Bagian 10 • Accept To Live •

202 20 1
                                    

Jennie tampak terduduk di tepi kasur,ia sesaat menoleh pada sosok Jisoo yang tertidur lelap,tubuh tanpa pakaian itu tertutup selimut,ia mengacak rambut nya kasar,kedua mata nya kembali terlihat sembab tanda gadis itu habis menangis. Sesaat ia mengecup kening Jisoo dalam menghantarkan perasaan pilu nya,setelah itu Jennie beranjak pergi keluar dari kamar.

Jisoo yang sedari tadi sudah terusik oleh pergerakan Jennie,tentu merasakan apa yang baru saja gadis itu lakukan padanya.

"Mianhae". Lirihnya bersamaan dengan air mata menetes keluar.

Flashback

"Aku sangat merindukanmu,sangat merindukanmu sooya".

Jennie mengeratkan pelukannya pada Jisoo,gadis itu mencoba menahan air mata nya untuk ke luar. Ia merasakan bahu nya yang mulai basa oleh Jennie yang sudah menangis. Jisoo mengangguk kecil mengakui jika dirinya pun sangat merindukanmu gadis nya itu.

Jisoo berbalik kini menghadap Jennie,ia masih tertunduk menahan air matanya. "Aku juga merindukanmu jendeugkie". Ujar nya seraya memeluk Jennie begitu erat.

Sesaat Jennie terdiam tersenyum getir. "Aku tau,aku tau itu". Ujar nya seraya mengelus kepala Jisoo.

Perlahan Jennie melepaskan pelukannya nya, menatap lekat kedua mata teduh gadis itu,lalu dengan lembut ia mencium kembali bibir berbentuk hati itu,kini Jisoo tidak dia ia membalas setiap pergerakan yang di lakukan gadis itu padanya. Dalam beberapa saat Jennie melepaskan ciumannya, menatap kedua mata gadis itu,lalu kembali mencium nya. Jisoo menekan leher Jennie untuk terus memperdalam ciumannya, sedangkan gadis bermata kucing itu mengiring Jisoo ke tas tempat tidur hingga terhempaskan. Kini Jisoo sudah di kuasai kukungan Jennie yang berada di atas nya.

"Apakah Chaeyoung selalu melakukan nya padamu??". Jennie berujar di sela-sela aksinya yang kini mulai membuka piyama nya.

"Emhh,,dia tidak pernah melakukan nya". Ujar Jisoo,ia mencengkram bahu Jennie yang kini tengah memainkan are sensitive nya.

Jennie tersenyum senang mendengar hal itu,ia mulai membuka kancing piyama Jisoo hingga keduanya hanya berbalut selimut. Salju turun semakin lebat seiring waktu berlalu.

Jennie menatap lekat kedua mata teduh gadis di hadapannya yang hanya di selimuti sebuah selimut,dengan lembut ia mengusap pipi gadis itu. "Mianhae aku terlalu benyak menyakiti mu".

"Aku sudah memaafkan mu jendeugk,apa Taehyung selalu membuat mu bahagia?". Jisoo bertanya ragu,ia pun menatap kedua mata kucing Jennie yang begitu dalam menatap nya.

Sesaat Jennie terdiam. "Yah,dia sepertimu,dia selalu membuat ku tertawa". Ujar nya tersenyum simpul,ingin rasanya ia mengatakan jika dirinya selalu di buat kecewa oleh pria itu namun ia tidak ingin membuat Jisoo iba padanya.

"Jangan pernah melakukan apa yang sudah kau lakukan sebelum nya yaa,aku percaya padamu. Jalani apa yang saat ini kau jalani begitu pun dengan ku,aku ingin kau terus hidup sebagai semestinya.". Jisoo berujar seraya mengusap pipi Jennie. Bohong jika apa yang dirinya katakan tidak menyakiti hati nya.

Pandang Jennie tertunduk,ia menggeleng pelan. "Aku hanya mencintaimu,tidak bisakah kau kembali padaku, kebahagiaan ku hanya ada padamu. Aku mohon". Suara Jennie terdengar bergetar,gadis itu menahan air matanya yang akan pecah. Sakit rasanya ia rasakan saat ini.

Kedua mata Jisoo memanas menahan air mata,sungguh ia pun ingin kembali pada gadis itu namun ia tidak ingin merusak kehidupan Jennie,gadis itu pantas mendapatkan sesuatu yang seharusnya di dapatkan nya,ia meruntuki cintanya yang tidak adil baginya.

The Love Triangle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang