14.

833 108 17
                                    


Jaehyun berlari memasuki rumah sakit dengan perasaan panik saat tahu Rose dan Jeno mengalami kecelakaan bus yang ditumpanginya. supir bus dinyatakan meninggal dan beberapa orang dinyatakan kritis termasuk Jeno.

"Bagaimana keadaan Rose dan Jeno ?" tanya Jaehyun saat melihat Lisa dan Johnny yang sudah berada dirumah sakit.

"Rose baik-baik saja hanya menunggunya siuman"

"Lalu, Jeno?"

"Jeno kritis" jelas Lisa dengan mata sembabnya. Lisa tak bisa membayangkan rasa sakit yang Jeno rasakan.

Tepat saat itu seorang Dokter yang memeriksa Jeno keluar dengan memberi tahu kalau pasien membutuhkan donor darah.

"Siapa wali dari pasien?"

"Saya Ayahnya, Dok!" jawab Jaehyun cepat.

Johnny hanya diam tanpa melakukan apapun, karena bagaimana pun Jaehyun memanglah Ayah Jeno. Jaehyun lah yang dibutuhkan Jeno sekarang.

"Pasien harus segera dilakukan transfusi darah, namun stok darah yang kami butuhkan sedang kosong"

"Dokter bisa ambil darah saya Dok!"

"Baik, Kita lakukan pemeriksaan lebih dulu"

"Mari ikut saya" ucap seorang suster yang meminta Jaehyun mengikutinya.

"Sekarang aku sadar sampai kapanpun aku tak akan bisa menjadi bagian dari hidup Rose dan Jeno" ucap Johnny yang membuat Lisa menatap sendu. Johnny pasti merasa kalau dirinya tak bisa melakukan apapun untuk membantu Rose dan Jeno. pada akhirnya Rose dan Jeno hanya membutuhkan Jaehyun disisinya.

"Kau tau kan ini demi keselamatan Jeno?"

"Ya, aku tahu" Johnny mencoba memaksakan senyumnya dihadapan Lisa.

"Kalau begitu aku akan keruangan Rose"

"Ya, biar aku disini menunggu Jeno"

Johnny pun mendatangi ruang perawatan Rose. namun langkahnya terhenti saat melihat Joy juga berada dirumah sakit yang sama.

Johnny melihat Joy keluar dari ruangan Dokter Kandungan.

Grep!

"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Johnny meminta penjelasan keberadaan Joy yang berada dirumah sakit.

"Bukan urusanmu!" Joy menepis tangan Johnny yang mencekal pergelangan tangannya.

"Apa ini ada hubungannya dengan surat kau berikan padaku?" ucapan Johnny berhasil membuat langkah Joy terhenti. Johnny memang belum sempat membuka surat yang Joy berikan padanya. tapi entah kenapa Johnny merasa ini ada hubungannya dengan itu.

"Apa pedulimu? Kau bahkan tak membuka surat itu bukan?"

"Apa kau hamil?" tebak Johnny karena Joy sepertinya tak berniat menjelaskan keberadaannya dirumah sakit.

Joy hanya diam membuang arah pandangnya yang semakin membuat Johnny geram.

"Kalau kau berniat membunuh janin itu lagi seperti yang kau lakukan dulu aku tak akan segan-segan-"

"Apa kau masih berfikiran aku sengaja membunuhnya?!"

"Bukankah memang seperti itu? demi karir modeling yang kau impi-impikan itu kau membunuh bayi kita!" teriak Johnny marah. beruntung kondisi rumah sakit cukup sepi. Joy menutup matanya saat Johnny berteriak didepan wajahnya dengan penuh emosi.

"Asal kau tau!" Joy menekan dada Johnny kuat.

"Bukan hanya kau yang merasa terpukul atas kejadian itu. tapi aku juga! aku kehilangan bayi yang bahkan aku sendiri tak menyadarinya bayi itu tumbuh dalam rahim ku!" Joy sudah tak bisa menahan semuanya selama ini. kenapa Johnny selalu menyalahkan dirinya atas kejadian masa lalu.

REGRET [JaeRose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang