Berusaha untuk mengikhlaskan

18 3 0
                                    

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya Cecil lalu bergegas menaiki ranjang untuk bersiap-siap tidur, agar esok tidak terlambat bangun.

Pagi pun tiba, Cecil terbangun karena sinar matahari menusuk matanya melalui jendela kamarnya. Cecil langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri, ia sengaja berangkat pagi-pagi sekali agar tidak terjebak macet.

Setelah selesai membersihkan diri, Cecil pun langsung bersiap-siap membawa barang-barangnya dan langsung memasukkannya ke dalam bagasi mobil. Bogor, ya! tujuan liburan nya itu ke puncak Bogor.

Karena pemandangan nya yang sangat indah di pelupuk mata. Ternyata benar disepanjang jalan cecil disuguhi dengan pemandangan yang sangat indah dan sangat menyegarkan isi kepala.

Perjalanan tidak begitu macet hanya menempuh waktu beberapa jam untuk sampai kesana, dan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, tibalah cecil di sebuah villa yang telah ia pesan.

Disana dia disambut oleh lelaki tua yaitu penjaga villa. Cecil langsung bergegas keluar mobil dan menghampiri lelaki tua tersebut.

" Assalamualaikum, pak perkenalkan saya Cecil yang memesan villa ini untuk satu minggu kedepan. "

" Waalaikumsalam non, oh iya perkenalkan saya Mamat. Panggil saja mang Mamat, mamang penjaga villa disini. Mari mamang bantu bawa barang-barang nya kedalam ."

" Iya mang, makasih banyak. Maaf jadi merepotkan." ucap Cecil tidak enak
" Tidak apa apa non ini sudah jadi tugas mamang."

jawab mang mamat.
Mang mamat langsung membawa koper Cecil masuk kedalam, diikuti Cecil dari belakang.

Cecil melihat villa nya cukup bagus. Namun sederhana, rak-rak kuno tersusun dan hiasan dinding tersusun rapi memberikan kesan aesthetic.

" Villa nya bagus mang, rasanya nyaman "

ucap Cecil kepada mang Mamat yang baru saja menunda koper di ruang tengah.

" Iya non villa nya sering saya bersihkan juga, disini memang hiasan nya berbeda dengan villa lain seperti kuno tapi elegan."
ujar mang Mamat sembari tersenyum.

" Kalau begitu saya permisi pamit, selamat beristirahat non"

" Iya. Makasih banyak mang " ucap Cecil
Mang mamat pergi meninggalkannya, dan ia pun langsung membawa koper nya ke kamar dan merapikan barang - barang nya.

Setelah itu dia langsung membersihkan diri.
Dua puluh menit berlalu dia sudah membersihkan dirinya, ia mengambil ponsel yang berada di nakas, melihat waktu sudah malam tadinya ia ingin berkeliling melihat -lihat villa.

Namun badannya cukup lelah karena perjalanan panjang, ia pun mengurungkan niatnya, ia memutuskan untuk berkeliling besok pagi. Cecil mendudukan bokong nya di kasur yang empuk dan membaringkan tubuhnya dengan menarik selimut, karena hawa di puncak cukup dingin.

Cecil melihat langit-langit kamarnya sembari melamun, "adem" satu kata itu menggambarkan keadaan yang ia rasa. Perlahan mata nya memberat dan Cecil pun terlelap tidur.

Pagi pun tiba matahari seakan tersenyum pada seorang gadis yang masih berlayar di pulau kapuk itu.

Perlahan Cecil mulai terusik dengan cahaya yang menyorot kearah nya, meskipun tertutupi gorden dia perlahan membuka matanya dan menggeliat.

Ia mengambil ponsel dan melihat waktu sudah menunjukan pukul 07.00. Cecil bergegas bangun dan membuka pintu kamarnya yang langsung terhubung ke balkon.

Angin pagi sangat sejuk, pemandangannya yang cukup indah di pelupuk matanya dengan burung-burung di atas pohon sedang bernyanyi.

Setelah beberapa saat ia duduk di balkon, cecil pun bergegas masuk ke dalam untuk mandi.
Setelah mandi ia turun kebawah untuk mengisi perut nya.

Didekat meja makan ada mang Mamat yang sedang membantu menyiapkan makanan bersama wanita paruh baya.

" Wahh makanan nya banyak banget! siapa yang masak ini ? " ucapnya dengan mata berbinar.

"Pagi non, ini yang masak bi Inah dia istri mamang, kita kerja bareng disini menjaga villa ini ".

"Pagi mang, oh ini istri mamang. Kenalin bi saya Cecil, yang menyewa villa ini untuk satu minggu kedepan " ujarnya sambil menyalami tangan bi Inah.

" Oh ini toh neng Cecil, silahkan neng sarapan dulu bibi udah masak tadi " kata bi Inah.

" Iya bi, makasih banyak " jawab Cecil.

"Kalau begitu mamang sama bi Inah pamit ke belakang dulu non " ujar mang Mamat.

"Iya silahkan, eh ini sekalian makan bareng saja mang sama saya "

"Tidak usah non, kami tadi sudah sarapan " jawab mang Mamat.

"Oh yasudah kalau begitu mang tidak apa-apa " ucap cecil.

"Permisi ya non " ujar bi Inah yang langsung di angguki oleh cecil.

Di meja makan sangat banyak sekali makanan mulai dari ikan goreng, tumis tempe, tahu goreng, dan sambal. Cukup sederhana namun nikmat, seketika itu cecil teringat masakan bundanya dulu,

"jadi ingat masakan bunda dulu, huft! kenapa jadi kepikiran sih aku kan kesini niat nya mau liburan buat hilangin stres, mending sekarang makan, yuhuu... "

ujarnya dalam hati sambil cengengesan lalu menyantap makanannya.
Selesai makan cecil pun kembali ke kamarnya.

Ia berniat hari ini ingin berkeliling melihat-lihat sekeliling villa itu karena pemandangannya cukup indah.

Jadi cecil tidak lupa membawa camera untuk mengabadikan momen ini.Dia berjalan ke arah taman belakang dan di sana terdapat kolam ikan.

Cecil duduk di bangku taman sambil mengambil beberapa gambar, setelah itu dia beranjak ke halaman depan. Disana terdapat banyak sekali tanaman bunga.

"Wah bunganya bagus banget, kayaknya bagus deh kalo foto disini " ucap Cecil.

Ia pun segera menyiapkan camera beserta tripod yang ia bawa. Setelah mengambil beberapa foto, ia pun masuk dan pergi ke kamarnya berniat untuk melihat pemandangan yang indah dari atas balkon.

"Masya Allah disini bagus bangett mana adem lagi"

ucap Cecil,
ia pun segera menyiapkan camera lalu langsung berpose dengan menggunakan outfit yang elegan menambah keindahan di fotonya.

"Gimana gak bagus coba backgroundnya saja bagus banget, eh tambah aku juga cantik sih haha. Gak apa-apa kali ya puji diri sendiri "

ucap cecil sambil tertawa. Rasanya pikiran masa lalu nya hilang yang ada hanya kebahagiaan, ya meskipun kebahagiaan ini hanya sementara.

Siang hari, keadaaan di puncak mendung sepertinya langit akan menangis. Dan benar saja hujan turun mengguyur wilayah puncak, udara cukup dingin.

Cecil bergegas untuk segera kembali ke dalam kamarnya, sesampai nya di kamar cecil membaringkan tubuhnya di kasur sambil menikmati pemandangan hujan dari jendela kamar nya.

Saking menikmati pemandangan nya cecil terlelap tidur. Cuaca sedang hujan dan udara dingin itu akan mengajak semua orang untuk tertidur.

Midnight Chance Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang