Bau laut lepas yang selalu disukai Phuwin masuk ke penciumannya lagi, membuatnya tersenyum sambil memejamkan mata. Dia sekarang sedang berjalan bersisian dengan Louis, seperti janjinya pada Pond untuk datang ke anniversary kak Janhae dan pacarnya, kak Harit.
Udara malam memang dingin, tapi Phuwin tidak mempermasalahkannya. Dia sudah terbiasa. Beberapa kali Phuwin hampir terjatuh saat berjalan, saking khidmatnya memejamkan mata. Seolah sedang berdoa saja.
"Wah, ramai sekali." Komentar Louis setelah menemukan spot para anak kuliahan berkumpul.
Phuwin sendiri memandangi orang-orang yang sedang menari-nari di pinggiran pantai, segerombolan laki-laki dan perempuan. Nampaknya banyak teman kuliahan mereka yang tidak Phuwin kenal datang malam ini.
Phuwin jadi ragu untuk mendekat.
"Benar juga. Apakah kita pulang saja?" Phuwin menyiratkan wajah tidak nyaman.
Louis menggembungkan pipinya. "Tapi kamu sudah berjanji akan datang, bukan? Lagipula kita kan diundang."
Lama Phuwin dan Louis berjalan pelan sambil menimbang-nimbang, pada akhirnya mereka sudah sampai di lokasi. Anak-anak kuliahan di sana langsung menyadari kehadiran mereka.
"Wah, siapa ini?"
"Ih lucunya kalian berdua."
"Apa kalian tersesat di sini?"
"Kemarilah, bergabung dengan kami."
Phuwin dan Louis sempat kebingungan sebentar sebelum kak Neo berjalan mendekat. Kak Neo langsung memperkenalkan Phuwin dan Louis sebagai temannya.
Untuk sesaat Phuwin tersenyum kaku, canggung saat namanya diperkenalkan oleh kak Neo.
Sebenarnya, Phuwin ingin langsung berjalan ke sisi lain pantai bersama Louis setelahnya, tapi kak Neo sudah menyeret sahabatnya itu lebih dulu, membuat Phuwin mau tidak mau jadi sendirian.
Phuwin jadi sedikit kesal.
Dilihatnya kak Drake yang sedang sibuk mondar-mandir memanggang daging bersama beberapa orang lain yang tidak Phuwin kenal.
"Kak Drake?"
"Eh, Phuwin, kenapa?"
"Kak Pond di mana?"
Drake melihat ke kanan kiri, berniat menunjukkan keberadaan Pond. Tapi dia baru ingat kalau Pond sudah agak lama pergi dan belum kembali.
"Oh iya, Pond sedang pergi dengan Mix membeli tambahan daging. Kebetulan yang datang malam ini di luar ekspektasi kami. Tunggu saja, dia akan segera kembali, kok."
Phuwin hanya mengangguk lemah, setengah putus asa. Ingin rasanya dia bergabung dengan Louis yang sedang diajari cara bermain ukulele oleh kak Neo, tapi suasana hatinya mendadak tidak baik. Biarlah mereka berdua melanjutkan pendekatan saja.
Phuwin berakhir berjalan di sepanjang pantai. Sesekali dia tertawa seorang diri saat melihat anak-anak kuliahan yang masih sibuk menari diiringi lagu dari ponsel mereka. Beberapa juga sedang main limbo. Sepertinya menyenangkan sekali.
Apakah menjadi anak kuliahan selalu semenyenangkan itu?
Begitu mendapatkan spot tepi pantai yang belum dikuasai orang lain, Phuwin mendudukkan diri.
Phuwin sudah pernah bilang kalau dia suka pada laut lepas, bukan? Maka dari itu dia duduk di sana sambil memandangi air yang kelihatan gelap.
Kepalanya dipenuhi banyak hal, hingga sulit sekali rasanya untuk berpikir jernih. Mungkin menatapi air yang tenang di hadapannya ini bisa membuat perasaannya membaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting • PondPhuwin ✅
Fiksi Penggemar[COMPLETE] Your dazzling smile melts the cold heart of mine. A Pondphuwin Fanfiction [Note: Hanya cerita random] Storyline©lullabyinthenight, 2021 ⚠️ Republish / edited version ⚠️