Nerissa membuka matanya, hal pertama yang dia rasakan adalah kepalanya terasa pusing. Nerissa melihat sekelilingnya, dia merasa asing dengan tempat ini. Nerissa sadar jika ini bukan kamarnya. Nerissa juga mencium bau obat yang menyengat. Dimana Nerissa sekarang?
Nerissa berusaha untuk duduk. Nerissa lalu mencoba untuk mengingat apa yang sudah terjadi dengannya. Sekelibat bayangan tiba-tiba muncul, Nerissa kemudian teringat bahwa dia mengalami kecelakaan. Nerissa menghindar dari mobil, namun dia justru menabrak pohon besar, setelah itu Nerissa tidak ingat lagi.
Nerissa ingat bahwa dia sedang hamil, seketika Nerissa panik lalu memeriksa perutnya. Jantung Nerissa seperti berhenti berdetak saat itu juga. Nerissa merasakan perutnya sudah tidak besar, perutnya rata seperti tidak hamil.
"Apa yang terjadi denganku?! Apa yang terjadi dengan anakku?!" Nerissa berteriak.
Seorang dokter dan laki-laki yang menolong Nerissa tengah menuju ruangan Nerissa mendengar teriakan dari ruangan Nerissa, buru-buru mereka menemuinya.
Nerissa yang melihat mereka langsung menanyakan kondisinya dengan derai air mata, "Dokter, dokter yang menangani saya kan? Dokter kenapa perutku rata? Aku sedang hamil dok, apa yang terjadi dengan kandunganku dok?"
Perasaan Nerissa sudah kalut, dia sangat takut. Nerissa tidak bisa membayangkan jika dia harus kehilangan anaknya.
"Maaf, tapi sekarang anda sudah tidak hamil lagi. Anda keguguran saat kecelakaan."
"Perut anda terkena benturan yang cukup kuat hingga janin dalam kandungan anda tidak bisa selamat."
Ucapan dokter tersebut seketika membuat tubuh Nerissa lemas tak berdaya, kepalanya terasa sangat berat. Dunianya seakan hancur, Nerissa seakan tidak percaya bahwa dia kehilangan anaknya. Setelah Edwin mengkhianatinya, sekarang dia kehilangan anaknya?
Nerissa menangis, jika Nerissa tau akan terjadi seperti ini, dia tidak akan pergi. Tidak apa-apa jika dia sakit hati saat bertemu Edwin, yang penting Nerissa masih memiliki anaknya sebagai penguatnya nanti. Tapi jika dia kehilangan anaknya seperti ini, bagaimana bisa Nerissa kuat menghadapi segalanya? Anak adalah satu-satunya alasan Nerissa untuk tetap kuat dan bertahan, tapi sekarang Nerissa justru kehilangan anaknya. Bagaimana Nerissa akan hidup?
Seharusnya Nerissa menuruti perintah Eliana. Tapi karena Nerissa yang egois hanya memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan anak di kandungannya, Nerissa menolak perintah itu. Jika Nerissa tidak menolaknya, sekarang anaknya pasti masih ada bersamanya.
Semua yang terjadi adalah kesalahannya. Nerissa merasa menjadi ibu yang sangat jahat, dia tidak bisa menjaga anaknya. Nerissa adalah ibu yang egois. Ibu? Nerissa bahkan merasa tidak pantas menjadi seorang ibu.
"Ini semua salahku, jika aku tidak egois, semua ini tidak akan terjadi." Ucap Nerissa menyesal, meremas perutnya sakit.
"Semua yang terjadi adalah takdir, berhenti menyalahkan diri sendiri."
Nerissa menoleh saat mendengar suara, dia melihat seorang laki-laki berada di ruangannya.
"Siapa kamu? Apa kamu yang sudah menolongku?"
Pria itu mengangguk,"Aku melihat mobilmu menabrak pohon, dan aku melihatmu di dalam mobil itu, lalu aku membawamu kesini."
"Jika aku telat sebentar saja, mungkin kamu sudah tidak selamat karena mobilmu hangus terbakar."
"Harusnya kamu membiarkanku terbakar bersama mobil itu. Jika aku harus kehilangan anakku, lebih baik kamu tidak menyelamatkan aku."
"Apa kamu tidak memikirkan siapapun kecuali anakmu? Kenapa kamu berkata seperti itu? Jika kamu tiada, orang yang sangat menyayangimu pasti akan sedih. Apa kamu tidak memikirkan mereka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa 'Cinta'
RomanceApa yang akan kalian lakukan saat mengetahui jika suamimu berselingkuh? Tepat satu tahun pernikahannya bersama Edwin, Nerissa dihadapkan dengan kenyataan bahwa suaminya, Edwin berselingkuh. Yang lebih menyakitkan adalah, Edwin berselingkuh dengan ad...