"Nerissa, aku menyukaimu sejak kita masih kecil. Aku tau kita masih kecil saat itu, dan aku tidak tau apa itu cinta. Tapi saat kita berpisah, aku merasa kehilangan. Dan saat aku dewasa, aku tidak bisa tertarik dengan wanita lain lagi. Aku selalu memikirkanmu, hanya kamu yang selalu ada di pikiranku. Setiap detik, menit, bahkan setiap hari aku selalu berharap kita bisa bertemu lagi."
"Dan kamu tau saat aku bertemu denganmu dalam kecelakaan itu? Aku tidak menyangka takdir mempertemukan kita kembali." Adrian berbicara seraya tersenyum.
"Tapi saat aku tau kamu sudah menikah, aku patah hati, ternyata kamu sudah menjadi milik orang lain."
Senyum Adrian luntur saat mengingat hal itu. Adrian berusaha untuk menerima semuanya walaupun dia merasa sedih karena wanita yang selama ini dia tunggu ternyata sudah menjadi milik orang lain.
"Adrian?"
Suara Nerissa membuat Adrian mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunannya. Ternyata itu hanya khayalan Adrian saja.
"Iya?"
"Kenapa kamu diam saja? Kamu bilang mau menunjukkan foto wanita yang kamu cintai, mana fotonya? Aku ingin melihatnya." Nerissa mengulurkan tangannya.
"Aku tidak menyimpan fotonya." Ucap Adrian berbohong.
Adrian pikir belum saatnya Nerissa tau perasaannya yang sebenarnya karena Nerissa masih berstatus sebagai istri orang. Adrian tidak ingin hal ini menjadi beban untuk Nerissa.
Adrian juga tidak ingin merusak pertemanan mereka. Jika Adrian mengatakan yang sebenarnya, hubungan mereka pasti akan menjadi canggung. Adrian tidak ingin hal ini terjadi. Adrian tidak ingin kehilangan Nerissa lagi, hanya karena keegoisannya.
Menurut Adrian hubungan seperti ini saja sudah cukup. Adrian sudah lebih dari bahagia karena hubungannya dengan Nerissa baik-baik saja.
Nerissa mengerutkan dahinya, "Jika kamu mencintainya, kenapa kamu tidak menyimpan fotonya?"
"Aku sedang berusaha untuk melupakannya, jadi aku menghapus semua fotonya." Jelas Adrian.
"Tapi Adrian--"
Adrian memotong pembicaraan Nerissa, "Lupakan masalah itu. Sudah malam, kamu harus beristirahat agar cepat sembuh."
Adrian membenarkan selimut Nerissa dan berkata, "Tidurlah."
"Apa kamu akan kembali ke kamarmu?"
Adrian mengangguk, "Tentu saja, apa kamu ingin aku tidur disini, hm?" Ucap Adrian dengan nada bercanda.
"Jika kamu mau, kamu bisa tidur disini."
Jawaban Nerissa berhasil membuat Adrian terdiam. Nerissa tertawa kecil melihat ekspresi Adrian, dia lalu berkata, "Aku bercanda."
Adrian menghela nafas, tersenyum mengelus rambut Nerissa, "Aku akan kembali ke kamarku."
Saat Adrian hendak pergi, Nerissa menahan tangannya. Nerissa menatapnya seraya tersenyum tipis dan berkata, "Terima kasih karena sudah merawatku."
"Sama-sama."
Nerissa perlahan melepaskan tangannya, Adrian mengusap pelan pipi Nerissa sebelum dia benar-benar keluar dari kamarnya.
Nerissa menyentuh pipinya seraya tersenyum malu. Nerissa merasakan sesuatu yang menggelitik hatinya saat Adrian menyentuh pipinya. Nerissa lalu memegang dada kirinya, jantungnya berdetak lebih cepat.
"Aku yakin, kamu pasti jatuh cinta dengan Adrian." Tiba-tiba perkataan Eva melintas dalam pikirannya.
Nerissa sempat berpikir namun kemudian dia menggelengkan kepalanya, Nerissa tidak mungkin jatuh cinta dengan Adrian. Nerissa hanya merasa terkesan dengan semua kebaikan yang sudah Adrian lakukan untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa 'Cinta'
RomanceApa yang akan kalian lakukan saat mengetahui jika suamimu berselingkuh? Tepat satu tahun pernikahannya bersama Edwin, Nerissa dihadapkan dengan kenyataan bahwa suaminya, Edwin berselingkuh. Yang lebih menyakitkan adalah, Edwin berselingkuh dengan ad...