Scene 11

228 22 7
                                    

[Cerita ini hanya hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh/karakter dan tempat dalam cerita ini hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan]

*Mari mengungkap apa yang terjadi Di Balik Kamera

***

Amel membuka mata. Kantuknya sedikit berkurang berkat pemandangan di luar jendela. Ia pun menegakkan posisi duduknya, lalu menoleh penuh perhatian pada sekeliling. Lampu-lampu jalan sudah menyala terang benderang. Amel melirik . Pukul 20:00.

Mala yang duduk di kursi penumpang depan menoleh ke belakang. " Udah hampir sampe ni"

Amel menggangguk. Ia menata kucir rambutnya. Terpikir oleh Amel untuk membedaki wajahnya, tapi ia mengurungkan niat. Pasalnya kondisi mobil begitu gelap hanya sesekali diterangi oleh lampu jalan, dan ia juga sudah terlalu malas untuk melakukannya.

" Pak Tomo, kira-kira berapa lama lagi sampai?" tanya Amel yang tak sabar

" Kurang dari 7 menit, mba" Jawab Pak Tomo yang bertugas mengemudi.

Perhatian Amel beralih ke pemandangan di luar. Lalu lintas tak terlalu padat. Kanan-kiri jalan berjajar toko-toko, aneka macam lapak, warung makan dan minimarket.

Mobil yang di kemudikan Pak Tomo mengambil arah kanan di perempatan. " Nah! Itu depan sudah terlihat"

Amel melongok ke depan lewat sisi headrest jok kanan yang di tempati Pak Tomo. Matanya berkilat-kilat penuh antusiasme. Beberapa meter terlewati. Hanya berselang dua rumah di kiri jalan, ia melihat sebuah rumah megah bercat putih. Pak Tomo memutar roda kemudi dan mobil pun masuk ke halaman parkir yang tak terlalu luas yang sudah di sesaki berbagai mobil pribadi dan dua truk engkel box yang terparkir.

" Itu pak ada kosong satu" tunjuk Mala pada space parkir kosong

" Nah, nah iya itu" sahut Amel

Pak Tomo menggangguk. Ia kemudian memarkirkan mobil tepat berada di samping mobilberwarna merah. Beberapa saat kemudian mobil telah terparkir sempurna.

Amel mengambil ponselnya Di bukanya aplikasi WhatsApp, lalu di pencetnya room chat ter-pinned dengan puluhan notifikasi yang belum terbuka. Ibu jarinya menekan gambar telpon. Ia mendengar nada sambung sementara tangannya yang satu mengeluarkan dompet.

..

Panggilan terputus. Jenny secepat kilat meninggalkan ruang ganti, menemukan jalan pintas menuju parkiran depan.

Matanya mencari sebentar di antara deret kendaraan disana, hingga ia berhenti di dekat mobil sedan berwarna merah. Baru beberapa saat kemudian ia menyadari sebuah mobil Toyota Alphard berwarna putih yang terparkir tepat di samping mobil itu.

Jenny mendekat. Pintu mobil itu terbuka perlahan, dan detik berikutnya seorang perempuan cantik dengan rambut terkucir satu menyambut dengan senyuman manis terukir indah di wajah bareface-nya.

Wajah yang selalu Jenny rindukan dua minggu terakhir, kini ada di depan matanya dengan senyuman yang sangat dirindukan.

" Hai babe" sapa lembut Amel

" Haiii.." Jenny masuk ke dalam mobil, sesaat setelahnya pintu mobil kembali tertutup.

Amel merentangkan kedua tangan ke arah Jenny. " Night hug, please"

" Sini sini" Jenny melebarkan kedua tangan, sedikit menyondongkan tubuh ke depan. Menerima tubuh Amel diantara kedua tangannya lalu memeluknya erat. Sangat erat.

Bau parfum dengan aroma bunga yang segar dan juga mempunyai kesan manis dengan sedikit aroma kayu menyerang. Mata Jenny terpejam. Sungguh ia rindu segala hal tentang perempuannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di Balik KameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang