4

13 0 0
                                    

Nerissa yang merasa pusing, dia memutuskan untuk pulang naik taksi. Nerissa tidak mengatakan pada Edwin jika dia pulang lebih awal. Di tengah perjalanan, Nerissa melamun memikirkan apa yang Eva ceritakan padanya.

Dua jam yang lalu...

"Kamu ingat kan Ner, saat kita baru selesai meeting di Hotel Horison? Saat itu aku bertanya padamu apa Edwin sudah pulang dari luar kota, dan kamu bilang Edwin belum pulang."

Nerissa mengangguk.

"Sebenernya waktu itu aku lihat Edwin di Hotel itu. Dan aku juga lihat-- Ayasha disana."

"Maksud kamu Edwin dan Ayasha pergi ke hotel bersama?" Nerissa speechless.

"Iya."

Nerissa menautkan kedua alisnya, "Tapi waktu itu Ayasha sedang cuti, bagaimana bisa Ayasha dengan Edwin di Hotel?"

"Itu dia Ner, aku tidak mungkin salah lihat. Aku benar-benar melihat mereka berdua disana. Atau jika mereka memang punya urusan masing-masing disana, kenapa mereka harus berbohong?"

"Edwin sudah pulang, tapi kenapa dia mengatakan padamu jika di belum pulang? Aku tidak bermaksud untuk merusak rumah tangga kalian Ner, tapi aku rasa ini sudah aneh. Aku yakin kamu juga memikirkan hal yang sama kan?"

"Bukan cuma itu saja. Aku juga sering melihat mereka berdua pergi berdua. Apa menurutmu itu tidak aneh? Kamu tidak mencurigai mereka berdua? Sebenernya sudah lama aku curiga Ayasha menyukai Edwin, tapi aku terus menyangkalnya bahwa mereka hanya sebatas rekan kerja. Tapi semakin kesini, hubungan mereka semakin tidak biasa. Aku bisa melihatnya."

"Aku tau kamu pasti tidak percaya, tapi apa yang aku katakan ini adalah kebenaran. Jika kamu tidak percaya, kamu bisa membuktikannya sendiri."

Nerissa termenung, kenapa Edwin berbohong padanya? Nerissa juga tidak menyangka Edwin akan berbohong seperti ini.

Mengenai hubungan Edwin dan Ayasha, Nerissa benar-benar tidak pernah berpikir mereka akan menjalin hubungan di belakangnya. Nerissa percaya dengan Edwin jika Edwin tidak mungkin mengkhianatinya. Tapi kenapa sekarang perasaannya berubah? Eva adalah sahabatnya, tidak mungkin Eva menceritakan hal yang tidak benar. Eva bukan orang seperti itu.

Nerissa yang sedang melamun seketika terperanjat melihat Edwin dan Ayasha keluar dari mobil. Mobil mereka berhenti di sebuah restoran. Nerissa lalu meminta supir taksi untuk menurunkannya di depan restoran. Edwin dan Ayasha sudah masuk ke dalam.

Nerissa sengaja duduk tidak jauh dengan mereka berdua agar bisa mendengar percakapan mereka. Posisi Nerissa yang membelakangi Edwin dan Ayasha, membuat mereka tidak melihat Nerissa.

Nerissa masih berpikir positif, mungkin mereka akan meeting dengan klien. Tapi kemudian Nerissa mendengar--

"Kamu masih marah?"

"Aku tidak marah, aku hanya kesal saja. Kamu sengaja kan bermesraan dengan Nerissa di depan aku?"

"Tidak, bukan begitu Sha. Kamu tau sendiri Nerissa itu istri aku, jika aku mengabaikannya, bukankah dia akan curiga?"

"Iya iya, aku tau Nerissa istri kamu, tidak usah diperjelas. Aku tau, aku hanya simpanan kamu."

Seketika jantung Nerissa berdetak begitu cepat. Nerissa mendengarnya dengan sangat jelas. Suara Ayasha terdengar sangat jelas di telinganya, sampai hatinya pun terasa sakit mendengar semuanya.

Kenapa Edwin tega menghianatinya? Kenapa harus dengan Ayasha? Kenapa Edwin mengingkari janjinya.

Ternyata Edwin tidak berbeda dengan papanya. Nerissa sangat kecewa dengan Edwin. Nerissa sudah sangat percaya dengan Edwin, tapi kenapa Edwin menghancurkan kepercayaannya?

Sebuah Rasa 'Cinta'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang