Bagian 11• Beginning To And •

177 14 0
                                    

Hari ini the finks kembali padat pada kesibukan, terlihat saat ini ke 4 gadis mulai sibuk latihan bersama para dancer untuk sebuah acara. Dentuman musik pun mengiring pergerakan tubuh mereka dengan keringat yang sudah membasahi. Dari arah pintu masuk seseorang baru saja masuk dan berlari menghampiri sang pelatih setelah itu tiba-tiba musik berhenti membuat semua orang tampak kebingungan.

"Kita sudahi latihan hari ini,dan Jisoo-ya,sajangnim memanggil mu". Ujar sang pelatih.

Sesaat Jisoo di landa kebingungan akan atasannya itu memanggil nya. "Kalian pulang lah dulu". Ujar Jisoo setelah mengatakan hal itu ia berlalu pergi keluar dari ruang bersama manajernya meninggal ke tiga gadis yang masih kebingungan.

"Ada apa Jisoo unnie di panggil Sajangnim?". Lisa bertanya heran.

"Mungkin masalah kerjaan Lisa-ya". Chaeyoung berujar menanggapi.

Jennie yang juga di landa pertanyaan yang sama,hanya diam menatap pintu keluar,ada kecemasan dalam dirinya,karena menurut nya jika sudah berurusan dengan atasnya itu bukan hal sepele atau pun hal kecil.

Sepeninggalan Jisoo,para dancer yang masih berada di tengah-tengah ketiga gadis itu di buat heran,pasalnya baru kali ini ketiga gadis itu banyak diam dan tidak saling berinteraksi seperti saling menjaga jarak satu sama lain,hanya Lisa yang masih baik-baik saja. Bisikan-bisikan para dancer pun samapai di telinga Lisa ,memang di antara Jennie dengan Chaeyoung masih dalam mode saling mendiami lebih tepatnya Jennie yang selalu menghindar dari gadis itu.

"Sebaiknya kalian mulai saling bicara jangan sampai ada desas desus yang tidak-tidak di antara kita,kalian lebih dewasa dari pada aku,jadi jangan bertingkah seperti ini".

Lisa berujar membuat Jennie maupun Chaeyoung terdiam. Keduanya membenarkan apa yang di ucapan Lisa,namun ego salah satunya masih menguasai dirinya yang tidak lain adalah Jennie. Gadis itu masih terlalu sakit menerima kenyataan jika rekan nya kini memiliki Jisoo. Ia merasa di khianati.

Suara dering telepon terdengar,Lisa mengambil ponselnya nya dan di lihatnya ada panggilan masuk dengan segera ia bangkit berdiri menjauh dari kedua gadis itu untuk melakukan panggilan telepon.

Kini Jennie maupun Chaeyoung di selimuti kecanggungan tidak ada yang bersuara sampai pada akhirnya Chaeyoung mulai bersuara. "Mau sampai kapan unnie mengabaikan ku?bukan kah harusnya aku yang melakukannya."

Mendengar hal itu Jennie sontak menoleh menatap Chaeyoung. "Sangat sulit bagiku Chaeng-ah menerima kenyataan bahwa dirimu bersamanya." Ujar Jennie dingin.

Suasana ruang pelatihan sudah sepi beberapa menit yang lalu dan hanya meninggalkan ketiga gadis itu,Lisa yang berdiri tidak jauh dari kedua gadis itu merasa lega akhirnya setelah cukup lama kedua nya kembali saling berbicara.

"Seharusnya sedari awal unnie tidak menyakiti nya,sudah aku bilang jika unnie menyakiti nya saat itu juga aku akan mengambil nya darimu. Mianhae unnie". Nada bicara Chaeyoung terdengar kesal namun di iringi perasaan bersalah.

Seutas senyuman terukir pada wajah Jennie,gadis itu meraih tangan Chaeyoung. "Tidak Chaeng-ah,aku tau perasaan mu untuk nya jauh lebih besar. Jangan membuatnya kecewa seperti aku mengecewakan nya". Ujar nya,ia menjeda kalimatnya,kedua mata nya memanas menahan sakit di hatinya. "Aku sudah merelakan nya jika bersama mu dia akan bahagia".

Sakit,sungguh sakit Jennie rasakan, mengucapkan kalimat demi kalimat yang seakan mengiris hatinya. Merelakan Jisoo untuk terus bersama Chaeyoung adalah pilihan hal yang sakit ia terima.

Chaeyoung terdiam mendengar apa yang Jennie ucapakan padanya,entah mengapa perasaan sesak menyeruak dalam hatinya. Dapat gadis itu lihat perasaan Jennie yang begitu besar kepada Jisoo,sorot mata yang sangat bertentangan dengan apa yang di ucapan gadis itu.

The Love Triangle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang