🐥 Too Whipped 🐥

1.1K 90 4
                                    

Headset di telinga, tatapan yang berbinar bahagia, dan sudut bibir yang terangkat ke atas. Phuwin lagi-lagi sedang mendengarkan lagu cinta. Kakinya ikut bergoyang-goyang mengikuti irama lagu.

Phuwin berada di halaman belakang sekolah, baru saja selesai makan siang. Sebenarnya Phuwin ingin langsung masuk kelas tadi, tapi Louis sedang membeli minuman dingin, jadi Phuwin menunggunya di sini sambil senyum-senyum sendiri.

Sebelumnya, Phuwin tidak mengerti mengapa orang yang jatuh cinta bisa sering bengong sendiri sambil tersenyum atau tertawa seperti orang gila. Tapi sepertinya Phuwin sekarang sudah tahu alasannya, atau mungkin juga Phuwin yang jadi gila.

Lagu Some Type of Love milik Charlie Puth masih mengalun dengan indah di telinganya.

And I won't sing the blues
'Cause all I need is you,
Every single question will be answered all by you
That's some type of love
That's some type of love


Phuwin teringat saat-saat bersamanya dengan Pond. Manis sekali. Bahkan lebih manis daripada es krim yang kadang dia ambil diam-diam dari minimarket ibunya.

"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri, Phuwin? Ada kabar baik apa?" Louis baru saja kembali dan duduk di sebelahnya.

Tapi Phuwin hanya menjawabnya dengan senyuman yang makin lebar. Malu hendak menjawab.

"Kamu baikan dengan ibumu, ya?" Tebak Louis yang sungguh amat sangat meleset.

Phuwin mendengus pelan. "Mana mungkin?"

"Lalu kenapa?"

Phuwin menggaruk kepalanya pelan. Entah mengapa dia jadi gemas sendiri karena Louis tidak bisa membaca raut wajahnya yang sudah sangat jelas sedang jatuh cinta.

Tapi saat melihat tatapan Louis yang sangat polos, Phuwin jadi tidak tega memaksa Louis untuk menebak. Mungkin saja dulu saat Phuwin belum mengenal cinta, dia sama polosnya dengan Louis. Mungkin juga itulah alasan mereka jadi teman dekat selama ini, karena sama-sama lugu.

"Aku sebena-" Belum sempat Phuwin menceritakan kisah asmaranya,
Louis sudah lebih dulu memotongnya.

"Oh, iya. Ngomong-ngomong, akhir-akhir ini kamu sering menggunakanku untuk bohong ke ibumu lagi. Kamu ke mana saja? Kabur terus ke pantai?"

Phuwin bingung menjawabnya, karena pada dasarnya dia memanfaatkan nama Louis akhir-akhir ini agar bisa berkencan ke mana saja dengan Pond.

Phuwin jadi merasa bersalah karena ini.

Louis berdecak. "Kenapa kamu harus kabur tiap hari? Apa ibumu galak sekali? Lalu, bagaimana kamu bisa bertahan di rumah selama ini? Bagaimana kalau kamu pindah saja ke rumahku? Ibuku pasti akan memperlakukanmu dengan lebih baik."

Lelah mendengar Louis yang memborong pertanyaan, Phuwin segera menepuk-nepuk pundak sahabatnya itu pelan.

"Cukup, Louis. Cukup. Aku akan jelaskan padamu."

Phuwin menarik napas panjang, dia menatap Louis yang nampaknya benar-benar penasaran. Baiklah, sudah saatnya Phuwin jujur.

"Aku punya pacar."

Louis membelalak. "Benarkah?"

Phuwin mengangguk dan tersenyum malu-malu saat Louis berteriak heboh sambil menutup mulut dengan kedua tangan.

"Anak kelas mana? Apa aku kenal dia?"

"Bukan. Bukan anak sini. Pacarku sudah kuliah."

Louis semakin histeris. "Ya ampun, Phuwin. Kamu hebat sekali. Bagaimana caramu menggaet anak kuliahan seperti itu?"

Melting • PondPhuwin ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang