BAB 7

122 4 1
                                    

Bugh
Clara meninju hidung Victor. Pria itu langsung memegang hidungnya yang berdarah. Matany melotot melihat wanita itu yang menatapnya marah.

"Sialan kau Vic. Apa maksud semua ini?" Tanya Clara yang mengamuk setelah mereka kembali di hotel.

"Tidak cukup kau menyiksaku dan menghancurkan aku?" Tanya Clara, dirinya sekarang sedang tidak bisa menahan diri lagi. Ia pun memukul dada Victor.

"Kau sudah ada renatha sialan." Pekik Clara.
Victor menahan kedua tangan Clara dan kemudian dia menggendong wanita itu. Ia lalu membawanya ke kamar dan menghempaskan di kasur. Dia mengukung gadis itu sambil menahan tangan Clara.

"Sssstttttt diam Clara. Diam." Ucapnya

"Aku tidak akan diam. Kau sudah ada Renatha. Kau pikir aku pelakor... salah ding pepacor." Ucap Clara yang masih sempat salah bicara. Victor menghela nafasnya ia pun mengambil dasinya yang ada di nakas dekat tempat tidur mereka dan kemudian menyatukan kedua tangan Clara dan mengikatnya di tiang kepala kasur.

"Lepas! Aku akan teriak." Ucap Clara yang terus memberontak. Setelah mengikay tangan Clara dirinya juga menyatukan kaki Clara dan mengikatnya.

"Aku akan melepaskanmu, jika kau bisa tenang." Ucap Victor setelah mengikat kedua kaki Clara.

"Ahhhhhhh... lepas sialan. Aku laporkan kau ke polisi." Jerit Clara.

Victor lalu berdiri dan berkacak pinggang. Ia mengambil nafasnya, energi Clara sangat kuat sekali dia sampe kesusahan.

"Aku akan mandi dulu dan kau tenanglah." Ucap Victor. Ia pun masuk kedalam kamar mandi.

"Sialan." Umpat Clara.

Sepuluh menit kemudian Victor keluar dari kamar mandi sambil menggosok rambut basahnya kasar. Clara tak berhenti diam sedari tadi.

"Victor. Victor. Victor. Victor. Victor. Victor. Victor."

Victor melihat gadis itu terus memanggilnya sambil memejamkan matanya dan kakinya terus ia hentakkan.

"Victor. Victor. Victor. Victor. Victor. Victor. Victor." Teriak Clara

Clara membuka matanya dan terkejut melihat wajah Victor sangat dekat dengannya bahkan bibir mereka hampir saling bersentuhan.

"Satu kata kau ucapkan, aku akan menciummu sampe kau tidak bernafas." Ucap Victor dengan sangat serak. Ia bisa melihat wajah Clara dengan sangat dekat, wajahnya cantik yang sangat ia cintai dulu. Jangan lupakan posisinya yang kini sedang mengukung tubuh wanita itu dengan handuk yang masih melekat.

Victor menatap manik mata Clara hingga bibir wanita itu yang menggodanya untuk ia lumat. Tak lupa ia memegang kedua tangan Clara dan juga mengunci pergerakkan Clara.

"Kenapa kau menolakku untuk menikah bersamamu. Setidaknya aku ingin mewujudkan impian kita dulu."

Clara membuka mulutnya dan kemudian Jari victor mendarat di bibir wanita itu.

"Ssttt! Aku belum selesai sedari tadi aku mendengar mu berbicara lebih dari seribu kata sayang."

Clara terus bergerak ingin melapaskan diri.
"Kau bergerak aku tidak yakin handukku akan bertahan lebih lama lagi. Dan aku akan membuatmu mendesah. Jika kita membicarakan tentang renatha disini, tenang saja aku sudah memutuskannya." Victor pun mengarahkan wajahnya ke telinga Clara.

"Aku memutuskannya karena aku bosan sama seperti kau dulu memutuskanku." Clara melototkan matanya, sedangkan Victor menyeringai.

Victor kemudian tertawa dan kemudian semua melepaskan ikatan Clara, gadis itu lalu duduk dan mengusap kaki dan tangannya yang memerah dan kemudian dia menatap Victor nyalang.

MARRIED MY EXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang