duatujuh

9.6K 539 124
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Kita memang diciptakan berbeda, Namun ketika berdoa dimata Allah posisi kita sama.

Happy reading

JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMENTAR NYA💙

"Itu, Rasya sama Aisyah ko belum keluar kamar ya bi, biasanya Aisyah pagi-pagi pasti udah di dapur bantu umi nyiapin sarapan," heran umi Ainun meletakkan berbagai makanan di meja makan seraya menoleh kearah pintu kamar Rasya.

Kyai Amar menarik kursi lalu duduk, "bentar lagi juga turun mi, mungkin kecapean," celetuk kyai Amar.

"Kecapean? Memangnya habis darimana ko umi ngga tau."

"Assalamualaikum, umi, abi," sapa Agam ikut duduk di depan kyai Amar.

"Waalaikumusalam," balasnya bersamaan.

"Bang Rasya sama mba Aisyah belum keluar kamar mi, bi," kata Agam bertanya.

Kyai Amar dan umi Ainun sedikit heran tumben sekali Agam memanggil Aisyah dengan embel-embel mba, tapi memang sudah seharusnya begitu.

"Belum, tunggu sebentar lagi aja," balas umi Ainun.

Selang beberapa detik Rasya keluar dari kamar menuruni anak tangga satu persatu dengan rambut yang masih sedikit basah. Laki-laki itu hanya menggunakan kaos berwarna hitam dipadukan dengan sarung yang senada sangat jarang seorang Rasya menggunakan kaos di tambah sarung jika keluar kamar.

"Ko belum pada makan?" tanya Rasya saat sudah sampai di ruang makan.

"Nungguin kamu," balas kyai Amar lalu menoleh samping kiri depan belakang. "Istrimu mana?" lanjutnya bertanya.

Rasya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Aisyah sakit."

"Loh sakit nopo to Sya...kalian makan dulu saja umi mau liat keadaan Aisyah," khawatir sang umi.

"Ngga usah umi...cuma sakit kaki, tadi habis jatoh dari kamar mandi," alibi Rasya.

"Habis jatoh apa habis di kasih jatah," goda kyai Amar setelahnya meneguk teh hangat di depanya.

Uhuk uhuk

"Pelan-pelan minumnya Gam," tegur umi Ainun.

Umi Ainun mengambil piring lalu menyendok nasi serta lauk pauk. "Nih anterin buat Aisyah, suruh makan yang banyak biar cepat sembuh," Rasya mengangguk menerima piring dari umi Ainun.

"Kamu juga makan yang banyak Sya, biar kuat sampe lima jam," ledek kyai Amar.

"Umiii...." adu Rasya kepada umi Ainun.

Umi Ainun menabok bahu kyai Amar, "sampean ini udah tua ledekin anaknya terus, maksudnya apa sih biar kuat lima jam biar kuat lima jam" cercanya.

"Loh umi kaya belum ngerasain aja, liat tuh rambutnya anak mu basah."

Umi Ainun melirik rambut Rasya.

RASYAISYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang