Nerissa membiarkan koper miliknya tergeletak di lantai, menarik nafas panjang lalu berbaring di tempat tidur.Hari ini Nerissa dan yang lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing. Nerissa memutuskan untuk istirahat sejenak, setelah itu dia membersihkan diri.
Setelah mandi, Nerissa merasa tubuhnya lebih segar, rasa lelahnya sedikit hilang. Karena memang perjalanan mereka membutuhkan waktu yang lama, membuat Nerissa ingin segera mandi dan beristirahat di rumah. Sedangkan Edwin? Suaminya itu sedang menerima telepon dari kliennya, setidaknya itu yang Edwin katakan, tidak tau yang meneleponnya benar-benar kliennya atau bukan.
Entahlah, Nerissa merasa sejak Edwin bertemu dengan temannya di Bali, Edwin selalu sibuk dengan ponselnya. Saat Nerissa ingin meminjam ponselnya, Edwin tidak membolehkannya. Nerissa tidak ingin memikirkan hal itu, tapi sebagai feeling seorang istri, Nerissa merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Tak lama Edwin masuk ke dalam kamar.
"Sayang, kamu sudah mandi?"
"Hm." Nerissa menjawabnya dengan gumaman.
Nerissa melirik ponsel yang ada di genggaman Edwin. Edwin tidak bisa jauh-jauh dari ponselnya, sebenarnya apa yang ada diponselnya? Nerissa curiga.
Dahi Nerissa berkerut saat melihat Edwin membawa ponselnya ke kamar mandi. Bagaimana Nerissa tidak curiga jika Edwin seperti ini. Mau mandi saja bawa ponsel. Sepertinya ada yang Edwin sembunyikan darinya di ponsel itu.
Setelah Edwin selesai mandi dan berpakaian, Edwin naik ke tempat tidur dan kembali sibuk dengan ponselnya. Nerissa merasa seperti pajangan karena Edwin tidak mengatakan apapun padanya.
"Edwin?"
"Ya, kenapa sayang?" Jawab Edwin yang masih sibuk dengan ponselnya tanpa menoleh sedikitpun.
"Kenapa kamu sibuk sekali?"
"Aku sedang membahas masalah kerjasama perusahaan dengan klien."
"Aku ingin melihatnya." Nerissa memiringkan tubuhnya, mencoba melihat ponsel Edwin namun gagal karena Edwin langsung menyembunyikan ponselnya, "Sudah malam, sebaiknya kita tidur, besok kita harus kerja kan?"
Setelah mengatakan itu, Edwin langsung tidur membelakangi Nerissa. Nerissa mengernyit bingung, biasanya Edwin akan mengecup keningnya dan mengucapkan selamat malam, tapi kali ini tidak.
Nerissa semakin tidak tenang, apa yang dia rasakan saat ini persis seperti apa yang dia rasakan saat Edwin selingkuh. Apa mungkin Edwin mempunyai perempuan lain, lagi?
Nerissa terus mengubah posisi tidurnya agar dia bisa terlelap, namun semakin Nerissa memejamkan matanya, semakin dia tidak bisa tidur. Nerissa menyingkap selimut, lalu turun dari tempat tidur. Nerissa lalu pergi ke balkon kamarnya. Angin malam menyeruak membuat Nerissa memeluk tubuhnya yang terasa dingin.
Nerissa lalu mendengar ponselnya berbunyi, dia mengambilnya dan kembali ke balkon untuk mengangkat telepon.
"Halo?"
Nerissa tertegun saat mendengar suara itu, Suara itu Nerissa sangat mengenalnya.
"Adrian? Dari mana kamu mendapatkan nomorku?"
"Aku memintanya pada Eva."
Nerissa berdecak, kenapa Eva tidak memberitahunya lebih dulu?
"Kenapa kamu meneleponku tengah malam?"
"Aku hanya iseng, ternyata kamu belum tidur." Jeda
"Kenapa kamu tidak tidur?"
"Aku tidak bisa tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Rasa 'Cinta'
RomanceApa yang akan kalian lakukan saat mengetahui jika suamimu berselingkuh? Tepat satu tahun pernikahannya bersama Edwin, Nerissa dihadapkan dengan kenyataan bahwa suaminya, Edwin berselingkuh. Yang lebih menyakitkan adalah, Edwin berselingkuh dengan ad...