lima

12.4K 650 19
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Mereka yang terlalu dalam terluka disebabkan terlalu jauh meninggalkan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya."

Happy reading


JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENYA 💙

5 hari berlalu....

"Sebelumnya saya dan keluarga minta maaf karena tidak menepati janji yang akan datang pada jauh hari. Jadi kemarin putra kami Rasya sakit jadi baru bisa ke sini sekarang," kyai Amar membuka pembicaraan.

"Iya tidak apa-apa, namanya musibah tidak ada yang tau," balas Zaid.

Kyai Amar dan umi Ainun mengangguk paham lalu kyai Amar penepuk bahu Rasya."Langsung ke tujuan saya dan keluarga saya datang kesini. Biar putra saya Rasya yang mengatakannya,"

Seketika jantung Rasya berdegup kencang, tangan laki-laki berkeringat. Gugup itulah yang Rasya rasakan sangat gugup.

Rasya menarik nafas panjang mulutnya mulai terbuka untuk mengatakan. "Jika allah mengizinkan, saya Rasya Muhammad Atahya ingin menjadikan putri bapak sebagai istri saya, menemani setiap langkah perjuangan saya, menjadi penyejuk hati saya dikala gundah dan menjadi penasihat saat saya melakukan kesalahan. Saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya," akhirnya laki-laki itu bisa mengucap kalimat lamaran dengan jelas dan tegas.

"Saya minta maaf karena Aisyah tidak bisa menemui pak kyai, bu nyai dan Rasya sebagai calon suaminya. Aisyah bilang sama saya agar Rasya menemuinya setelah ijab qobul," sahut Zaid.

Seketika Rasya ingin sujud syukur saat ini juga. Jujur saja laki-laki itu belum siap untuk bertemu kembali dengan Aisyah, rasanya sangat malu jika harus melihat wajah gadis itu.

"Loh, berati Aisyah sudah menerima lamaran Rasya tah?" tanya umi Ainun.

"Inggih bu nyai." Zaid mengangguk.

"Alhamdulillah," sukur kyai Amar dan umi Ainun serempak.

"Bagaimana kalo pernikahannya di laksanakan satu Minggu lagi," usul kyai Amar.

"Saya ikut saja, lebih cepat lebih baik," sahut Zaid.

"Bagaimana le, kamu setuju?" tanya kyai Amar kepada putranya.

"Rasya manut kalih abi,"  jawabnya dengan muka pasrah.

•••


Suara langkah kaki terdengar dari lantai atas menuju lantai bawah, gadis bertunik hitam dipadukan dengan rok plisket berwarna putih itu menuruni anak tangga lalu menghampiri sang ayah.

"Ayah," panggilnya.

Zaid yang sedang fokus dengan pekerjaan kantornya pun menoleh kearah Aisyah. "Kenapa nduk?"

Sebelum meminta ijin, gadis itu duduk disebelah sang ayah lalu mengatakan, "Aisyah ijin beli buku," katanya, meminta ijin.

"Sama siapa?" Tanya Zaid.

"Sendiri,"

"Jangan pergi sendiri nduk, kamu perempuan, minta temenin Rachel atau Safira,"

RASYAISYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang