Scene 10

415 32 17
                                    

[Cerita ini hanya hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama, tokoh/karakter dan tempat dalam cerita ini hanya merupakan kebetulan semata tanpa ada unsur kesengajaan]

*Mari mengungkap apa yang terjadi Di Balik Kamera

***

Waktu sudah menunjukan pukul tujuh kala seseorang dibalik selimut mulai menggeliat dan perlahan membuka mata. Sepasang netra berwarna coklat, masih mendapati satu lampu yang menyala disudut ruangan persis seperti semalam sebelum ia terpejam.

Amel mengedarkan pandang, namun ia tak menjumpai seseorang. Tubuhnya dibawa bersandar pada headboard kasur. Tangannya mengambil ponsel dari atas nakas. Hal pertama yang ia buka adalah aplikasi WhatsApp. Beberapa pesan belum terbaca mengiasi layar. Satu persatu Amel membuka dan membalasnya.

Kreekk

Pintu terbuka bersamaan dengan itu seseorang dengan sport bra dan short legging hitam abu masuk ke dalam.

" Pagi. Udah bangun ternyata" sapa Jenny dengan rambut yang ia kucir satu.

" Pagi.. Iih kok nge-gym gak ngajak-ngajak. Gak bangunin lagi"

Jenny mendekat. Ia duduk di pinggir ranjang. " Tadinya mau aku ajak tapi kasian kamu. Pasti capek, pulang syuting baru jam 1"

" Iya si. Makanya ni bangun agak siang" Amel melebarkan kedua lengan. " Morning hug" pintanya. Ia mencodongkan tubuh ke depan. Namun, Jenny mendorong pelan bahu Amel.

" Aku habis olahraga. Mandi dulu, hug nya nanti" tolak Jenny.

Amel berdesis kesal. " Nanti nanti pasti lupa. Yang ada gak dapet morning hug hari ini. Udah apal"

Jenny melebarkan senyuman, ia tertawa kecil. " Ya udah sini, sini" ucapnya sambil merentangkan kedua tangannya. Amel menyambut dengan setengah bete, ia masuk diantara tangan itu.

" Morning hug" ujar Jenny saat memeluk Amel. Ia mengusap lembut punggu Amel.

" Babe"

" Ya?"

" Siang nanti kan kamu harus ke kantor Fourvision dan aku tahu itu gak searah sama lokasi syuting ku" Amel menjeda kalimatnya. Ia melonggarkan pelukan. Kini mereka saling menatap. " Tapi, boleh gak kalau aku minta tolong? Kamu anter aku dulu"

" Boleh banget dong" sahut Jenny. " Kok tumben minta dianter. Emang kenapa?"

Amel menunjukan layar ponsel ke Jenny. Sebuah pesan WhatsApp masuk dari kontak yang Amel beri nama Rafi Agra, berisi

" Morning Mel. Lo calling jam 12 kan? Samaan kita kalau gitu. Di deket lokasi ada restoran Jepang. Enak kayaknya. Kalau gue ajak lunch bareng gimana?"

Amel memandang wajah Jenny. " Dari kemarin dia masih ganggu. Aku risih. Gak suka"

Jenny meringis. " Astaga. Masih gak nyerah loh dia ni"

" Makanya itu.."

" Ya udah. nanti aku anter plus jemput kamu"

" Bisa se-project bareng aja gak si kita? Biar di lokasi ada kamu yang nemenin aku terus jauhin aku dari orang-orang kayak gitu"

Jenny tertawa. " Lucu banget sii. Semoga yaa, one day kita ada tawaran main film atau series bareng"

" Amin paling kenceng" sahut Amel.

" Ya udah, aku mandi dulu. Gerah banget soalnya"

" Gih sana. Nanti gantian"

Jenny mengacungkan ibu jari. " Oke." Ia beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Di Balik KameraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang