tigatiga

8.1K 507 98
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Berdoalah, Allah mendengarmu. Bersabarlah karena Allah akan menjawab doamu pada waktu yang tepat."

Happy reading


JANLUP VOTMEN.

Dua hari berlalu dan Rasya juga sudah diperbolehkan pulang. Seharusnya satu hari lagi pulangnya tapi karena Rasya yang terus merengek pada umi Ainun minta pulang, alhasil umi Ainun minta dokter agar pulang hari ini. Sedangkan Zaid sudah pulang ke Jakarta kemarin.

"Gus," panggil Aisyah yang duduk di sebelah Rasya.

Rasya menoleh. "Kenapa sayang."

"Kemarin di rumah sakit Gus Rasya janji bakal kasih Aisyah hadiah kan? Sekarang Aisyah mau nagih beliin abaya aja." Pinta Aisyah.

"Baju kamu sudah banyak, saya liat abaya kamu juga sudah banyak, lalu untuk apa beli lagi? Hm."

Bibir Aisyah mengerucut. "Ishh, namanya juga perempuan pasti bajunya banyak, Aisyahkan mau beli yang beda model," kesalnya.

"Satu baju saja hisabnya panjang humairah."

"Kalo udah terlanjur punya baju banyak gimana dong? Aisyah juga ga tau."

"Pakailah untuk beribadah dan jangan ada yang terlewat."

"Memangnya harus dipakai buat ibadah semua?"

"Iya, supaya di akhirat nanti hisabnya ringan. Kalo kamu membeli baju lalu dipakai untuk ibadah lebih dulu maka pakaian itu akan bersaksi bahwa didunia ia dipakai untuk beribadah."

"Saya sudah tau mau membeli hadiah apa untuk kamu, tapi yang jelas bukan baju ataupun jilbab karena satu isi lemari udah dipenuhi sama abaya dan jilbab kamu," lanjutnya.


"Iya deh, terserah Gus Rasya aja, yang penting pake duit halal," celetuk Aisyah.

Rasya mencubit pelan hidung Aisyah. "Kamu pikir saya tukang ngepet pake segala ngomong duit halal."

"Ya siapa tau, Gus Rasya emang ngepet."

"Kalo saya emang ngepet udah pasti kamu saya suruh jadi babinya," candanya.

Aisyah menatap garang laki-laki didepannya. "Tanpa di sengaja Gus Rasya ngatain Aisyah mirip babi loh! Pokoknya nanti malem Gus Rasya tidur di luar!"

Seketika wajah Rasya langsung panik. "Saya bercanda sayang."

"Terserah! Pokoknya tidur diluar, kalo gamau, tidur di dapur sekalian."

Rasya meraih kedua tangan Aisyah lalu mengecupnya. "Kan saya bercanda, kamu cantik ko... Aisyah selalu cantik."

"Diem. Gausah gombal!"

"Saya ga bisa gombal, itu kenyataan sayang, kamu cantik."

"Sayang," lanjut Rasya memanggil.

RASYAISYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang