Disebuah cafe dengan nuansa yang asri membuat Clara Amelia Anastasya betah untuk berlama-lama disana. Dengan memakai headphone di telinganya dan juga matanya yang terfokus dengan tab di depan matanya. Sebuah deringan telpon berbunyi membuat Clara mematikan musiknya lalu menerima telpon tersebut. Sebelum mengangkat dirinya menetralkan suaranya dulu.
"KAU DIMANA?" seketika Clara melebarkan headphonenya.
"KEMBALI KE KANTOR SEGERA. MEETING DIMULAI SETENGAH JAM LAGI." Panggilan telpon itu lalu mati. Jasmine langsung melepaskan headphonenya dan membantingkannya sebentar. Ia lalu memencet hidungnya sejenak, seketika kepalanya pusing. Atasannya kalau menelpon tidak pernah pelan selalu saja memakai otot. Apa tidak putus urat nadinya setiap hari marah-marah terus? Apalagi ditambah ketikan yang selalu capslock bisa bikin mata sakit.
Clara lalu cepat-cepat membereskan barangnya, persetan lah dengan bahan meeting yang akan ia persentasikan. Wong dia baru di suruh satu jam lalu untuk bahan persentasi nanti. Otak mana yang sanggup berpikir tentang bahan persentasi dalam waktu satu jam. Oh tuhan!
Clara lalu menaruh uang di atas meja.
"Mbak uangnya diatas meja seperti biasa." Ucap Clara yang berteriak sampai di lihat pengunjung cafe disana.Pelayanan disana bersungut-sungut ketika mendengar suara Clara. Wanita itu selalu begitu berteriak seenaknya. Clara lalu menaiki sepeda motornya dan melaju kencang sekali.
Sepuluh menit kemudian Clara datang. Cepat sekali bukan, sudah di bilang dia ngebut. Ngebut adalah hobbynya di jalan, jika suasana hatinya sedang kacau bukan ngebut lagi tapi semua kendaraan yang hampir menyenggolnya akan mendengar amukan Clara. Gadis itu lalu berlari ke dalam lift dan kemudian ia menundukkan kepalanya.
"Semoga lancar." Gumannya
Setelah lift di buka ia disambut oleh atasannya yang sudah berkacak pinggang dan mata yang melotot.
"Lama banget sih?" Tanya atasannya.
Clara memiringkan bibirnya.
'Lama dari mana?' Pikir Clara, dia bahkan sudah sampai delapan puluh kilometer per jam."Maaf yah bu! Macet." Balas Clara dengan senyum keterpaksaannya. Ia pun berjalan masuk ke ruangan meeting.
"Bahan meeting?" Tanya atasannya lagi.
"Belum selesai, bu." Ucap Clara santai. Atasannya itu pun langsung melotot dan bersiap untuk memakinya namun di cegah oleh Clara.
"Santai, bu. Relax. Tenang aja." Ucap Clara yang langsung masuk ke dalam ruang meeting.
Perkenalkan terlebih dahulu Clara Amelia Anastasya, dia berusia tiga puluh dua tahun dan masih lajang. Jangan tanya kapan nikah? Dia tidak ada niatan untuk menikah sama sekali, ya karena satu dan lain hal. Ia karyawan di salah satu perusahaan gourmet yang terbilang masih berkembang. Dan dia mempunyai atasan yang sangat toxic menurutnya karena semua kerjaan semua dia yang kerjakan dan jika salah diakan kerjakan lagi dan lagi. 'Kerja sampe tifus' itu adalah yang dialaminya. Tapi Clara selalu menjadi dirinya sendiri, batu dan bodoh amat. Dia memang mencintai kerjaannya terbukti sudah delapan tahun dia bekerja disitu dan berapa kali ia ajukan resign namun digagalkan oleh teman-temannya. Alasannya tidak ada tameng untuk murka bu Diana. Lucu sekali memang namun naas untuk Clara.
Suasana di ruangan tersebut sedikit tegang, hari ini ada meeting dengan klien dari jepang yang mana atasan Clara menyuruhnya untuk persentase. Bukan hal baru untuk Clara persentase di depan namun atasannya yang maha sempurna itu selalu komentari tampilannya dan ucapannya sedangkan dia sendiri tidak mau untuk persentase dengan klien-kliennya.
Clara membuang nafasnya terus menerus, kali ini cukup tegang karena meeting ini dia harus dadakan untuk persentase dan dirinya belum ada bahan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED MY EX
Teen Fiction#cerita kedua semoga terhibur "Kau dulu memang tipeku tapi sekarang bukan." ucap Victor "Kau pikir kau tipeku? Tidak sama sekali." Clara memandang jijik pria yang pernah bersamanya dulu. "Jadi?" "Apa? Tidak mau." "good! besok kita nikah." putus...