tigabelas

10.8K 592 41
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

"Allɑh pernɑh ninggɑlin kɑmu, justru kɑmu yɑng sering ninggɑlin Allɑh"

Happy reading

Aisyah berjalan cepat, sekarang pikirannya sedang kacau dirinya masih syok saat melihat Rasya yang hanya diam dipeluk oleh wanita yang bukan mahramnya.

Bruk!

Gadis itu menabrak dada seseorang, badannya terhyung kebelakang tapi ia tidak merasakan jika tubuhnya menempel di atas tanah, badannya mengambang. Aisyah mendongak menatap siapa yang telah menopang tubuhnya.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

"Ekhm," deheman Agam membubarkan tatapan antara keduanya. Aisyah langsung berdiri dan mengusap kasar air matanya.

"Maaf ka," kata Aisyah menunduk.

"Kamu kenapa?"tanya Agam saat melihat sisa air mata dipipi gadis itu.

Aisyah menggeleng, "ngga papa," balasnya.

"Saya tau kamu habis menangis, kan?"

Lagi-lagi Aisyah menggeleng.

"Saya sudah mengenal kamu dari lama Syah, jadikan saya teman seperti dulu lagi, ayo cerita," pinta Agam diakhir kalimat.

"Sekarang beda, ka,"

Agam membuang nafas lembut. "Yasudah tidak papa. Tapi kenapa kamu ngga nunggu saya, hm."

Aisyah mendongak, "maaf,"

Laki-laki itu hanya bisa tersenyum tipis Aisyah bukan takdirnya selama apapun Aisyah menunggu mereka tidak akan pernah bersatu.

"Seharusnya aku tidak pernah melangitkan nama mu di sela-sela doaku, Syah," batin Agam.

"IKHTILAT!" Suara tegas itu membuat Aisyah dan Agam sontak menoleh kearah sumber suara bersamaan.

"Apa kalian tidak tau jika tempat ini sedang sepi!" Ucap Rasya lagi dengan nada menekan.

"Ka Agam, terimakasih udah nolongin saya, assalamualaikum," Aisyah melirik Rasya lalu berlalu meninggalkan dua kaka beradik itu.

"Maaf bang. Tadi Aisyah ngga sengaja nabrak Agam, Agam juga liat Aisyah menangis," beritahunya setelah kepergian Aisyah.

"Menangis?"

"Abang ngga tau?" Agam balik bertanya.

Istrinya menangis? Bahkan dirinya tidak tau justru malah adiknya yang tau, suami macam apa dirinya itu.

"Abang permisi, Assalamualaikum." Rasya berlari kecil menyusul istrinya.

"Aisyah!" Panggil Rasya saat ia masih melihat Aisyah di ruang tamu ndalem.

Dari belakang Rasya mencekal pergelangan tangan gadis itu dan langsung membawanya masuk kedalam kamar.

"Gus, lepasin!" Aisyah memberontak namun tenaga Rasya jauh lebih besar darinya. Rasya terus membawa Aisyah berjalan menuju kamar.

Laki-laki sedikit membanting pintu kamar lalu menguncinya. Melihat gelagat Rasya membuat Aisyah ketakutan, Aisyah berjalan mundur saat Rasya mendekati nya.

RASYAISYAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang