20

7 0 0
                                    

9 tahun yang lalu..

Saat itu, Edwin tengah berjalan menuju perpustakaan. Kebiasaan Edwin saat pelajaran kosong, dia selalu pergi ke perpustakaan.

Perpustakaan saat ini sangat sepi, Edwin menyukainya karena itu membuatnya jauh lebih tenang membaca buku.

Setelah Edwin menemukan buku yang dia cari, dia lalu duduk dan mulai membacanya. Namun Edwin mendengar suara seseorang sedang mengobrol di belakang lemari buku.

"Bi, bagaimana hubungan kamu dengan Edwin?"

"Sat, aku sudah tidak tahan lagi berpacaran dengan Edwin. Aku ingin putus dengannya."

"Kenapa Bi? Apa Edwin menyakitimu?"

Tiba-tiba saja Bianca menangis, "Edwin selingkuh Sat. Aku ingin hubungan ini berakhir, aku sudah tidak tahan lagi."

Satria memeluk Bianca, menenangkannya.

"Apa kamu sudah mendengarkan penjelasan dari Edwin? Mungkin saja kamu salah faham."

"Aku yakin, aku melihatnya sendiri."

Satria melepaskan pelukannya, meletakkan kedua tangannya di pipi Bianca. Satria menghapus air matanya, "Jangan menangis, aku tidak bisa melihat wanita menangis."

"Satria, jika saja kekasih aku itu kamu, aku pasti tidak akan pernah mengalami hal seperti ini."

Bianca menatap dalam Satria, "Satria, aku menyukaimu."

"Maksud kamu apa Bi?" Satria terlihat terkejut mendengarnya.

"Aku tidak tau sejak kapan aku menyukaimu, tapi semenjak kita saling kenal dan aku selalu bercerita tentang Edwin padamu, aku mulai menyukaimu."

"Mungkin karena Edwin terlalu banyak menyakitiku, perasaanku padanya sudah mulai hilang." Jelas Bianca, dia mulai nyaman dengan Satria karena Satria yang selalu ada untuknya.

"Dan aku tau kamu juga sayang aku."

Satria benar-benar speechless, dia tidak tau harus mengatakan apa.

"Bi, aku memang sayang padamu, aku--"

Belum selesai berbicara, Edwin lebih dulu menghajar Satria. Emosi Edwin sudah meluap sedari tadi, dia tidak tahan untuk menghajar Satria.

Bianca terkejut karena tiba-tiba Edwin datang langsung memukul wajah Satria.

"Edwin! Apa yang kamu lakukan hah?!"

Bianca mendekati Satria, "Sat, kamu tidak apa-apa?"

Satria diam saja. Edwin lalu menarik kerah baju Satria, "Jadi selama ini kamu mengkhianatiku Sat!"

"Aku tidak pernah mengkhianatimu." Balas Satria.

"Sudah jelas kamu mengkhianatiku. Kamu bahkan diam-diam menyukai Bianca, bahkan mencoba mendekatinya. Apa kamu lupa dengan perjanjian kita?!"

"Jika kamu lupa, aku akan memberitahumu."

"Kita sudah berjanji untuk tidak menyukai wanita yang sama." Ucap Edwin seraya melepaskan kerah Satria dengan keras, sampai Satria terhuyung ke belakang.

"Tapi lihat sekarang, kamu sendiri yang mengingkarinya."

Edwin sudah sangat emosi saat melihat wajah Satria, baginya Satria sudah mengkhianatinya, mengingkari janji yang sudah mereka sepakati bersama.

"Kamu ingat kan Sat, jika satu diantara kita mengingkari janji itu, hubungan pertemanan kita akan berakhir." Tuntasnya.

Edwin beralih menatap tajam Bianca, namun dia tidak mengatakan apapun. Edwin lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

Sebuah Rasa 'Cinta'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang