05

137 8 11
                                    

"Sebaik apapun hidup lo. Gue lebih suka
jalanin hidup gue sendiri."

☆☆☆

"Setelah seminggu kerja. Baru kali ini kita makan siang bareng,"ucap Nayara.

Kairi mengangguk setuju. "Iya gue rasa kerjaan Lavelyn nih udah sibuk banget dari hari pertama kerja."

"Ya gimana nggak sibuk. Manajer lo rewel bener. Ngasih kerjaan bejibun ke gue. Mana kerjaan BPW jadi urusan gue juga. Gue harus perbaikin kerjaan mereka. Padahal kita tahu Ansel dan Serena jago di bidang itu,"keluh Lavelyn.

Nayara menyikut lengan Lavelyn. "Modus kali. Biar berduaan terus sama lo di ruangannya."

"Tolong ya, Naya. Gue memang secinta itu sama Astalian. Tetapi, kalau untuk aktivitas dimana gue harus bolak-balik ke ruangannya setiap 30 menit. Itu bukan ukuran untuk dikatakan sebagai modus. Tetapi, dasarnya tuh cowok ngerjain gue,"sungut Lavelyn kesal.

Kairi dan Nayara tertawa kecil. Merasa miris dengan nasib sahabatnya ini. Baru seminggu menjadi ketua pemasaran harus mengalami banyak hal di hidupnya. Terutama menghadapi sikap perfeksionis seorang Astalian.

"Pasti berat jadi lo,"ucap Kairi.

Lavelyn menghela nafas. "Ya begitulah. Tetapi, nggak papa. Paling tidak itu membuktikan bahwa Ali sangat percaya dengan kemampuan gue."

"Mulai,"ujar Nayara.

Lavelyn mengembangkan senyum. "Kalian mau makan apa? Biar gue pesenin."

"Chicken katsu aja deh sama jus jeruk,"ucap Kairi.

Lavelyn melirik ke arah Nayara. "Samain kayak Kairi."

"Oke, tunggu di sini. Calon Astalian akan segera datang dengan pesanan kalian,"pamit Lavelyn.

Kairi dan Nayara hanya bisa menggelengkan kepala menatap kepergian Lavelyn yang berjalan ke arah stand makanan. "Sahabat lo satu itu. Heran banget gue. Dalam keadaan kesal, sempat-sempatnya masih bucinin Asta."

"Sebahagianya Lily aja deh, Kai. Kita dukung usahanya. Siapa tahu ini jadi awal yang baik dan Asta benar-benar ngelirik sahabat kita. Sayang banget cewek secantik dan sempurna macam Lavelyn di tolak keberadaannya sama Asta. Gue orang pertama yang bakal kata-katain tuh cowok,"tutur Nayara.

Kairi menjetikkan jari. "Setuju banget. Awas aja tuh cowok matahin harapan Lavelyn. Gue beneran nggak akan kasih ampun."

.


.


Lavelyn datang membawa minuman pesanan sahabatnya. Makanan mereka sudah datang dan waktunya untuk menyantap makan siang. Akan tetapi, baru saja Lavelyn ingin memasukkan sesendok makanan ke dalam mulutnya. Astalian datang dan menghentikan kegiatan makan ketiga sahabat tersebut.

"Ikut gue ke ruangan sekarang,"pinta Astalian.

Lavelyn mendongakkan kepala melihat jelas bahwa Astalian melirik ke arah lain. Hal yang selalu menjadi kebiasaan Astalian. Lavelyn jadi heran, apa tidak bosan berbicara dengan lawan jenis tanpa menatap?

"Ini jam makan siang, Pak. Izinkan saya makan dulu. Pasti setelahnya saya akan ke ruangan Pak Astalian,"ucap Lavelyn setelahnya berhasil menyuapkan sesendok makanan ke dalam mulutnya.

Astalian berdecak kesal. "Ikut saja, Lavelyn. Ini mendesak."

"Nggak seharusnya lo ganggu ketenangan karyawan yang lagi makan siang. Biarin Lavelyn habisin makanannya dulu. Dia juga tahu diri sama perintah lo,"ujar Ansel.

Cinta Cowok Idaman!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang