7

4 0 0
                                    


Eva merasa kesepian karena Nerissa tidak ada. Seperti sekarang, biasanya Eva makan siang bersama Nerissa, mereka saling bertukar cerita tapi tiba-tiba Nerissa tidak ada. Eva sangat merindukan Nerissa. Selama Nerissa tidak ada, Eva tidak pernah makan di luar, dia selalu membawa bekal sendiri dan memakannya di ruangannya.

Eva lalu mendengar suara ketukan pintu, dengan lemas dia berjalan untuk membukakan pintu.

Eva sedikit kaget melihat siapa yang datang, "Pak Satria?"

"Nerissa ada?"

"Tidak ada pak."

Satria menatap Eva dengan tatapan tidak percaya, Eva bisa melihatnya, "Kenapa Pak Satria menatap saya seperti itu? Saya tidak berbohong pak, Bu Nerissa benar-benar tidak ada."

"Dimana Nerissa?"

"Saya tidak tau pak."

"Kamu sekretarisnya, bagaimana mungkin kamu tidak tau dimana boss mu?"

Eva mengendik, "Saya benar-benar tidak tau."

"Tidak mungkin." Satria masih tidak percaya.

"Terserah jika bapak tidak percaya dengan saya, saya sudah menjawab jujur."

Dengan wajah kakunya, Satria pergi. Eva menggeleng-gelangkan kepalanya melihat wajah Satria yang sangat kaku. Satria bahkan tidak pernah senyum sama sekali.

Eva yang merasa perutnya sakit, dia lantas pergi ke toilet untuk buang air besar. Di depan ruangan Eliana, Eva melihat seorang pria paru baya tengah berbicara dengan Eliana.

"Bukankah itu papanya Nerissa? Apa yang sedang mereka bicarakan?" Gumamnya.

Karena Eva penasaran, dia menguping pembicaraan mereka. Siapa tau ini berhubungan dengan Nerissa.

"Selamat ya atas kehamilan menantumu El. Sebentar lagi kamu akan segera mempunyai cucu, dan kamu akan menjadi nenek."

Hardi juga mengucapkan pada diri sendiri karena Hardi juga akan mempunyai cucu, dan dia akan menjadi seorang kakek. Walaupun banyak yang tidak tau.

"Iya terima kasih."

Hardi yang melihat Eliana tidak semangat lantas bertanya, "Kenapa kamu terlihat sedih?"

"Ada masalah di rumah tangga anak aku. Menantuku pergi dari rumah, sudah 4 hari aku dan Edwin mencarinya, tapi sampai sekarang kita tidak tau dimana Nerissa berada."

Hardi terkejut mendengarnya, namun dia mencoba untuk tetap tenang walaupun sebenarnya Hardi sangat khawatir dengan Nerissa.

Dimana Nerissa? Pikir Hardi.

"Kamu sudah mencari di rumah teman-temannya atau orang yang dekat dengan Nerissa?"

"Sudah, tapi mereka tidak tahu dimana Nerissa. Nerissa sedang hamil, aku sangat khawatir dengannya." Eliana memijat pelipisnya.

Hardi juga sangat khawatir dengan Nerissa. Entah apa yang terjadi dengan rumah tangganya sampai Nerissa pergi dari rumah. Masalah yang Nerissa hadapi pasti sangat berat hingga Nerissa melakukan ini.

Entah kenapa Hardi memikirkan satu tempat, dan mungkin saja Nerissa memang berada disana.

"Semoga kamu cepat menemukan Nerissa."

"Terima kasih."

Eliana yang tengah sedih karena Nerissa pergi, tiba-tiba perasaannya berubah kesal karena melihat Ayasha bersama dengan Edwin. Eliana lupa jika dia harus memindahkan Ayasha agar perempuan itu tidak dekat lagi dengan Edwin.

Ayasha dan Edwin berjalan ke depan, Ayasha tertegun melihat Hardi bersama dengan Eliana. Sudah 10 tahun Ayasha tidak bertemu dengan Hardi, dan kini mereka dipertemukan lagi? Ayasha tidak menyangka dia akan bertemu lagi dengan papanya.

Sebuah Rasa 'Cinta'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang