfictionDua insan yang berada dalam lingkup industri perfilman, mereka yang setiap saat harus bermain peran dan di tuntut sempurna di depan kamera, insan yang harus menutup jati diri untuk mencapai kata layak dimata khalayak. Mereka hidup dalam kepalsuan ya...